BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Partisipasi Masyarakat
Sajogyo dalam Langkap 2002, partisipasi adalah adanya proses dari
sejumlah pelaku bermitra, yang mempunyai pengaruh dan membagi wewenang didalam prakarsa pembangunan termasuk dalam mengambil keputusan atas sumber
daya. Artinya pembangunan partisipasi mencapai puncaknya dalam upaya pemberdayaan. Pembangunan partisipatoris mengidentifikasikan dua perspektif yaitu
pertama melibatkan masyarakat setempat dalam pemilihan, perancangan, perencanaan dan pelaksanaan program atau proyek yang mewarnai hidup mereka,
pola sikap, pola berpikir serta nilai dan pengetahuannya ikut dipertimbangkan. Kedua membuat umpan balik yang pada hekekatnya bagian dari kegiatan pembangunan.
2.2. Konsep Partisipasi Masyarakat
Partisipasi masyarakat merupakan sesuatu yang harus ditumbuh kembangkan dalam proses pembangunan, namun di dalam prakteknya tidak selalu diupayakan
sungguh-sungguh Slamet, 2003. Hal ini disebabkan kurangnya kesempatan yang diberikan kepada masyarakat, adanya perbedaan status dan lain-lain Siswono, 2004.
Conyers dalam Soetomo 2006, mengemukakan bahwa partisipasi masyarakat adalah keikutsertaan masyarakat secara sukarela yang didasari oleh
determinan dan kesadaran diri masyarakat itu sendiri dalam program pembangunan.
Emmylia Manalu : Determinan Partisipasi Keluarga Dalam Tindakan Pencegahan Demam Berdarah Dengue Di Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru Tahun 2009, 2009
USU Repository © 2008
Sutton dan Kolaja dalam Notoatmodjo 2005, membagi peran dalam partisipasi program menjadi tiga, yaitu:
1. Pelaku adalah pihak yang mengambil peran dan tindakan yang aktif dalam
program. 2.
Penerima adalah pihak yang nantinya akan menerima manfaat dari program yang dijalankan.
3. Publik adalah pihak yang tidak terlibat secara langsung dalam pelaksanaan
program, tetapi dapat membantu pihak pelaku. Pemberdayaan merupakan syarat bagi terciptanya suatu partisipasi dalam
masyarakat. Belum adanya partisipasi aktif dalam masyarakat untuk menciptakan kondisi yang kondusif pada proses pembangunan, ini berarti belum berdayanya
sebagian masyarakat. Keberdayaan menjadi syarat untuk berpartisipasi, karena sesuatu yang sulit bagi masyarakat ketika mereka berpartisipasi namun tidak
mempunyai pengetahuan yang cukup untuk mendukung proses pembangunan.
2.3. Partisipasi Masyarakat dalam Bidang Kesehatan