Pengaruh Determinan Keluarga terhadap Tindakan Pencegahan DBD Pengaruh Kesempatan untuk Berpartisipasi terhadap Tindakan

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Pengaruh Determinan Keluarga terhadap Tindakan Pencegahan DBD

Setelah melakukan uji statistik dengan menggunakan uji regresi logistik ganda diperoleh hasil adanya pengaruh determinan keluarga kesempatan untuk berpartisipasi, kemampuan untuk berpartisipasi terhadap tindakan pencegahan penyakit DBD. Selain itu, ditemukan juga bahwa tidak terdapat pengaruh kemauan untuk berpartisipasi dengan tindakan pencegahan penyakit DBD.

a. Pengaruh Kesempatan untuk Berpartisipasi terhadap Tindakan

Pencegahan Penyakit DBD Kesempatan merupakan peluang atau keleluasaan seseorang untuk ikut serta dalam melakukan berbagai kegiatan. Mardikanto 2003, menyatakan banyak program pembangunan yang kurang memperoleh partisipasi dari masyarakat karena kurangnya kesempatan yang diberikan kepada masyarakat untuk berpartisipasi, di mana partispasi masyarakat sering tidak nampak karena mereka merasa tidak diberi kesempatan untuk berpartisipasi atau dibenarkan berpartisipasi, khususnya yang menyangkut pengambilan keputusan dalam perencanaan pembangunan, pemantauan dan evaluasi, serta pemanfaatan pembangunan yang akan dicapai. Oleh karena itu harus dijelaskan segala hak dan kewajiban setiap warga masyarakat pada bagian kegiatan apa mereka diharapkan berpartisipasi, dan apa bentuk partisipasinya yang diharapkan dari masyarakat. Emmylia Manalu : Determinan Partisipasi Keluarga Dalam Tindakan Pencegahan Demam Berdarah Dengue Di Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru Tahun 2009, 2009 USU Repository © 2008 Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesempatan keluarga untuk berpartisipasi berpengaruh terhadap tindakan pencegahan penyakit DBD p0,05. Menurut Slamet, H.R.M 2003, tindakan seseorang dalam proses pembangunan dalam berbagai sektor sangat dipengaruhi oleh besar kesempatan yang diberikan kepada masyarakat. Munculnya tindakan dalam partisipasi dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu: pertama, adanya kesempatan untuk berpartisipasi dalam pembangunan; kedua, adanya kemampuan untuk memanfaatkan kesempatan itu; dan ketiga, adanya kemauan untuk berpartisipasi. Namun, kenyataan yang terjadi adalah minimnya kesempatan yang diberikan pemerintah kepada masyarakat dalam hal partisipasi dalam penanggulangan penyakit DBD. Kenyataan di lapangan, program pemberantasan DBD kurang memperoleh partisipasi masyarakat khususnya keluarga, karena kurangnya kesempatan yang diberikan kepada masyarakat. Di lain pihak, juga dirasakan kurangnya informasi yang disampaikan kepada masyarakat mengenai kapan, dan dalam bentuk apa mereka dapat untuk berpartisipasi dalam pemberantasan DBD Depkes, 2007. Kesempatan dalam upaya penanggulangan penyakit DBD banyak bentuknya, antar lain: kesempatan dalam proses analisa situasi dan lingkungan, perencanaan, sampai pada tindakan pemberantasan sarang nyamuk. Namun, sering sekali masyarakat hanya dijadikan sebagai objek bukan subjek dalam sebuah pelaksanaan program kesehatan. Hal inilah yang menjadi pemicu rendahnya tingkat partisipasi masyarakat terhadap tindakan pencegahan penyakit DBD Depkes, 2007. Emmylia Manalu : Determinan Partisipasi Keluarga Dalam Tindakan Pencegahan Demam Berdarah Dengue Di Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru Tahun 2009, 2009 USU Repository © 2008 Ditjen PP PL Depkes RI 2005, mengemukakan bahwa pelaksanaan program pencegahan penyakit DBD seharusnya melibatkan masyarakat, sehingga dengan adanya keterlibatan masyarakat dalam tim pelaksanaan kegiatan akan dapat menggerakkan masyarakat lainnya untuk melakukan pencegahan terhadap penyakit DBD. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Diana 1998 di Kelurahan Mampang Prapatan Jakarta, yang menyatakan bahwa keterlibatan ibu- ibu dalam perencanaan dan pelaksanaan program merupakan hal yang positip, karena para warga sendirilah yang paling mengetahui lingkungan di mana mereka tinggal, sedangkan para pelaksana program di lapangan pada kenyataannya belum mampu melaksanakan pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD. Untuk itu, peran pemerintah untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan penyakit DBD sangat dibutuhkan. Hendaknya pemerintah, melalui petugas kesehatan, memberikan informasi kepada masyarakat tentang cara-cara pencegahan penyakit DBD pada saat datang ke rumah penduduk untuk melakukan pengasapan fogging dan pemantauan jentik berkala PJB. Dengan demikian, masyarakat tidak kekurangan informasi dari petugas kesehatan tentang cara pencegahan penyakit DBD yang sebenarnya.

b. Pengaruh Kemampuan untuk Berpartisipasi terhadap Tindakan