32
e. Pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio, tahapan ini meliputi
pengukuran kinerja portofolio dan pembandingan hasil pengukuran tersebut dengan kinerja portofolio lainnya melalui proses brenchmarking.
Proses brenchmarking ini biasanya dilakukan terhadap indeks portofolio pasar, untuk mengetahui seberapa baik kinerja portofolio yang telah
ditentukan dibandingkan dengan kinerja portofolio lainnya portofolio pasar.
Oleh karena penelitian bersifat terus-menerus maka apabila pengukuran dan evaluasi kinerja telah dilewati dan ternyata hasilnya kurang
baik, maka proses keputusan investasi harus dimulai lagi dari tahap pertama, demikian seterusnya hingga mencapai keputusan investasi yang paling
optimal.
B. Teori Portofolio
1. Pengertian Portofolio
Portofolio merupakan susunan aset finansial dalam investasi yang dilakukan oleh seorang investor melalui pasar modal.Penyusunan keputusan
investasi ke dalam berbagai instrumen investasi melahirkan portofolio investasi. Sedangkan yang dimaksud dengan divesifikasi instrumen dalam
33
portofolio adalah instrumen tidak berasal dari industri yang sama.
13
Portofolio adalah sekelompok instrumen investasi yang dipilih sebagai objek investasi
dari seorang investor atau sebuah perusahaan investasi.
14
Diversifikasi portofolio
dilakukan untuk
mengurangi risiko
fundamental.Risiko fundamental adalah risiko yang terkait dengan kesehatan keuangan dan
kemampuan perusahaan publik. Sedangkan risiko pasar adalah risiko yang terjadi di pasar yang besarnya akan sama terhadap semua sekuritas yang
diperdagangkan di bursa meliputi risiko nilai tukar rupiah terhadap valas, tingkat inflasi, tingkat bunga umum yang berlaku, kebijakan pemerintah di
bidang ekonomi dan moneter dan faktor makroekonomi lainnya. Risiko pasar ini tidak dapat diperkecil melalui diversifikasi.
15
Dalam pembentukan portofolio, investor menganut teori Pareto dimana 80 hasil investasi yang diperoleh berasal dari 20 emiten yang
ditransaksikan. 20 emiten yang dimaksud adalah emiten saham yang berasal dari indeks yang likuid yaitu Jakarta Islamic Index dan LQ45.
2. Faktor Penting dalam Evaluasi Kinerja Portofolio
Seperti layaknya evaluasi terhadap kinerja perusahaan, portofolio
13
Murdifin Haming dan Salim Basalamah, Studi Kelayakan Investasi: Proyek dan BisnisJakarta: Bumi Aksara, 2010, h.376.
14
Murdifin Haming dan Salim Basalamah, Studi Kelayakan Investasi: Proyek dan BisnisJakarta: Bumi Aksara, 2010, h. 377.
15
Murdifin Haming dan Salim Basalamah, Studi Kelayakan Investasi: Proyek dan BisnisJakarta: Bumi Aksara, 2010, h. 376.
34
yang telah dibentuk juga perlu dievaluasi kinerjanya. Evaluasi kinerja portofolio akan terkait dengan dua isu utama, yaitu: 1 mengevaluasi apakah
return yang telah dibentuk mampu memberikan return yang melebihi di atas return portofolio lainnya yang dijadikan patok duga benchmark, dan
2 mengevaluasi apakah return yang diperoleh sudah sesuai dengan tingkat risiko yang harus ditanggung.
16
Dalam mengevaluasi kinerja suatu portofolio ada beberapa faktor yang perlu di perhatikan, sebagai berikut:
17
a. Tingkat risiko, dalam mengevaluasi kinerja portofolio kita juga harus
memperhatikan apakah tingkat return portofolio yang diperoleh sudah cukup memadai untuk menutup risiko yang harus ditanggung. Dengan
kata lain, evaluasi kinerja portofolio harus didasarkan pada ukuran yang bersifat risk-adjusted. Ukuran kinerja portofolio yang bersifat risk-
adjusted berarti bahwa pengukuran kinerja portofolio tidak hanya dilihat dari besarnya return portofolio saja, tetapi juga harus memperhatikan
besarnya risiko yang harus ditanggung untuk memperoleh besarnya return tersebut.
b. Periode waktu.
c. Penggunaan patok duga benchmark yang sesuai, dalam melakukan
16
Eduardus Tandelilin, Portofolio dan Investasi: Praktik dan Aplikasi Yogyakarta: Kanisius, 2010, h. 488.
17
Eduardus Tandelilin, Portofolio dan Investasi: Praktik dan Aplikasi Yogyakarta: Kanisius, 2010, h.489.
35
evaluasi kinerja suatu portofolio, kita perlu membandingkan return portofolio tersebut dengan return yang bisa dihasilkan oleh alternatif
portofolio lain yang sebanding. d.
Tujuan investasi. 3.
Portofolio Pasar Portofolio pasar yaitu portofolio yang terdiri dari semua aset berisiko
dan juga merupakan portofolio optimal.Oleh karena portofolio pasar terdiri dari semua aset berisiko, maka portofolio tersebut merupakan portofolio yang
sudah terdiversifikasi dengan baik. Dengan demikian, risiko portofolio pasar hanya akan terdiri dari risiko sistematis saja, yaitu risiko yang tidak dapat
dihilangkan oleh diversifikasi. Risiko sistematis ini terkait dengan faktor- faktor ekonomi makro yang bisa mempengaruhi semua sekuritas yang ada.
Portofolio pasar seharusnnya meliputi semua aset berisiko yang ada, baik itu aset finansial obligasi, opsi, future, dan sebagainya maupun aset riil
emas, real estate.Tetapi dalam kenyataannya hal itu sulit dilakukan karena jumlahnya yang banyak sekali dan tidak mungkin diamati satu per satu.Untuk
itu, diperlukan suatu proksi portofolio pasar yang bisa diwakili oleh portofolio yang terdiri dari semua saham yang ada di pasar.Proksi ini bisa
diwakili oleh nilai indeks pasar, seperti Indeks Pasar Gabungan IHSG, ataupun LQ45, untuk kasus di Indonesia.untuk selanjutnya indeks pasar inilah
yang digunakan sebagai portofolio pasar. Portofolio tersebut merupakan
36
portofolio yang terdiri dari aset berisiko, dan risiko portofolio itu dapat diukur dengan menggunakan nilai deviasi standar dari rata-rata return pasar
σ
m
.
18
Oleh karena JII juga merupakan tolok ukur saham syariah maka indeks ini digunakan pula sebagai portofolio pasar dalam mengukur kinerja suatu
investasi pada saham berbasis syariah. Untuk
memperoleh nilai
return pasar
Rm digunakan
formulasiberikut ini:
19
Rm = IHSG
t
– IHSG
t-1
IHSG
t-1
1 atau
Rm = IHSG
t
– IHSG
t-1
2 Dimana:
Rm = Return Pasar
IHSG
t
= Indeks Harga Saham Gabungan pada waktu t IHSG
t-1
= Indeks Harga Saham Gabungan pada waktu sebelumnya Persamaan 1 menyatakan Rm dalam persen, sedangkan persamaan
2 menyatakan Rm menurut nilai absolutnya. 4.
Menghitung Return dan Risiko Portofolio Pergerakan harga saham merupakan sesuatu yang dinamis,
perubahannya dipengaruhi oleh banyak faktor internal maupun eksternal.
18
Eduardus Tandelilin, Portofolio dan Investasi: Praktik dan Aplikasi Yogyakarta: Kanisius, 2010, h. 190.
19
Murdifin Haming dan Salim Basalamah, Studi Kelayakan Investasi: Proyek dan Bisnis Jakarta: Bumi Aksara, 2010, h. 392.
37
Kemampuan dalam memilih waktu yang tepat, baik berpengaruh terhadap keuntungan yang akan diperoleh. Prinsip dasar dari transaksi perdagangan
yang menguntungkan ialah membeli pada harga yang rendah dan menjual saham tentunya sangat berpengaruh terhadap keuntungan yang akan
diperoleh. Oleh karena banyak faktor yang mempengaruhi harga saham, maka tentunya sulit untuk menilai apakah harga saham saat ini rendah atau
tinggi, terutama untuk memprediksi harga pada waktu yang akan datang.
20
Untuk itu perhitungan tingkat keuntungan return yang diharapkan dari suatu portofolio merupakan nilai rata-rata tertimbang dari tingkat keuntungan yang
diharapkan dari masing-masing sekuritas pembentuk portofolio tersebut. Dalam sebuah literatur untuk menghitung return aktual digunakan rumus:
R
i,t
= Ln P
i.t+1
P
t-1 21
Dimana R
i,t
adalah return aktual, P
i.t+1
adalah harga saham hari ini, dan P
t-1
adalah harga saham hari kemarin. Untuk menghitung rata-rata return atau return yang diharapkan adalah dengan menjumlahkan seluruh return dibagi
banyaknya periode. Rumus untuk menghitung rata-rata return adalah:
22
X = ΣXn
Dimana X adalah rata-rata return atau return yang diharapkan, ΣX
20
Abdul Hamid, Pasar Modal Syariah Jakarta: Lemlit UIN Jakarta, 2009, h.5.
21
Suad Husnan, Teori Portofolio dan analisis sekuritas, cet ke-2 Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN, 2001,h. 54.
22
Eduardus Tandelilin, Portofolio dan Investasi: Praktik dan Aplikasi Yogyakarta: Kanisius, 2010, h. 107.
38
adalah jumlah nilai return selama satu periode dan n adalah jumlah observasi. Risiko sering diasosiasikan dengan variabilitas atau disperse. Jika
return suatu aset tidak mempunyai variabilitas, maka aset tersebut dikatakan tidak mempunyai risiko.
23
Pengukur variabilitas return yang paling umum digunakan adalah varians variance dan deviasi standar standar deviation.
Keduanya mengukur seberapa jauh return aktual berbeda dengan rata-rata return. Varians mengukur rata-rata selisih kuadrat antara return-return aktual
dan rata-rata return . Varian σ
2
dihitung dengan rumus sebagai berikut
24
: σ
2 j
= Σ R
jt
–R
j 2
n-1 Dimana σ
2 j
adalah varians portofolio, R
jt
adalah return aktual, R
j
adalah return rata-rata portofolio atau return yang diharapkan dan n-1 adalah jumlah observasi -
1. Akar pangkat dua dari varians adalah deviasi standar, σ. Deviasi standar lebih dapat diinterpretasikan dibanding dengan varians karena
varians diukur dalam persentase kuadrat. Deviasi standar, σ, dihitung dengan rumus sebagai berikut
25
: σ
= �
2
Dimana σ adalah standar deviasi dan σ
2
adalah varians portofolio.
23
Eduardus Tandelilin, Portofolio dan Investasi: Praktik dan Aplikasi Yogyakarta: Kanisius, 2010, h. 54.
24
Eduardus Tandelilin, Portofolio dan Investasi: Praktik dan Aplikasi Yogyakarta: Kanisius, 2010, h.55.
25
Eduardus Tandelilin, Portofolio dan Investasi: Praktik dan Aplikasi Yogyakarta: Kanisius, 2010, h. 56.
39
5. Beta Portofolio
T Farida Rachmayanti dalam penelitiannya menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan beta investasi adalah kepekaan tingkat keuntungan terhadap
perubahan-perubahan pasar dan merupakan alat ukur risiko pasar pada portofolio yang tidak dapat didiversifikasi.Beta portofolio merupakan rata-
rata tertimbang dari beta saham-saham yang membentuk portofolio tersebut.
26
Risiko yang tidak dapat dihilangkan kalau kita membentuk portofolio yang terdiri dari sekuritas yang makin banyak, merupakan risiko
yang berkaitan dengan β
p. 27
Rumus beta portofolio adalah: βi
= σ
im
σ
2 m
Dimana βi adalah beta portofolio, σ
im
adalah kovarian sekuritas, dan σ
2 m
adalah varians pasar. Beta merupakan ukuran risiko sistematis suatu sistematis suatu sekuritas yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan
diversifikasi. Beta menunjukkan sensitivitas return sekuritas terhadap perubahan return pasar. Semakin tinggi beta suatu sekuritas maka semakin
sensitif sekuritas tersebut terhadap perubahan pasar. Sebagai ukuran sensitivitas return saham, beta juga dapat digunakan untuk membandingkan
risiko sistematis antara satu saham dengan saham yang lain.
28
26
Suad Husnan, Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, cet ke-2 Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN, 2001, h.106.
27
Eduardus Tandelilin, Portofolio dan Investasi: Praktik dan Aplikasi Yogyakarta: Kanisius, 2010, h. 195.
28
Eduardus Tandelilin, Portofolio dan Investasi: Praktik dan Aplikasi Yogyakarta: Kanisius, 2010, h. 196.
40
C. Pengukuran Kinerja Portofolio