Model Pembelajaran Kooperatif Model Pembelajaran

68 melakukan tindakan, apakah memodifikasi atau mengganti gaya interaksi siswa agar hasil pembelajaran dapat tercapai. Proses di dalam kelompok sangat dipengaruhi oleh karakteristik siswa dalam kelas tersebut. Menurut Sani, 2013: 131 menyatakan bahwa tujuan pembelajaran kooperatif adalah melatihkan keterampilan sosial seperti tenggang rasa, bersikap sopan terhadap teman, mengkritik ide orang lain, berani mempertahankan pikiran yang logis dan berbagai keterampilan yang bermanfaat untuk menjalin hubungan interpersonal. Pembelajaran kooperatif memiliki karakteristik atau ciri-ciri sebagai berikut: 1 pembelajaran secara tim, 2 didasarkan pada manajemen kooperatif, 3 kemauan untuk bekerja sama dan 4 keterampilan bekerja sama. Adapun langkah-langkah model pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut. 1. Tahap 1: Menyampaikan Tujuan dan Memotivasi Siswa 2. Tahap 2: Menyajikan Informasi 3. Tahap3:Mengorganisasikan Siswa ke dalam Kelompok-kelompok Belajar 4. Tahap 4: Membembing Kelompok Bekerja dan Belajar 5. Tahap 5 : Evaluasi 6. Tahap 6 : Memberikan Penghargaan Rusman, 2011: 211. Konsekuensi positif dari pembelajaran ini adalah siswa diberi kebebasan untuk terlibat secara aktif dalam kelompok mereka. Dalam lingkungan pembelajaran kooperatif, siswa harus menjadi partisipan aktif dan melalui kelompoknya, dapat membangun komunitas pembelajaran learning community yang saling membantu antar satu sama lain Huda, 2014: 33. Pembelajaran kooperatif dapat dikatakan berhasil jika peserta didik dapat mencapai tujuan mereka dengan saling membantu. Setiap peserta didik memiliki andil dalam menyumbang pencapaian tujuan. Tujuan pembelajaran kooperatif 69 yang perlu dicapai adalah penguasaan pengetahuan akademik, penerimaan terhadap keragaman dan pengembangan keterampilan sosial Sani, 2013: 132. Berdasarkan beberapa penjelasan tersebut, dapat disimpulkan pembelajaran cooperative mewadahi bagaimana siswa dapat bekerja sama dalam kelompok, tujuan kelompok adalah tujuan bersama. Situasi kooperatif merupakan bagian dari siswa untuk mencapai tujuan kelompok, siswa harus merasakan bahwa mereka akan mencapai tujuan, maka siswa lain dalam kelompoknya memiliki kebersamaan, artinya tiap anggota kelompok bersikap kooperatif dengan sesama anggota kelompoknya. Pembelajaran kooperatif dapat dikatakan berhasil jika peserta didik dapat mencapai tujuan mereka dengan saling membantu. Setiap peserta didik memiliki andil dalam menyumbang pencapaian tujuan. Tujuan pembelajaran kooperatif yang perlu dicapai adalah penguasaan pengetahuan akademik, penerimaan terhadap keragaman dan pengembangan keterampilan sosial

2.8 Model Pembelajaraan Kooperatif Group Investigations GI

2.8.1 Konsep Model Pembelajaraan Kooperatif Group Investigations

“Group Investigations memiliki akar filosofis, etis, psikologis penulisan sejak awal tahun abad ini. Yang paling terkenal di antara tokoh-tokoh terkemuka dari orientasi pendidikan adalah John Dewey. Pandangan Dewey terhadap kooperatif di dalam kelas sebagai sebuah prasyarat untuk bisa menghadapi berbagai masalah kehidupan yang demokrasi. kelas adalah sebuah tempat kreatifitas kooperatif di mana guru dan murid membangun proses pembelajaran yang didasarkan pada perencanaan mutual dari berbagai pengalaman, kapasitas, dan kebutuhan masing-masing. pihak yang belajar adalah partisipan aktif dalam segala aspek kehidupan sekolah, membuat keputusan yang menentukan tujuan terhadap apa yang mereka kerjakan. Kelompok dijadikan sebagai sarana sosial dalam proses ini. Rencana kelompok adalah satu metode untuk mendorong keterlibatan maksimal para siswa Slavin, 2005: 214-215.” 70 Model ini dikembangkan berdasarkan metode yang dikembangkan oleh Sharan dan Lazarowitz, yang fokus pada upaya penyelesaian masalah secara kelompok. peserta didik memperoleh informasi, menganalisis informasi, memberikan ide, dan secara bersama menyelesaikan masalah atau produk. Produk yang dihasilkan oleh suatu kelompok mungkin berbeda dengan kelompok yang lain Sani, 2013: 138. “Sebuah model investigasi-kooperatif dari pembelajaran di kelas diperoleh dari premis bahwa baik domain sosial maupun intelektual proses pembelajaran sekolah melibatkan nilai-nilai yang didukungnya. GI tidak dapat diimplementasikan dalam lingkungan pendidikan yang tidak mendukung dialog interpersonal atau yang tidak memperhatikan dimensi rasa sosial dari pembelajaran di dalam kelas. Komunikasi dan interaksi kooperatif di antara teman sekelas dan sikap-sikap kooperatif bisa terus bertahan. aspek rasa sosial dari kelompok, pertukaran intelektualnya dan maksud dari subjek yang berkaitan dengannya dapat bertindak sebagai sumber-sumber penting Slavin, 2005: 215.” Group Investigations merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi informasi pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet. Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Model Group Investigations dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berpikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran. 71 Guru lebih berperan sebagai konselor, konsultan, sumber kritik yang konstruktif. Peran tersebut ditampilkan dalam proses pemecahan masalah, pengelolaan kelas, dan pemaknaan perseorangan. Peranan guru terkait dengan proses pemecahan masalah berkenaan dengan kemampuan meneliti apa hakikat dan fokus masalah. Pengelolaan ditampilkan berkenaan dengan kiat menentukan informasi yang diperlukan dan pengorganisasian kelompok untuk memperoleh informasi tersebut. Pemaknaan perseorangan berkenaan dengan inferensi yang diorganisasi oleh kelompok dan bagaimana membedakan kemampuan perseorangan. Sarana pendukung model pembelajaran ini adalah: lembaran kerja siswa; bahan ajar; panduan bahan ajar untuk siswa dan untuk guru; peralatan penelitian yang sesuai; meja dan kursi yang mudah dimobilisasi atau ruangan kelas yang sudah ditata untuk itu. Slavin 2005: 215-218 mengemukakan hal penting untuk melakukan model Group Investigations adalah sebagai berikut. 1. Membutuhkan Kemampuan Kelompok Di dalam mengerjakan setiap tugas, setiap anggota kelompok harus mendapat kesempatan memberikan kontribusi. Dalam penyelidikan, siswa dapat mencari informasi dari berbagai informasi dari dalam maupun di luar kelas.kemudian siswa mengumpulkan informasi yang diberikan dari setiap anggota untuk mengerjakan lembar kerja.

2. Rencana Kooperatif Siswa bersama-sama menyelidiki masalah mereka, sumber mana yang

mereka butuhkan, siapa yang melakukan apa, dan bagaimana mereka akan mempresentasikan proyek mereka di dalam kelas.

3. Peran Guru Guru menyediakan sumber dan fasilitator. Guru memutar diantara kelompok-

kelompok memperhatikan siswa mengatur pekerjaan dan membantu siswa mengatur pekerjaannya dan membantu jika siswa menemukan kesulitan dalam interaksi kelompok. 72 Para guru yang menggunakan metode Group Investigations umumnya membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5 sampai 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen, Trianto, 2012: 59. Pembagian kelompok dapat juga didasarkan atas kesenangan berteman atau kesamaan minat terhadap suatu topik tertentu. Selanjutnya siswa memilih topik untuk diselidiki, melakukan penyelidikan yang mendalam atas topik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan mempresentasikan laporannya di depan kelas. Berdasarkan beberapa penjelasan tersebut, dapat disimpulkan Group Investigations merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi informasi pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet. Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok.

2.8. 2 Langkah-langkah penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Group

Investigation Menurut Joyce dan Weil dalam Sani 2013: 105-106 , Model Pembelajaran Investigasi Kelompok sebagai berikut.

1. Sintaks.

• Fase 1 : dihadapkan dengan situasi atau sebuah teka-teki direncanakan maupun tidak direncanakan • Fase 2 : eksplorasi reaksi terhadap situasi