Perilaku Nyamuk Aedes aegypti Tempat Potensial Bagi Penularan DBD

Ketiga komponen tersebut secara bersama membentuk sikap yang utuh. Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, berpikir, keyakinan dan emosi memegang peranan penting.

2.6. Penyakit Demam Berdarah Dengue DBD

DBD atau Dengue Haemorrhagic Fever DHF di dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 581MENKESSKVII1992 tentang Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah Dengue didefinisikan sebagai berikut: penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes terutama Aedes aegypti yang ditandai dengan demam mendadak 2 sampai 7 hari tanpa penyebab yang jelas, lemahlesu, gelisah, nyeri ulu hati, disertai tanda pendarahan di kulit berupa bintik perdarahan. Kadang-kadang mimisan, berak darah, muntah darah, kesadaran menurun atau shock Depkes RI, 2007. Ada tiga faktor yang memegang peranan penting pada penularan penyakit DBD, yaitu manusia, virus dan vektor perantara. Virus dengue ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang infeksius dan nyamuk Aedes aegypti dapat mengandung virus dengue pada saat menggigit manusia yang sedang mengalami viraemia Depkes RI, 2005.

2.6.1. Perilaku Nyamuk Aedes aegypti

Biasanya nyamuk Aedes aegypti mencari mangsanya pada siang hari. Aktivitas mengigit biasanya mulai pagi sampai petang hari, dengan dua puncak aktivitas antara pukul 09.00-10.00 dan 16.00-17.00. Tidak seperti nyamuk lain, Emmylia Manalu : Determinan Partisipasi Keluarga Dalam Tindakan Pencegahan Demam Berdarah Dengue Di Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru Tahun 2009, 2009 USU Repository © 2008 nyamuk Aedes aegypti mempunyai kebiasaan menghisap darah berulang kali untuk memenuhi lambungnya dengan darah sehingga nyamuk ini sangat efektif sebagai penular penyakit. Setelah menghisap darah, nyamuk ini hinggap beristirahat di dalam atau kadang-kadang di luar rumah berdekatan dengan tempat perkembangbiakannya. Biasanya di tempat yang agak gelap dan lembab. Di tempat- tempat ini nyamuk menunggu proses pematangan telurnya Hadinegoro, 2005. Setelah beristirahat dan proses pematangan telur selesai, nyamuk betina Aedes aegypti akan meletakkan telurnya di dinding tempat perkembangbiakannya, sedikit di atas permukaan air. Pada umumnya telur akan menetes menjadi jentik dalam waktu 2 hari setelah telur terendam air. Stadium jentik biasanya berlangsung 6-8 hari, dan pertumbuhan dari telur menjadi nyamuk dewasa selama 9-10 hari. Umumnya nyamuk betina dapat mencapai 2-3 bulan. Setiap bertelur nyamuk betina dapat mengeluarkan telur sebanyak 100 butir. Telur itu di tempat yang kering tanpa air dapat bertahan berbulan-bulan pada suhu -2 o C -42 o C, dan bila tempat-tempat tersebut kemudian tergenang air atau kelembabannya maka telur dapat menetes lebih cepat Depkes RI, 2005.

2.6.2. Tempat Potensial Bagi Penularan DBD

Penularan DBD dapat terjadi di semua tempat yang terdapat nyamuk penularnya, antara lain: 1. Wilayah yang banyak kasus endemis. Emmylia Manalu : Determinan Partisipasi Keluarga Dalam Tindakan Pencegahan Demam Berdarah Dengue Di Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru Tahun 2009, 2009 USU Repository © 2008 2. Tempat-tempat umum yang merupakan tempat berkumpulnya orang-orang yang datang dari berbagai wilayah, sehingga kemungkinan terjadinya pertukaran beberapa tipe virus dengue cukup besar. Tempat-tempat tersebut antara lain sekolah, rumah sakit, pertokoan dll. 3. Pemukiman baru di pinggir kota. Karena di lokasi ini penduduknya berasal dari berbagai wilayah, maka kemungkinan diantaranya terdapat penderita atau carier yang membawa virus dengue yang berlainan dari masing-masing lokasi asal Depkes RI, 2005.

2.6.3. Penyebaran Nyamuk Aedes aegypti