53
4.6 Gambaran Umum Lokasi Pertambangan Emas Rakyat Illegal di Desa
Hutabargot Nauli
Pertambangan emas rakyat yang berstatus illegal ini berada di Desa Hutabargot Nauli di Kecamatan Hutabargot Kabupaten Mandailing Natal.
Terletak di sebelah barat laut. Adapun luas areal Pertambangan Rakyat ini sekitar 1165 ha. Jarak dari pemukiman warga sekita 1 Km dan terletak diatas daerah
pebukitan melalui jalan perkebenunan karet masyarakat Hutabargot Nauli. Sedangkan jarak dari ibukota Kabupaten Mandailing Natal Sekitar 8 Km.
Areal pertambangan emas rakyat ini sudah dimulai pada tahun 2007 yang mulanya merupakan daerah perkebunan karet warga, kemudian pada tahun 2007
banyak masyarakat yang merubah perkebunannya menjadi pertambangan emas, dengan topografi pebukitan daerah ini sekarang telah menjadi daerah rawan
longsor akibat penggalian yang dilakukan dalam proses penambangan, kedalaman lubang tambang emas rakyat ini sekita 100 – 300 meter kedalam tanah. Adapun
batas areal pertambangan emas rakyat ini adalah sebagai berikut : Sebelah Utara
: Aek Siaporas Sebelah Selatan
: Aek Maladi Sebelah Barat
: Tor Adian Nagodang Sebelah Timur
: Aek Porik Adapun latar belakang timbulnya pertamabangan emas ini dikarekan berdiri
perusahaan raksasa dibidang pertambangan yang membuat warga sekitar mengetahui bahwa di daerah perkebunan masyarakat itu terdapat emas. Pada saat
itu masyarakat merasa aneh dengan banyaknya mobil dan turis asing datang ke
54
daerah hutan dekat perekebunan mereka dengan menggunakan kendaraan mobil, alat berat, dan helikopter. Ternyata perusahaan tersebut merupakan perusahaan
yang bergerak di pertambangan dengan nama PT. Sorik Mas Minning. Seletah itu banyak masayarakat yang mulai membuat lubang dan mencari batuan-batuan
emas dan itu berjalan sampe hari ini. Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal lepas tangan dengan tambang emas
rakyat ini, dan pertambangan ini dilakukan tanpa ada Amdal yang jelas. Kepala Desa Hutabargot Nauli yang dekat dengan lokasi pertambangan tidak bisa berbuat
apa-apa karena pemerintah memang tidak memperdulikan jalannya pertambangan ini, tetapi warga Hutabargot Nauli membuat kutipan karung batu emas yang
keluar dari tempat pertambangan sekitar Rp 20.000 perkarung. Dana ini digunakan masyarakat Desa Hutabargot untuk pembangunan infrastruktur desa.
Akses jalan kedaerah tambang emas rakyat ini sangatlah rusak, seluruh masyarakat yang ingin menambang harus berjalan kaki dikarenakan jalan yang
hancur dan curam. Proses pembelian lahan tambang ini sistem kontrak, apabila lahan yang
telah digali di tinggalkan penambang emas, lahan tersebut akan kembali kepemilik tanah yang pertama. Masyarakat Penambang membangun camp di
tempat tambang emasnya, dan penambang ini merupakan orang yang berasal dari daerah Jawa. Proses pembagian hasil tambangpun memiliki prosedur yang
dilakukan pemilik tambang, pemilik tanah, dan penambang emas. Pembagiannya 10 untuk pemilik tanah, 50 untuk pemilik tambang emas, dan 40 untuk
anggota penambang emas.
55
BAB V
ANALISIS MASALAH
Sesuai dengan teknik analisa data yang digunakan oleh Penulis yaitu teknik analisis data secara kualitatif, maka dalam bab ini akan dibahas gambaran
kehidupan objek penelitian, dalam hal ini penambang emas yang bekerja di tambang rakyat di Desa Hutabargot Nauli, Kecamatan Hutabargot, Kabupaten
Mandailing Natal, namun sebelum menyajikan deskriptif masalah tersebut, penulis akan terlebih dahulu membahas tahapan-tahapan yang telah dilalui oleh
penulis dalam pelaksanaan pengumpulan data dilapangan yang akan diperlukan untuk memperoleh data yang objektif.
5.1 Uraian Tahapan Pengumpulan Data