30
4. Meningkatkan kemampuan, kepedulian dan tanggung jawabsosial dunia
usaha dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial secara melembaga dan berkelanjutan.
5. Meningkatkan kemampuan dan kepedulian masyarakat dalam
penyelenggaraan kesejahteraaan sosial melembaga dan berkelanjutan.
6. Meningkatkan kualitas manajemen penyelenggaraan kesejahteraan sosial.
Negara bertanggung jawab atas penyelenggaraan kesejahteraan sosial, penyelenggaraan kesejahteraan sosial dilakukan agar warga Negara bisa
menjalankan fungsi-fungsi sosialnya dan memenuhi kebutuhannya. Sedangkan yang menajadi prioritas adalah mereka yang memiliki kehidupan
yang tidak layak secara kemanusiaan dan memiliki kriteria masalah sosial seperti, kemiskinan, ketelantaran, kecacatan, keterpencilan, dan
penyimpangan perilaku, korban bencana dan korban tindak kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi.
2.5 Pertambangan Rakyat
Pertambangan rakyat adalah sesuatu yang persoalan krusial dibidang pertambangan selama ini.Meskipun di usahakan secara tradisional, tetapi
terkadang meliputi wilayah yang cukup luas, karena diusahakan oleh masyarakat setempat, dengan pelaku usaha yang banyak. UU No. 4 Tahun 2009 ini
mengakomodasi kepentingan tambang rakyat yang dimaksud, karena selain memecahkan masalah selama ini terjadi, dilain pihak merupakan bukti konkret
pengakuan terhadap ekstensi keberadaan tambang rakyat, apabila dilakukan
31
pembinaan yang baik merupakan salah satu potensi ekonomi lokal. Adanya legalisasi dan pembinaan pertambangan rakyat, maka selain dampak positif dan
dapat mendatangkan beberapa keuntungan dan dampak positif lainnya, yaitu : 1.
Menanggulangi persoalan sosial dan ekonomi masyarakat di daerah tersebut. 2.
Terbuka dan terciptanya lapangan kerja. 3.
Membangkitkan jiwa-jiwa wirausaha di daerah. 4.
Mencegah terjadinya urbanisasi. 5.
Dapat menekan dan mengendalikan kerusakan lingkungan, karena dilakukan pada wilayah yang sebelumnya telah ditetapkan peruntukannya sebagai WPR.
6. Adanya transfer kemampuan dan teknologi tepat guna.
7. Dapat dijadikan salah satu sumber PADS.
Kegiatan pertambangan rakyat di wilayah yang telah ditentukan peruntukannya sebagai WPR Pasal 20 UU No. 4 Tahun 2009 dan pada wilayah
yang telah ada kegiatan penambangan rakyat sekurang-kurangnya 15 tahun. Adapun ruang lingkup rakyat sebagai berikut :
1. Komoditas yang dapat diusahakan, diatur dalam Pasal 66, yaitu, bahwa
kegiatan pertambangan rakyat dikelompokkan ke dalam : a
Pertambangan Mineral Logam. b
Pertambangan Mineral bukan Logam. c
Pertambangan Batuan. d
dan Pertambangan Batu bara. 2.
Pertambangan rakyat di peruntukkan dan dapat diusahakan oleh :
32
a Perseorangan, dengan luas areal maksimum 1 Ha.
b Kelompok, dengan luas areal maksimum 5 Ha.
c Koperasi, dengan luas areal maksimum 10 Ha.
d Jangka waktu pengusaha pertambangan rakyat maksimum selama 5 tahun dan
dapat di perpanjang.
3. Hak dan Kewajiban Pelaku usaha pertambangan rakyat sebagai pemegang,
yaitu : a
Hak-hak pemegang IPR, terdiri dari : a.
Mendapat pembinaan dan pengawasan dibidang K3, lingkungan, teknis pertambangan, dan manajemen dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
b. Mendapat bantuan modal.
b Kewajiban pemegang IPR, terdiri dari :
a. Melaksanakan kegiatan pertambangan paling lambat tiga bulan setelah IPR di
terbitkan. b.
Mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang K3, lingkungan, teknis pertambangan, pengelolaan lingkungan dan mematuhi
standar yang berlaku. c.
Melakukan pengelolaan lingkungan hidup bersama pemerintah daerah. d.
Membayar iuran tetap dan iuran produksi. e.
Menyampaikan laporan kegiatan secara berkala Sudrajat, 2013 :98.
33
2.6 Kerangka Pemikiran