20 metode permainan Beach Ball bertujuan untuk meningkatkan partisipasi siswa
dalam berbicara dan mencegah siswa tertentu memonopoli pembicaraan.
Model pembelajaran kooperatif Beach Ball Group Investigations terdiri dari 6 tahapan, yaitu: 1 Berbagi Informasi mengenai subtema yang akan dipilih
menjadi topik penelitian, 2 Melakukan perencanaan mengenai penelitian sesuai dengan topik kelompok, 3 Melakukan investigasi sesuai dengan rencana
penelitian, 4 Mendiskusikan dan mempersentasikan hasil penelitian kelompok, 5 Mengeluarkan bola sebagai tanda kesempatan berbicara 6 evaluasi berupa
lembar penilaian pengamatan keterampilan sosial dan tes menggunakan soal pilihan jamak. Melalui Model
pembelajaran kooperatif Beach Ball Group Investigations sebagai pembelajaran dalam pelajaran Ekonomi diharapkan akan
terciptanya berbagai hal yang positif di lingkungan sekolah, diantaranya yaitu. 1.
Mempermudah guru dalam melaksanakan pembelajaran. 2.
Siswa dapat belajar secara menyenangkan karena ada unsur permainan. 3.
Menjadikan siswa yang pasif menjadi aktif dalam pembelajaran. 4.
Siswa dapat berdiskusi untuk menyelesaikan suatu masalah. 5.
Waktu yang dibutuhkan sangat efesien.
1.8.1 Pentingnya Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif Beach Ball
Group Investigations
Melalui pengembangan Model pembelajaran kooperatif Beach Ball Group Investigations, akan membantu guru pendidikan Ekonomi dalam melaksanakan
pembelajaran secara efektif dan efisien sebagai model pegangan guru untuk mempermudah dalam pembelajaran, khususnya pembelajaran Ekonomi.
21
II. LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR, PENELITIAN YANG RELEVAN DAN HIPOTESIS
2.1 Teori Pembelajaran 2.1.1 Belajar dan Pembelajaran
Belajar merupakan suatu proses yang diikuti dengan adanya perubahan pada diri seseorang, hal ini disebabkan oleh adanya pengalaman. Selain itu belajar
merupakan hal yang komplek, karena di dalamnya terjadi interaksi antara peserta didik dan guru. Peserta didik yang belajar diharapkan dapat mengalami perubahan
dalam hal pengetahuan, pemahaman, sikap, tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada invidu dan
perubahan-perubahan tersebut sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.
Belajar secara umum diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan
tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir. Manusia banyak belajar sejak lahir dan bahkan ada yang berpendapat sebelum lahir, antara belajar dan
perkembangan sangat erat kaitannya Trianto, 2012: 16.
22 Belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang agar memiliki kompetensi
berupa keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan. Belajar juga dapat dipandang sebagai sebuah proses elaborasi dalam upaya pencarian makna yang
dilakukan oleh individu. Proses belajar pada dasarnya dilakukan untuk meningkatkan kemampuan atau kompetensi personal Pribadi , 2010: 6.
Menurut Anthony Robbins dalam Trianto 2012: 15, belajar adalah sebagai suatu proses menciptakan hubungan antara sesuatu pengetahuan yang sudah dipahami
dan sesuatu pengetahuan yang baru. Dari definisi ini dimensi belajar memuat beberapa unsur, yaitu: 1 penciptaan hubungan; 2 sesuatu hal pengetahuan
yang sudah dipahami; 3 sesuatu pengetahuan yang baru.
Belajar juga membutuhkan manipulasi aktif terhadap bahan ajar yang akan dipelajari dan tidak bisa terjadi secara pasif. Pada bagian ini yang terpenting
adalah bagaimana cara membantu pelajar untuk belajar, yang berarti
mengidentikasi cara-cara membantu pelajar membangun pengetahuannya. Untuk itu, dalam setiap proses pembelajaran, siswa dituntut untuk bisa berperan secara
aktif dan bisa mengkonstruksi pengetahuannya dengan mengkaitkan berbagai sumber belajar termasuk media pembelajaran. Sebaliknya, jika dalam proses
pembelajaran siswa berperan secara pasif, siswa hanya dapat menerima ormasi- informasi secara sepihak, sehingga informasi-informasi tersebut tidak bisa
disimpan dalam memori otaknya secara permanen atau bersifat labil dan mudah dilupakan.