Kemampuan untuk Berpartisipasi Kemauan untuk Berpartisipasi

harus dijelaskan tentang hak dan kewajiban setiap warga masyarakat pada bagian apa mereka diharapkan berpartisipasi, dan apa bentuk partisipasi yang diharapkan tenaga, uang, pikiran, dan lain-lain dari masyarakat. Pemberian kesempatan berpartisipasi pada masyarakat, bukanlah sekedar pemberian kesempatan untuk terlibat dalam pelaksanaan kegiatan agar mereka tidak melakukan tindakan yang akan menghambat atau menganggu tercapainya tujuan pembangunan. Pemberian kesempatan berpartisipasi harus dilandasi oleh pemahaman bahwa masyarakat setempat layak diberi kesempatan, karena di samping memiliki kemampuan yang diperlukan, sebagai warga negara, mereka juga punya hak untuk berpartisipasi dan memanfaatkan setiap kesempatan membangun bagi perbaikan mutu hidupnya Slamet, 2003.

2.5.2. Kemampuan untuk Berpartisipasi

Menurut Robbin dalam Makmur 2008, kemampuan adalah suatu kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan. Diharapkan dengan meningkatnya kemampuan masyarakat baik secara intelektual dan fisik, masyarakat akan memberikan kontribusi secara maksimal terhadap penyelenggaraan program pemberantasan DBD. Kesediaan seseorang untuk berpartisipasi merupakan tanda adanya kemampuannya untuk berkembang secara mandiri.

2.5.3. Kemauan untuk Berpartisipasi

Slamet 2003, menyatakan kemauan untuk berpartisipasi merupakan kunci utama untuk tumbuh dan berkembangnya partisipasi masyarakat. Sebab, kesempatan Emmylia Manalu : Determinan Partisipasi Keluarga Dalam Tindakan Pencegahan Demam Berdarah Dengue Di Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru Tahun 2009, 2009 USU Repository © 2008 yang cukup belum merupakan jaminan bagi tumbuh dan berkembangnya partisipasi masyarakat, jika mereka sendiri tidak memiliki kemauan untuk turut membangun. Kemauan untuk membangun ini, ditentukan oleh sikap mental yang dimiliki masyarakat, yang menyangkut: 1. Sikap untuk meningkatkan nilai-nilai yang menghambat pembangunan. 2. Sikap terhadap penguasa atau pelaksana pembangunan pada umumnya. 3. Sikap untuk selalu ingin memperbaiki mutu hidup dan tidak cepat puas diri. 4. Sikap kebersamaan untuk dapat memecahkan masalah, dan tercapainya tujuan pembangunan. 5. Sikap kemandirian atau percaya diri atas kemampuannya untuk memperbaiki mutu hidupnya. Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap stimulasi atau objek. Sikap juga menggambarkan suka atau tidak suka, setuju atau tidak setujunya seseorang terhadap semua objek dan sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau dari orang lain. Sikap cenderung memberikan pendapat, penelitian terhadap suatu hal Azwar, 2005. Sikap tersebut mempunyai 3 komponen pokok, yaitu: 1. Kepercayaan keyakinan, ide dan konsep suatu objek. 2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek. 3. Kecenderungan untuk bertindak. Emmylia Manalu : Determinan Partisipasi Keluarga Dalam Tindakan Pencegahan Demam Berdarah Dengue Di Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru Tahun 2009, 2009 USU Repository © 2008 Ketiga komponen tersebut secara bersama membentuk sikap yang utuh. Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, berpikir, keyakinan dan emosi memegang peranan penting.

2.6. Penyakit Demam Berdarah Dengue DBD