8
Emas Rakyat Illegal di Desa Hutabargot Nauli, Kecamatan Hutabargot, Kabupaten Mandailing Natal”.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah merupakan suatu bahan dalam kegiatan penelitian, umumnya penelitian ini dibuat untuk merumuskan masalah-masalah yang di teliti
berdasarkan hasil paparan dilatar belakang dan uraian diatas. Dalam rangka melakukan penelitin perumusan masalah merupakan suatu langkah yang penting
dalam menetapkan kajian dan membatasi masalah yang akan diteliti. Masalah merupakan objek kajian dalam penlitian. Berdasarkan hal tersebut diatas, penulis
dapat merumuskan batasan masalah sebagai berikut :“ Bagaimana Gambaran Kondisi Sosial dan Ekonomi Keluarga Penambang Emas di Tambang Emas
Rakyat Illegal di Desa Hutabargot Nauli, Kecamatan Hutabargot, Kabupaten Mandailing Natal ”.
1.3 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi sosial dan ekonomi keluarga penambang emas di tambang emas rakyat illegal di Desa
Hutabargot Nauli, Kecamatan Hutabargot, Kabupaten Mandailing Natal.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini di harapkan : 1.
Menjadi suatu bahan dalam pengembangan konsep dan teori-teori yang berguna dan berkaitan dengan penambangan emas dan dan masalah-masalah
yang ada.
9
2. Menjadi masukan bagi Pemerintah dan instantsi swasta yang terkait dalam
pengambilan kebijakan dan pemerhatian terhadap masalah-masalah penambang emas yang berada di Desa Hutabargot Nauli, Kecamatan
Hutabargot, Kabupaten Mandailing Natal. 3.
Dapat berguna menjadi suatu bahan pertimbangan dan referensi bagi seluruh civitas akademika dan penambang emas yang berada di Desa Hutabargot
Nauli, Kecamatan Hutabargot, Kabupaten Mandailing Natal.
1.4 Sistematika Penulisan
Adapun urutan susunan sistematika dalam penulisannya adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar Belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi uraian dan teori-teori yang berkaitan dengan masalah objek
yang diteliti, kerangka Penelitian, hipotesa, defenisi konsep, dan defenisi operasional.
BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang tipe penelitian, lokasi penelitian, populasi dan
sample, teknik pengumpulan data, serta teknik analisa data. BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Bab ini berisi tentang sejarah geografis dan gambaran umum lokasi penelitian yang terkait dengan masalah objek yang diteliti.
BAB V ANALISIS DATA
10
Bab ini berisi tentang uraian data yang diperoleh dalam penelitian beserta analisisnya.
BAB VI PENUTUP Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan saran atas
penelitian yang dilakukan.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sosial dan Ekonomi 2.1.1. Pengertian Sosial dan Ekonomi
Pengertian sosial ekonomi sangat jarang dibahas secara bersamaan. Pengertian sosial ekonomi sering di bahas secara terpisah. Pengertian sosial dalam
ilmu sosial menunjukkan pada objeknya yaitu masyarakat. Sedangkan pada departemen sosial menunjukkan bahwa sosial merupakan kegiatan yang di
tujukan untuk mengatasi persoalan-persoalan yang dihadapi oleh masyarakat dalam bidang kesejahteraan yang ruang pekerjaan dan kesejahteraan sosial.
Menurut kamus Bahasa Indonesia, kata sosial berarti segala sesuatu yang berkenaan dengan masayarakat KBBI, 1996 : 958 . Sedangkan pendekatan
epistimologisnya menjelaskan tentang dasar-dasar pengetahuan dalam konteks pendefenisian. Sosiologi menurut Roucek dan Warren merupakan ilmu yang
mempelajari manusia dan kelompok kelompok. Menurut Bruce J. Cohen “Sosiologi adalah studi ilmiah tentang kehidupan kelompok – kelompok manusia
Zakaria, 6. Sementara istilah ekonomi dikenal dari bahasa inggris economy yang berasal dari bahasa Yunani yaitu pengelolaan rumah tangga. Sedangkan menurut
pendekatan epistimologisnya ekonomi di defenisikan sebagai berikut : a.
Menurut Michael P. Todaro Ilmu ekonomi memusatkan perhatian pada alokasi termurah dan terfesisensi atas segenap sumberdaya yang langka, serta
12
pertumbuhan optimal atas sumber-sumber daya tersebut agar dapat menghasilkan barang dan jasa secara tak terbatas.
b. Menurut Damsar ekonomi merupakan suatu usaha dalam pembuatan
keputusan dan pelaksanaanya yang berhubungan dengan pengalokasian sumberdaya masyarakat rumah tangga dan pebisnisperusahaan yang
terbatas diantara berbagai anggotanya, dengan mempertimbangkan kemampuan, usaha, dan keinginan masing-masing Zakaria, 8.
KBBI, mengatakan ekonomi berarti ilmu yang mengenai asas-asas produksi, distribusi, dan pemakaian barang serta kekayaan seperti keuangan, perindustrian,
dan perdagangan KBBI, 1996 : 251. Maka berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulakan bahwa sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
masyarakat dan kebutuhan masayarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya antara lain sandang, pangan, perumahan, pendidikan, kesehatan, dan interaksi.
Pemenuhan kebutuhan hidup seseorang berkaitan dengan pengahasilan. Hal ini disesuaikan dengan penelitian yang dilakukan.
2.1.2. Indikator Sosial dan Ekonomi
Keluarga atau kelompok masyarakat dapat digolongkan memiliki sosial ekonomi rendah, sedang, dan tinggi Koentjaraningrat, 1981 : 38 . Berdasarkan
hal tersebut dapat mengklasifikasikan keadaan sosial ekonominya, yang dapat dijabarkan sebagai indikatornya sebagai berikut :
a. Pendapatan
Pendapatan akan mempengaruhi status sosial seseorang, terutama akan ditemui dalam masyarakat yang materialis dan tradisional yang menghargai status
13
sosial ekonomi yang tinggi terhadap kekayaan. Christhoper dalam Sumardi 2004 mendefenisikan Pendapatan berdasarkan kamus Ekonomi adalah uang yang
diterima oleh seseorang dalam bentuk gaji, upah sewa, bunga, laba dan lain sebagainya.
Sedangkan Biro Pusat statistika merincikan Pendapatan dalam kategori sebagai berikut :
1. Pendapatan berupa uang adalah segala penghasilan berupa uang yang sifatnya
regular dan diterima biasanya sebagai balas atau kontra prestasi, sumbernya berasal dari :
a Gaji dan upah yang diterima dari gaji pokok, kerja sampingan, serta keja
lembur dan kerja kadang-kadang. b
Usaha sendiri yang meliputi hasil bersih dari usaha sendiri, komisi, penjualan dari kerajinan rumah.
c Hasil investasi yankni pendapatan yang diperoleh dari kepemilikan tanah,
keuntungan yang diperoleh dari hak milik tersebut. 2.
Pendapatan yang berupa barang yaitu pembayaran upah dan gaji yang di tentukan dalam beras, pengobatan, transportasi, perumahan, dan kreasi.
Berkaitan dengan hal tersebut mendefenisikan pendapatan adalah sebagai seluruh penerimaan baik berupa uang ataupun barang dari pihak manapun atau
dari hasil sendiri, debgan jalan dinilai sejumlah atas harga yang berlaku saat ini.
14
Berdasarkan penggolongannya, BPS membedakan pendapatan penduduk menjadi 4 golongan yaitu :
a Golongan pendapatan sangat tinggi.
Golongan pendapatan sangat tinggi adalah jika pendapatan rata-rata lebih dari Rp 3.500.000,00 per bulan.
b Golongan pendapatan tinggi.
Golongan pendapatan tinggi adalah jika pendapatan rata-rata antara Rp 2.500.000,00 – 3.500.000,00 per bulan.
c Golongan pendapatan sedang.
Golongan pendapatan sedang adalah jika pendapatan rata-rata antara Rp 1.500.000,00 – 2.500.000 per bulan.
d Golongan pendapatan rendah.
Golongan pendapatan rendah adalah jika pendapatan rata-rata di bawah Rp 1.500.000,00 perbulan. Wijaksana, 1992 : 52
Berdasarkan kategori diatas dapat disimpulkan bahwa pendapatan atau penghasilan seseorang sangat berpengaruh pada tingakat kesejahteraannya.
Apabila tingkat pendapatan yang dimiliki tinggi maka tingkat ekonominya juga tinggi, disamping memiliki penghasilan pokok setiap keluarga biasanya memiliki
pengahasilan lain yang meliputi penghasilan tambahan dari penghasilan insidentil. b.
Perumahan Perumahan adalah sekelompok rumah yang berfungsi sebagai tempat tinggal
atau hunian yang dilengkapi dengan prasana lingkungan yaitu kelengkapan dasar fisik lingkungan, misalnya penyediaan air minum, pembuangan sampah,
15
tersedianya listrik, telepon, jalan yang memungkinkan lingkungan pemukiman sebagai mana mestinya.
Rumah adalah tempat untuk melepaskan lelah, tempat bergaul, dan membina rasa kekeluargaan diantara anggota keluarga, tempat berlindung keluarga dan
menyimpan barang bergharga, dan rumah juga sebagi status lambing soial Mukono, 2000 : 25.
Rumah adalah struktur fisik terdiri dari ruangan, halaman dan area sekitarnya yang dipakai sebagai tempat tinggal dan saran pembinaan keluarga. undang –
undang Nomor 4 Tahun 1992 Menurut WHO World Health Organization, rumah adalah struktur fisik atau
bangunan untuk tempat berlindung, dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta keadaaan sosialnya baik untuk kesehatan keluarga dan
individu. Komisi WHO Mengenai kesehatan dan Lingkungan, 2001 Menurut America Public Health Associstion APHA rumah sehat sebagai
berikut : a
Memenuhi kebutuhan fisik dasar seperti temperatur lebih rendah dari udara di luar rumah, penerangan yang memadai, pentilasi yang nyaman, dan jauh dari
kebisingan. b
Memenuhi kebutuhan kejiwaan. c
Melindungi penghuninya dari penularan penyakit menular yaitu memiliki penyediaan air bersih, sarana pembuangan sampah, dan saluran pembuangan
air limbah yang saniter dan memenuhi syarat kesehatan.
16
d Melindungi penghuninya dari kemungkinan terjadinya kecelakaan dan bahaya
kebakaran, karena arus pendek listrik, kercunan, bahkan dari ancaman lalu lintas Sanropie, 1992 : 55 dan Azwar, 1996 : 64 .
Berdasarkan Undang – undang No. 4 Tahun 1992 Tentang perumahan sebagai berikut :
Pasal 1
1. Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian
dan sarana pembinaan keluarga; 2.
Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempal tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan
sarana lingkungan; 3.
Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi
sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan;
4. Satuan lingkungan permukiman adalah kawasan perumahan dalam berbagai
bentuk dan ukuran dengan penataan tanah dan ruang, prasarana dan sarana lingkungan yang terstruktur;
5. Prasarana lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang
memungkinkan lingkungan permukiman dapat berfungsi sebagaimana mestinya;
6. Sarana lingkungan adalah fasililas penunjang, yang berfungsi untuk
penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya;
17
7. Utilitas umum adalah sarana penunjang untuk pelayanan lingkungan;
8. Kawasan siap bangun adalah sebidang tanah yang fisiknya telah dipersiapkan
untuk pembangunan perumahan dan permukiman skala besar yang terbagi dalam satu lingkungan siap bangun atau lebih yang pelaksanaannya dilakukan
secara bertahap dengan lebih dahulu dilengkapi dengan jaringan primer dan sekunder prasarana lingkungan sesuai denganrencana tata ruang lingkungan
yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Tingkat II dan memenuhi persyaratan pembakuan pelayanan prasarana dan sarana lingkungan, khusus
untuk Daerah Khusus Ibukota Jakarta rencana tata ruang lingkungannya ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta;
9. Lingkungan siap bangun adalah sebidang tanah yang merupakan bagian dari
kawasan siap bangun ataupun berdiri sendiri yang telah dipersiapkan dan dilengkapi dengan prasarana lingkungan dan selain itu juga sesuai dengan
persyaratan pembakuan tata lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan pelayanan lingkungan untuk membangun kaveling tanah matang;
10. Kaveling tanah matang adalah sebidang tanah yang telah dipersiapkan sesuai
dengan persyaratan pembakuan dalam penggunaan, penguasaan, pemilikan tanah, dan rencana tata ruang lingkungan tempat tinggal atau lingkungan
hunian untuk membangun bangunan; 11.
Konsolidasi tanah permukiman adalah upaya penataan kembali penguasaan, penggunaan, dan pemilikan tanah oleh masyarakat Pemilik tanah melalui
usaha bersama untuk membangun lingkungan siap bangun dan menyediakan kaveling tanah matang sesuai dengan rencana tata ruang yang ditetapkan
18
Pemerintah Daerah Tingkat II, khusus untuk Daerah Khusus Ibukota Jakarta rencana tata ruangnya ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Khusus Ibukota
Jakarta.
Pasal 4
Penataan perumahan dan permukiman bertujuan untuk : a.
Memenuhi kebutuhan rumah sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia, dalam rangka peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat;
b. Mewujudkan perumahan dan permukiman yang layak dalam lingkungan yang
sehat, aman, serasi, dan teratur; c.
Memberi arah pada pertumbuhan wilayah dan persebaran penduduk yang rasional;
d. Menunjang pembangunan di bidang ekonomi, sosial, budaya, dan bidang-
bidang lain. Berdasarkan pemaparan yang telah disebutkan mengenai pengertian
perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian di lengkapi dengan prasana dan sarana lingkungan
Sastra, 2006 : 2009. c.
Pendidikan Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang. Pada dasarnya pengertian pendidikan menurut Undang-Undang Sisdiknas
No. 20 Tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
19
potensi dirinya untuk memiliki spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, keceradasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya dan masyarakat. Menurut Ki Hajar Dewantara yang tak lain adalah Bapak Pendidikan Nasional
Indonesia menjelaskan tentang pengertian pendidikan, yaitu tuntutan dalam hidup tumbuhnya anak-anak adapun maksudnya, Pendidikan yaitu menuntun segala
kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan
setinggi-tingginya. Dari beberapa pengertian diatsas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah
suatu proses bimbingan, pembelajaran untuk menuju kedewasaan dan memilki bekal hidup dalam masyarakat yang berguna untuk dirinya sendiri dan orang lain.
d. Kesehatan
Pengertian kesehatan menurut WHO tahun 1948 menyebutkan bahwa pengertian kesehatan adalah sebagai suatu keadaan fisik, mental, dan sosial
kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan.Pada tahun 1986, WHO, dalam piagam Ottawa untuk promosi kesehatan, mengatakan bahwa
pengertian kesehatan sebagai sumber daya bagi kehidupan sehari-hari, tujuan hidup kesehatan adalah konsep positif menekankan pada sumberdaya sosial dan
pribadi, serta kemampuan fisik. Berdasarkan Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Pasal 1 Kesehatan
adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
20
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat.
e. Sandang dan Pangan
Sandang adalah pakaian manusia.Pakaian menjadi kebutuhan primer pertama walaupun manusia tidak bisa hidup tanpa pakaian, tetapi karena manusia adalah
makhluk sosial yang hidup dalam masyarakat sehingga pakaian adalah hal yang paling penting.Sedangkan pangan adalah sumber makanan bagi manusia dan
merupakan kebutuhan primer.Pangan meliputi pekerjaan dan hal-hal yang dilakukan yang tujuan menghasilkan pangan bagi kehidupan.Manusia hidup
dalam mayarakat dan membutuhkan pekerjaan dalam menghasilkan kebutuhannya sehari-hari.
2.2 Keluarga
2.2.1 Pengertian Keluarga
Defenisi yang diuraikan tentang keluarga sesuai dengan perkembangan sosial masyarakarat adalah sebagai berikut :
1. Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu sama lain.
2. Menurut Duvall, keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh
ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum : meningkatkan fisik, metal, emosional,
dan sosial dari tiap anggota Harmoko,2012 : 11.
21
3. Menurut WHO 1969, keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling
berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan. 4.
Menurut Bergess 1962 keluarga terdiri dari atas kelompok orang yang mempunyai ikatan perkawinan, keturunanhubungan sedarah atau hasil adopsi,
anggota tinggal bersama dalam satu rumah, anggota berinteraksi dan berkomunikasi dalam peran sosial, serta mempunyai kebiasaaankebudayaan
yang berasal dari masyarakat, tetapi mempunyai keunikan tersendiri Harmoko, 2012 : 8.
5. Menurut Departemen Kesehatan RI, 1998 keluarga adalah unit terkecil dari
suatu masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan
saling ketergantungan.
2.2.2 Keluarga Sejahtera
Keluarga sejahtera adalah keluarga yang dibentuk atas dasar perkawinan yang sah serta mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang
layak.Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi, selaras, dan seimbang antar anggota keluarga dengan masyarakat dan lingkungan.
Tahapan keluarga sejahtera dibagi menjadi 5 yaitu : 1.
Keluarga prasejahtera Keluarga prasejahtera adalah keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan
dasarnya secara minimal, yaitu kebutuhan pengajaran agama, pangan, sandang, dan kesehatan, atau keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu
atau lebih indikator keluarga sejahtera tahap I.
22
2. Keluarga sejahtera tahap I
Keluarga sejahtera tahap I adalah keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan
sosial psikologisnya, kebutuhan psikologis keluarga meliputi : kebutuhan pendidikan, keluarga berencana KB, interaksi dalam sejahtera I kebutuhan
dasar 1 sampai dengan 5 telah terpenuhi. 3.
Keluarga sejahtera tahap II Keluarga sejahtera tahap II adalah keluarga yang disamping telah dapat
memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal serta telah dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologisnya, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan
pengembangannya, seperti kebutuhan untuk menabung dan memperoleh informasi.
4. Keluarga sejahtera tahap III
Keluarga sejahtera tahap III adalah keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, sosial psikologis, dan pengembangan keluarganya,
tetapi belum dapat memberikan sumbangan kontribusi yang maksimal terhadap masyarakat secara teratur dalam waktu tertentu dalam bentuk
material, keuangan untuk sosial kemasyarakatan, dan belum berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.
5. Keluarga sejahtera tahap III plus
23
Keluarga sejahtera tahap III plus adalah keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, sosial psikologis dan pengembangan telah terpenuhi,
serta memiliki kepedulian sosial yang tinggi pada masyarakat.
2.3 Kemiskinan
2.3.1 Defenisi Kemiskinan
Kemiskinan merupakan masalah global yang di pengaruhi oleh beberapa faktor yang saling berkaitan satu sama lainnya, seperti: tingkat pendapatan,
pendidikan, akses terhadap barang dan jasa, kesehatan, geografis, dan kondisi lingkungan. Kemiskinan terus menjadi penyakit dan masalah sosial yang
fenomenal sepanjang sejarah di Indonesia maupun di dunia.World bank 2002 mendefenisikan kemiskinan sebagai suatu kondisi terjadinya kekeurangan pada
taraf hidup manusia baik fisik atau sosial sebagai akibat tidak tercapainya kehidupan yang layak karena penghasilan tidak mencapai 1,00 dolar AS per hari.
Jika di tinjau dari standard kebutuhan hidup yang layak atau pemenuhan kebutuhan pokok, maka kemiskinan adalah suatu kondisi tidak terpenuhinya
kebutuhan-kebutuhan dasar yang disebabkan kekurangan barang dan jasa yang dibutuhkan dalam upaya memenuhi standar hidup yang layak.
Apabila kemiskinan dilihat dari pendekatan pendapatan menghasilkan indikator kemiskinan yang reresentif. Sajogyo dalam Hardjono,1990
mengemukakan bahwa indikator kemiskinan didasarkan pada ketidakmampuan memenuhi kebutuhan minimum yang dapat di ukur dari pendapatan siagian, 2012
: 68. Secara ekonomi kemiskinan didefenisikan sebagai kekurangan sumber daya yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan
24
kesejahteraan sekelompok orang atau individu.Aspek ekonomi lebih di tentukan oleh sumber daya, basis-basis produksi dan produktivitas kerja seseorang dalam
menghasilkan, modal, dan jaringan syaifullah, 2008, 18.
2.3.2 Aspek-aspek Kemiskinan
Kemiskinan merupakan sesuatu yang nyata, dekat dan menyatu dengan kita, namun tidak mudah di pahami secara holistik. Langkah yang pertama yang
dapat dilakukan dalam upaya memahami kemiskinan secara holistik adalah dengan melakukan kajian tentang aspek-aspek kemiskinan itu sendiri, yaitu :
a. Kemiskinan itu multi dimensi.
Sifat kemiskinan sebagai suatu konsep yang multi dimensi berakar dari kondisi kebutuhan manusia yang beraneka ragam. Apabila ditinjau dari segi
kebijakan umum, maka kemiskinan meliputi dua aspek yaitu aspek primer seperti miskin akan asset-asset, organisasi-oraganisasi sosial, kelembagaan-
kelembagaan sosial, berbagai pengetahuan serta berbagai keterampilan yang dapat dianggap mendukung kehidupan manusia. Sedangkan aspek sekunder
antara lain, miskinnya informasi, jaringan sosial dan sumber-sumber keuangan yang kesemuanya merupakan faktor-faktor dapat digunakan sebagai jembatan
memperoleh suatu fasilitas yang dapat mendukung upaya mempertahankan, bahkan meningkatkan kualita hidup.
b. Aspek-aspek kemiskinan saling berkaitan, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Sebagai konsekwensi logisnya, kemajuan atau kemunduran pada salah satu
aspek dapat mengakibatkan kemajuan atau kemunduran aspek yang
25
lainnya.Justru kondisi seperti inilah yang mengakibatkan tidak mudahnya menganalisis kemiskinan itu menuju pada pemaham yang komperehensif.
Menganalisis kemikinan kemiskinan secara parsial akan membawa kita pada pemahaman yang salah tentang kemiskinan itu sendiri. Bahkan kemiskinan
hanya dapat dipahami melalui pendekatan interdisiplinear. c.
Kemiskinan itu adalah fakta yang terukur. Fenomena yang sering kita temui adalah pendapatan yang diperoleh
sekelompok yang bermukim yang sama boleh sama, namun kualitas individu atau keluarga yang dimiliki mungkin saja berbeda. Adapula yang cenderung
mengatakan kemiskinan itu sebagai abstraksi dari perasaan sehingga mustahil untuk diukur. Cara berpikir seperti ini harus dicegah karena akan menjauhkan
kita dari pemahaman yang benar dan holistik tentang kemiskinan itu sehingga kitapun mustahil dapat menemukan solusi. Kemiskinan diklasifikasikan dalam
berbagi tingkat, miskin,sangat miskin, dan sangat miskin sekali. d.
Bahwa yang miskin adalah manusianya, baik secara individual mapun kolektif. Istilah kemiskinan pedesaan Rural poverty, kemiskinan perkotaan
urban poverty. Kondisi desa dan kota itu merupakan penyebab kemiskinan bagi manusia. Dengan demikian pihak yang menderita miskin hanyalah
manusia, baik secara individual maupun kelompok, dan bukan wilayah Siagian, 2012 : 12 14.
26
2.3.3 Gejala-gejala Kemiskinan
Memahami kemiskinan secara akurat dan komprehensif diperlukan data yang lengkap dan valid. Upaya memahami kemiskinan lebih sering dilakukan
dengan cara pendekatan lain, seperti gejala-gejala kemiskinan.Salah satu cara dan langkah pemahaman kemiskinan adalah melalui penelusuran gejala-gejala
kemiskinan, seperti : 1.
Kondisi kepemilikan faktor produksi. Kemiskinan tidak datang secara serta merta.Demikian halnya dengan
pendapatan, tidak datang serta merta. Semuanya melalui saluran, sumber dan proses tertentu. Salah satu pendekatan untuk mengetahui kemiskinan adalah
mengetahui pekerjaan atau mata pencaharian, apa alat atau faktor yang digunakan dan bekerja dalam upaya mendapatkan pencaharian tersebut.
Pemahaman akan berbagai hal tersebut merupakan jalan bagi kita untuk mengetahui apakah sekelompok orang tersebut miskin atau tidak.
2. Angka ketergantungan penduduk.
Secara teoritis memang dikenal banyak sumber pendapatan, seperti hasil usaha atau keuntungan, upah, bunga, tabungan, dan lain-lain. Kondisi lapangan
sebagaimana dikemukakan mengakibatkan tenaga kerja di Indonesia dalam kondisi power less. Mereka sering harus menerima perlakuan tidak manusiawi
dari pengusaha, seperti menerima upah yang rendah. 3.
Kekurangan gizi Pendapatan bagaikan passport bagi setiap orang untuk memasuki hidup
layak.Pendapatan merupakan unsur yang secara langsung dapat di gunakan
27
sebagai alat memenuhi kebutuhan agar seseorang dapat hidup secara layak.Pemenuhan kebutuhan tentu dilakukan secara hirerkhis, mulai dri
kebutuhan fisik, sebagai unsur yang menempati prioritas utama dari berbagai unsur yang termasuk kebutuhan pokok.
4. Pendidikan yang rendah
Di era modern sekarang ini, pendidikan dianggap sebagai sesuatu yang penting.Pendidikan bahkan telah dianggap sebagai indikator utama kedudukan
dalam masyarakat.Oleh karena itu, rendahnya pendidikan yang dimiliki masyarakat dalam jumlah yang masih cukup banyak terutama bukanlah
disebabkan oleh kesadaran atas pendidikan yang rendah, melainkan disebabkan oleh ketidakmampuan masyarakat untuk mendapatkan pendidikan.
Oleh karena itu pendidikan yang rendah juga merupakan gejala kemiskinanSiagian,2012 : 16 – 19 .
2.3.4 Ciri-ciri Kemiskinan
Sulitnya memperoleh informasi secara jelas dan akurat berkaitan dengan indikasi-indikasi seperti apa yang digunakan sebagai pegangan untuk menyatakan
secara akurat, bahwa orang-orang seperti inilah yang disebut orang miskin, sementara orang-orang seperti itu disebut tidak miskin.
Berdasarkan suatu studi yang dilakukan ada lima ciri-ciri kemiskinan Siagian, 2012 : 20 – 23, yakni :
28
1. Mereka yang hidup dibawah kemiskinan pada umumnya tidak memiliki faktor
produksi sendiri, seperti tanah cukup luas, modal yang memadai, ataupun keterampilan yang memadai untuk melakukan sesuatu aktivitas ekonomi
sesuai dengan mata pencahariannya. 2.
Mereka pada umumnya tidak mempunyai kemungkinan atau peluang untuk memperoleh asset produksi dengan kekuatan sendiri.
3. Tingkat pendidikan pada umumnya rendah, misalnya tidak sampai tamat SD,
atau hanya tamat SD. 4.
Pada umumnya mereka masuk ke dalam kelompok penduduk dengan kategori setengah menganggur. Pendidikan dan keterampilan yang sangat rendah
mengakibatkan akses masyarakat miskin kedalam berbagai sektor informal bagaikan tertutup rapat. Akibatnya terpaksa memasuki sektor-sektor informal.
Bahkan pada umumnya mereka bekerja serabutan maupun musiman. Jika dikaji secara totalitas, mereka sesungguhnya bukan bekerja sepenuhnya,
bahkan mereka justru lebih sering tidak bekerja. 5.
Banyak diantara mereka yang hidup dikota masih berusia muda, tetapi tidak memilki keterampilan atau pendidikan yang memadai.
2.4 Kesejahteraan Sosial
Undang-undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang kesejahteraan sosial menyebutkan bahwa kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan
material, spiritual, dan sosial warga negara dan dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.
29
Walter A. Friedlander mengemukakan bahwa kesejahteraan sosial adalah sistem yang terorganisasi dari usaha-usaha sosial dan lembaga-lembaga sosial
yang ditujukan untuk membantu individu maupun kelompok dalam mencapai standar hidup dan kesehatan yang memuaskan, serta untuk mencapai relasi
perseorangan dan sosial yang dapat memungkinkan mereka mengembangkan kemampuan-kemampuan mereka secara penuh, serta untuk mempertinggi
kesejahteraan mereka selaras dengan kebutuhan-kebutuhan keluarga dan masyarakat Wibhawa dkk, 2010 :24 .
Elizabeth Wickenden dalam Friedlander, 1974 : 4 mendefenisikan kesejahteraan sosial sebagai “a system of laws, programs,benefits, and service
which strenghthen or assure provision for meeting social needs recognized as basic for the welfare of the population and for the functioning of the social
order” . suatu sistem perundang-undangan, kebijakan, program, pelayanan, dan
bantuan dasar bagi kesejahteraan manusia dan bagi berfungsinya ketertiban sosial secara lebih baik Wibhawa dkk, 2010 : 23.
Tujuan kesejahteraan sosial adalah untuk memenuhi kebutuhan sosial, dan keuangan, kesehatan dan rekreasi semua individu masyarakat. Berdasarkan Pasal
3 UU Nomor 11 Tahun 2009 tentang penyelenggaraan kesejahteraan sosial bertujuan :
1. Meningkatkan taraf kesejahteraan, kualitas, dan kelangsungan hidup.
2. Memulihkan fungsi sosial dalam rangka mencapai kemandirian.
3. Meningkatkan ketahanan sosial masyarakat dalam mencegah dan menangani
masalah kesejahteraan sosial.
30
4. Meningkatkan kemampuan, kepedulian dan tanggung jawabsosial dunia
usaha dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial secara melembaga dan berkelanjutan.
5. Meningkatkan kemampuan dan kepedulian masyarakat dalam
penyelenggaraan kesejahteraaan sosial melembaga dan berkelanjutan.
6. Meningkatkan kualitas manajemen penyelenggaraan kesejahteraan sosial.
Negara bertanggung jawab atas penyelenggaraan kesejahteraan sosial, penyelenggaraan kesejahteraan sosial dilakukan agar warga Negara bisa
menjalankan fungsi-fungsi sosialnya dan memenuhi kebutuhannya. Sedangkan yang menajadi prioritas adalah mereka yang memiliki kehidupan
yang tidak layak secara kemanusiaan dan memiliki kriteria masalah sosial seperti, kemiskinan, ketelantaran, kecacatan, keterpencilan, dan
penyimpangan perilaku, korban bencana dan korban tindak kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi.
2.5 Pertambangan Rakyat