71
5.7 Analisis Data
Kehidupan yang semakin bekembang dan lapangan kerja yang sedikit memebuat masyarakat mencari pencaharian yang bisa memenuhi kemandirian dan
mencapai kesejahteraan dengan cara mengelola alam. Dalam pasal 33 ayat 3 dalam konteks ekonomi bukan hanya bermakna langsung, yaitu bahan galian
untuk kesejahteraan rakyat semata, dengan cara dijual langsung untuk memperoleh manfaat secara ekonomi, yaitu untuk membangun kemandirian
bangsa. Kartono,2001:206 menyampaikan, berlangsungnya perubahan-
perubahan yang serba cepat dan perkembangan yang tidak sama dalam kebudayaan menyebabkan adaptasi atau penyesuaian diri menjadi hal yang tidak
mudah, sehingga berakibat pada ketidakmampuan banyak individu untuk menyesuaikan diri. Kesulitan melakukan penyesuaian diri menyebabkan
kebingungan, kecemasan dan konflik-konflik, baik yang terbuka dan eksternal sifatnya maupun yang tersembunyi dan internal batin sendiri sehingga banyak
orang mengembangkan pola tingkah laku menyimpang dari norma-norma umum atau berbuat semau sendiri demi kepentingan sendiri, mengganggu dan merugikan
orang lain. Berdasarkan tinjauan yang dilakukan oleh peneliti, maka diperoleh
Tinjauan Sosial dan ekonomi Penambang Emas Di Desa Hutabargot Nauli yaitu : Indikator Sosial keluarga Penambang Emas yaitu :
72
Interaksi sosial
Interaksi sosial merupakan hubungan yang dilakuakan masayarakat untuk melakuakan komukasi dalam kehidupannya sehari-hari. Untuk memenuhi sosial
dan ekonomi suatu keluarga diperlukan interaksi yang baik dalam menentukan jalan dan tujuan arah kemana suatu hubungan itu disampaikan. interaksi
merupakan aturan interaksi manusia diamana kalanya masyarakat sedang berinteraksi. Berinteraksi sosial bertujuan mencari solusi dalam permasalahan
kebutuhan dengan lingkungan sosial yang ada. Lingkungan sosial merupakan lingkungan yang terbentuk akibat adanya hubungan rasional antara manusia untuk
memenuhi kebutuhan atau mencari solusi terhadap berbagai tantangan atau kesulitan secara bersama.
Hal ini juga dapat dilihat dari para penambang emas dimanan mereka berusaha untuk tetap melakukan interaksi dengan keluarga dan teman penambang
agar bisa mendapatkan hasil yang maksimal dan agar bisa merasa nyaman. Berikut penuturan yang dilakukan dalam wawancara dengan salah satu
penambang emas : Penuturan Pak Jaja Permana :
“ kalau hubungan dengan teman bekerja baik, kami juga di lokasi sering becandaan”
73
Penuturuan Bang Rahmatua Lubis : “ kalau hubungan sama tetangga saya Alhamdulillah baik,dan dengan teman-
teman juga” Penuturan Rinto Hidayatul Ulum :
“ hubungan kita sama teman-teman disini baik,kita sering becandaan mas, kalua kerluarga kita cuma bisa hubungi via telpon mas, hubungungan dengan istri baik
mas “ Penuturan Mas Tuadek :
“ hubungan saya dengan teman-teman kerja baik. Istri ya bisa dihubungi via telpon aja, tiap hari kita selalu telponan sama keluarga mas “
Penututuran Mas Bahrul Urun : “ ya kalau sama teman baik-baik aja mas. Keluarga juga tidak ada masalah,
karena selalu dihubungi mas melalui Hp dan kiriman tetap jalan Indikator ekonomi keluarga penambang emas :
a. Pendapatan
Christopher dalam Sumardi 2004 mendefinisikan pendapatan berdasarkan kamus ekonomi adalah uang yang diterima oleh seseorang dalam
bentuk gaji, upah sewa, bunga, laba dan lain sebagainya. Pendapatan memberikan pengaruh besar dalam melangsungkan kehidupan sehari-hari dalam memenuhi
kebutuhan hidup.
74
Berdasarkan penggolongannya, BPS membedakan pendapatan penduduk menjadi 4 golongan yaitu:
1. Golongan Sangat Tinggi
: Golongan pendapatan sangat tinggi adalah jika pendapatan rata-rata lebih dari Rp. 3.500.000,00 per bulan
2. Golongan pendapatan tinggi adalah jika pendapatan rata-rata antara
Rp. 2.500.000,00 sd Rp. 3.500.000,00 per bulan. 3.
Golongan Pendapatan sedang adalah jika pendapatan rata-rata dibawah antara Rp. 1.500.000 sd Rp. 2.500.000, 00 perbulan.
4. Golongan pendapatan rendah adalah jika pendapatan rata-rata Rp.
1.500.000,00 per bulan Wijaksana,1992: 52 Berdasarkan kategori tersebut, dapat dikatakan bahwa pendapatan juga
sangat berpengaruh terhadap tingkat ekonomi seseorang. Apabila seseorang mempunyai pendapatan yang tinggi, maka dapat dikatakan bahwa tingkat
ekonominya tinggi juga. Disamping memiliki penghasilan pokok setiap Keluarga biasanya memiliki penghasilan lain yang meliputi penghasilan tambahan dan
penghasilan insidentil. Pendapatan rata-rata yang di dapatkan penambang emas di Desa
Hutabargot Nauli berkisar Rp 300.000 – 3.000.000 per 2 minggunya. Penghasilan ini menurut para penambang emas sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan
keluarganya sehari-hari. Seperti penuturan informan Pak Jaja Permana :
“ kalau penghasilannya tidak menentu mas, tergantung hasil batuan emasnya, karena kita biasa berhitung hasil 2 minggu sekali, kadang kita dapat Rp
75
3.000.000, kadang Cuma lepas uang jajan aja mas, sekitar Rp 300.000. bisa juga mas kalau hasilnya meledak kadang kita dapat 2 minggu lebih dari Rp 5.000.000.
Penuturan Bang Rahmatua Lubis : “ penghasilan Bang sih dek tergantung hasil tambang ini, paling 2 minggu
berkisar Rp 300.000 – 3.000.000 terkadang bisa lebih. Kalau untuk kebutuhan dapur Alhamdulillah cukup, karena per minggu di kasih sekitar Rp 200.000.
Penuturan Mas Rinto Hidayatul Ulum : “ kalau saya sih mas hampir Rp 300.000 – 3.000.000, karena tergantung
hasil batuan nya mas, minggu semalam kita baru dapat bagian hanya Rp 400.000 per 2 minggu mas. Ngirim untuk istri Rp 1.000.000 per 2 minggu mas, sisa nya
untuk kebutahan kita disini, kalau hasilnya pas-pas an kita tidak ngirim mas. Penuturan Mas Tuadek:
“ hasinya perbulan sekitar Rp 300.000 – Rp 3.000.000 mas per 2 minggu. Hasil tambangnya tidak menentu mas kita pernah dapat lebih dulu waktu lubang
lama sekitar Rp 5.000.000, tapi lubang lama sudah tak bisa dipakai lagi kedalamannya sudah 300 meter mas, kita tidak berani lagi mas, kalau sekarang
kita cuma dapat Rp 400.000 mas soalnya masih mendasar mas. Penuturan Mas Bahrul Urun :
“ kalau pengahsilan kita sama mass am teman-teman lainnya berkisar Rp 300.000 – 3.000.000 per 2 minggu sekali. Terkadang kalua hasil kecil istri
dirumah butuh kita kadang ngutang dulu sama bos.
76
b. Perumahan
Perumahan adalah sekelompok rumah yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian yang dilengkapi dengan prasana lingkungan yaitu kelengkapan dasar
fisik lingkungan, misalnya penyediaan air minum, pembuangan sampah, tersedianya listrik, telepon, jalan yang memungkinkan lingkungan pemukiman
sebagai mana mestinya. Rumah adalah tempat untuk melepaskan lelah, tempat bergaul, dan membina
rasa kekeluargaan diantara anggota keluarga, tempat berlindung keluarga dan menyimpan barang bergharga, dan rumah juga sebagi status lambing soial
Mukono, 2000 : 25 . Rumah adalah struktur fisik terdiri dari ruangan, halaman dan area sekitarnya yang dipakai sebagai tempat tinggal dan saran pembinaan
keluarga undang – undang Nomor 4 Tahun 1992. Menurut WHO World Health Organization, rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk tempat
berlindung, dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta keadaaan sosialnya baik untuk kesehatan keluarga dan individu Komisi WHO
Mengenai kesehatan dan Lingkungan, 2001. Berdasarkn pembicaraan medalam dengan para penambang emas, hampir
mereka semua meninggalkan istri dan anak mereke dirumah, dan kebanyakan dari mereka belum mempunyai rumah masih menyewa dan mengontrak, tempat
tinggal di tambangpun lebih sering di camp. Untuk menyalakan listrik mereka memakai gendset, dikarenakan peretambangan di tengah hutan. Apabila ruma
mereka sudah memakai listrik PLN.
77
Berikut penuturan waktu di wawancara : Penuturan Mas Jaja Permana :
“ kalau rumah Alhamdulillah saya sudah punya, walaupun kecil dan masih kayu di daerah padelangan, Bandung, jawa barat. Kalau disini saya lebih sering
nginap di camp mas, paling kamis jumat kita turun tidur dirumah sewa, ukurannya seperti ini lah untuk kita semua ini para pekerja sekitar 4 x 4 mas
ukuran rumah sewanya terbuat dari kayu, lantai semen halus ” Penuturan Bang Rahmatua Lubis
“ kalau Bang dek udh punya rumah bekas peninngalan orang tua di Hutabargot Setia, rumahnya ukurannya 7 x 12 meter.lantai semen halus, kalu
untuk penerangan daerah kita udah ada listriklah. Kalau selama bekerja saya tidur di camp, cuma kamis jumat pulang kerumah.
Penuturan Mas Rinto Hidayatul Ulum “ kalau sasya mas belum punya rumah, masih tinggal sama mertua kalau
di kampong. Kalau disini kita sama teman-teman lain tidur di camp, cuma 2 harilah kita tidur dirumah sewa yang di kasih si Bos. Kalau tempatnya mas
pas-pas anlah orang kita jarang tidur disini,kita sering di camp, di camp perlengkapan kita ada dispenser,alat untuk masak nasi dandang. Cuma untuk
alat-alat kebutuhan makan aja mas. Penuturan Mas Tuadek
“ saya belum punya rumah mas, masih numpang sama mertua di kampong sama istri, kalau disini kita tidur di camp mas.
Penuturan Mas Bahrul Urun
78
“ saya sudah punya rumah mas, rumah disana masih terbuat dari kayu mas belum beton, kalau selama bekerja disini mas lebih sering tidur di camp mas
lokasi tambang, kita cuma turun kamis dan jumat aja mas. c.
Pendidikan Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang. Pada dasarnya pengertian pendidikan menurut Undang – Undang
Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, keceradasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Menurut Ki Hajar Dewantara yang tak lain adalah Bapak Pendidikan
Nasional Indonesia menjelaskan tentang pengertian pendidikan, yaitu tuntutan dalam hidup tumbuhnya anak – anak adapun maksudnya, Pendidikan yaitu
menuntun segala kekuatan kodrat yangb ada pada anak – anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan
dan kebahagiaan setinggi – tingginya. Dari beberapa pengertian diatsas dapat disimpulkan bawa pendidikan adalah
suatu proses bimbingan, pembelajaran untuk menuju kedewasaan dan memilki bekal hidup dalam masyarakat yang berguna untuk dirinya sendiri dan orang lain.
79
Sesuai dengan hasil wawancara dengan para penambang emas, pendidikan mereka masih bisa dibilang rendah. Berikut penuturan para penambang emas di
Desa Hutabargot Nauli. Penuturan Mas Jaja Permana
“ Saya cuma lulusan Sekolah Dasar Mas, dulu saya malas Mas sekolah, langung kerja bangunan dulu, pernah juga jadi Mandor. Cuma buruh kasar lah
mas yang bisa saya kerjain, sekarang ini saya bekerja di tambang mas itupun diajak teman. Kalau untuk melamar kerjaan saya tidak punya pendidikan mas
cuma keahlian yang dapat diluaran mas Waktu kerja bangunan dulu “ Penuturan Bang Rahmatua Lubis
“ kalau Bang dek cuma lulusan SMP, dulu orang tua tidak mampu sekolahin, jadi untuk nyari kerjaanpun tidak bisa, hanya bisa jadi buruh saja dan kerja di
tambang “ Penuturan Mas Rinto Hidayatul Ulum
“ lulusan terakhir saya SMP,alasan kenapa tidak sekolah karena orang tua dulu tidak mampu lagi mas. Saya bekerja di tambang ini di ajak sama teman
mas” Penuturan Mas Tuadek
Saya cuma lulusan SD mas, saya juga karena keterbatasan orang tua mas, saya bekerja ditambang emas ini juga di ajak sama teman “
Penuturan Mas Bahrul Urun “ kalau saya mas hanya lulusan SLTA mas, saya bekerja ditambang emas
karena tidak ada kerjaan lagi mas “
80
d. Kesehatan
Pengertian kesehatan menurut Organisasi kesehatan dunia WHO tahun 1948 menyebutkan bahwa pengertian kesehatan adalah sebagai suatu keadaan fisik,
mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan. Pada tahun 1986, WHO, dalam piagam Ottawa untuk promosi
kesehatan, mengatakan bahwa pengertian kesehatan sebagai sumber daya bagi kehidupan sehari – hari, tujuan hidup kesehatan adalah konsep positif
menekankan pada sumberdaya sosial dan pribadi, serta kemampuan fisik. Berdasarkan Undang – undang No. 36 Tahun 2009 Pasal 1 Kesehatan
adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat.
Para penambang emas kurang memperdulikan kesehatan mereka dan resiko yang dihadapi dalam melakukan pertambangan tidak ada jaminan kesehatan
pekerjaan yang dilakoni ini. Berikut penuturan dari penambang emas di Desa Hutabargot Nauli.
Penuturan Pak Jaja Permana “ kalau pekerjaan kita ini tidak memeiliki jaminan kesehatan mas, paling
apabila kita sakit beli obat dan di bantu oleh teman, apabila sudah parah baru deh dilaporin sama Bos, biasanya Bos bawa kita berobat ke Puskesmas atau
Rumah sakit, semua biaya perobatan biasanya Bos yang nanggung “ Penuturan Bang Rahmatua Lubis
81
“ kalau Bang dek gk punya asuransi kesehatan atau jaminan kesehatan dari pekerjaan tambang ini dek, kalau ada kendala kesehatan paling berobat ke
puskesmas atau bidan dek. Apabila skitnya parah baru minta bantuan Bos diantar kerumah sakit, biasanya biaya berobat di tanggung si Bos “
Penuturan Mas Rinto Hidayatul Ulum “ kalau saya mas asuransi kesehatan tidak ada mas, semua kesehatan atau
kecelakaan kerja di tanggung sama si bos. Kalau sakitnya tidak parah kita minta bantu obati sama teman-teman mas “
Penuturan Mas Tuadek “ Kalau saya mas sama juga dengan teman-teman tidak memiliki asuransi
kesehatan, semuanya di tanggung oleh si bos, kalau sakitnya tidak parah kita obtain sendiri mas”
Penuturan Mas Bahrul Urun “ kalau jaminan kesehatan kerja atau asuransi kesehatan kerja, saya tidak
punya mas, soalnya kesahatan saya sam teman-teman apabila sakit parah biasa bos mau nanggulangin biayanya, kalau untuk asuransi kesehatan kita tidak punya
mas” e.
Sandang dan Pangan Sandang adalah pakaian manusia. Pakaian menjadi kebutuhuna primer
pertama walaupun manusia tidak bisa hidup tanpa pakaian, tetapi karena manusia adalah makhluk sosial yang hidup dalam mayarakat sehingga pakaian adalah hal
yang paling penting. Sedangkan pangan adala sember makanan bagi manusia dan merupakan kebutuhan primer. Pangan meliputi pekerjaan dan hal – hal yang
82
dilakukan yang tujuan mengahsilkan pangan bagi kehidupan. Manusia hidup dalam mayarakat dan membutuhkan pekerjaan dalam mengahasilkan
kebutuhannya sehari hari. Tidak jauh berbeda dengan penuturan wawamcara para penambang emas,
mereka juga harus memenuhi semua kebutuhannya terutama pangan dan sandaang sebagai kebutuhan primer. Pemenuhan sandang dan pangan dapat dilihat dari
frekuensi pembelian baju baru dan tempat pembelian serta komposisi makanan yang disediakan oleh mereka dalam rangka pemenuhan pangan dan gizi. Berikut
kutipan hasil wawancara dengan penambang emas di Desa Hutabargot Nauli ; Penuturan Mas Jaja Permana
“ kalau makan sehari-hari kita mas di tambang bos yang menyediakan biasanya beras,telor, dan indomie. Kalau untuk membeli pakaian mas biasnya
pas kita mau ngirim uang ke kota sekalian belanja pakaian, biasanya sekali dalam 1 bulan mas, harganya berkisar Rp 500.000 mas sekali belanja.tapi itupun
tergantung hasil tambang mas. Kalau hasil tambang tidak bagus saya tidak beli pakaian mas”
Penuturan Bang Rahmatua Lubis “ kalau Bang lauk tiap di tambang indomie sama telor aja, kalau pulang
kerumah istri bianya masak lauk kesukaan Bang, Ikan asin dek. Kalau untuk beli perlengakapan pakain, celana bianya waktu lebaran aja dek “
Penuturan Mas Rinto Hidayatul Ulum “ kalau di tambang mas bainya lauk kita indomie dan telor, terkadang kita
juga berburu binatang agar bisa makan daging, kalau pakaian dan celana
83
biasanya waktu kekota biasanya dalam 1 tahun bisa 3 atau 4 kali beli pakaian atau celana, itupun tergantung hasi tambang”
Penuturan Tuadek “ kalau makanan sehari-hari paling indomie sama telor, kalau untuk belanja
pakaian mas,kalau lagi kekota aja sekalian ngirim uang untuk istri, biasanya dalam 1 bulan 1 kali mas itupun kalau hasil tambangnya bagus, kalau ngak bagus
kita gk beli mas“ Penuturan Mas Bahrul Urun
“ kalau makanan mass am dengan teman-teman indomie dan telor, kalu untuk beli pakaian dan celana saya 2 kali dalam sebulan mas, tapi tergantung hasil
tambang juga mas, soalnya kadang kalau hasil lagi pas-pas an ngak beli apa-apa mas”
Tabel 5.1 Perbandingan Kondisi Sosial dan Ekonomi Penambang Emas di Tambang
Rakyat Illegal Dengan Standar Sosial dan Ekonomi Masyarakat Indonesia No. Indikator Sosial
Kondisi Sosial Masyarakat Penambang
Emas Kondisi Sosial
Masyarakat Indonesia
1 Interaksi Sosial
Para penambang emas jarang berinteraksi dengan
masyarakat sekitar, dikarenakan kesibukan
dalam proses Lingkungan sosial juga
merupakan hidup bermasyarakat. Keadaan
atau tarafnya ditentukan oleh : jumlah, kualifikasi,
84
penambangan. Penambang emas juga
hampir keseluruhan berasal dari luar kota.
Mereka tidak mempunyai KTP di daerah Mandailing
natal, interaksi yang mereka lakukan hanya
dengan teman-teman sesama penambang emas.
Interaksi tersebut sering terjadi di tambang dan
dirumah sewa yang di sediakan pemilik modal
tambang emas. distribusi penduduk,
tersedianya sumber daya alam dan kemampuan
memanfaatkannya secara kesinambungan,
teknologi-budaya, serta keadaan sosial-ekonomi-
politis yang ada.
No. Indikator
Ekonomi Kondisi Ekonomi
Masyarakat Penambang Emas
Kondisi Ekonomi Masyarakat Indonesia
1. Pendapatan
Tingkat pendapatan Penambang emas bisa
Menuruut BPS Golongan Pendapatan sedang adalah
85
digolongkan pendapatan sedang. Karena rata-rata
pendapatan penambang emas berkisar Rp 300.000
– 3.000.000 per 2 minggu. Untuk biaya makan dan
kesehatan mereka sudah di tanggung oleh pemilik
modal tambang. jika pendapatan rata-rata
dibawah antara Rp.1.500.000 sd
Rp.2.500.000, 00 perbulan
2.. Perumahan
Pada umumnya para penambang emas masih
tinggal dengan mertua dan mengontrak rumah, dan
tempat tinggal yang mereka jalani yaitu di
camp atau tenda-tenda yang telah disediakan
pemilik modal, hanya beralaskan tikar dan
bantal untuk tidur. Apabila libur kerja
mereka hanya disediakan rumah sewa yang
Standar perumahan yang layak adalah yang
dilengkapi dengan prasarana lingkungan yaitu
kelengkapan dasar fisik lingkungan, misalnya
penyediaan air minum, pembuangan sampah,
tersedianya listrik, telepon, jalan, yang memungkinkan
lingkungan pemukiman berfungsi sebagaimana
mestinya.
86
berukuruan 4 x 4 yang tidak memiliki fasilitas
kamar mandi hanya tikar dan dialiri listrik saja.
3. Pendidikan
Tingkat pendidikan para penambang emas
mayoritas SD,SMP,dan SMA. Anaka dalam
keluarganya masih terus bersekolah. Dan sekolah
paling tinggi lulusan SMA Pada sekarang ini
Pendidikan sangatlah penting sekali, untuk bisa
mendapatkan pekerjaan tidak cukup hanya tamat
SMP dan SMA tetapi juga harus memiliki keahlian
dan juga pendidikan yang lebih tinggi.
4. Kesehatan
Pada umumnya penyakit yang didertita penambang
emas adalah susah bernapas,pegal dan luka
tertimpa benda berat. Adapaun resiko pekerjaan
ini bisa menimbulkan kematian dengan sesak
napas, dan tertimbun reruntuhan tanah pada saat
Standar kesehatan di Indonesia adalah yang
sesuai dengan Pelayanan Askes Dan BPJS.
87
proses penambangan berlangsung. Untuk biaya
kesehatan mereka semua di tanggung pemilik
modal, kecuali terjadi kecelakaan dalam
penambangan seperti tertimbun reruntuhan
tanah yang menyebabkan kematian.
5. Sandang dan
Pangan Mayoritas penambang
emas makan 3 x sehari. Namun dri pengakuan
kurangnya gizi dalam makanan yang dimakan
karena hanya memiliki indomie dan telur setiap
harinya. Para penambang jarang mendapatkan
makanan daging,susu, dan makanan yang berprotein
lainnya. Untuk kebutuhan pakaian dan celana
Standar pangan biasanya minimal mengkomsumsi
daging, ikan, susu dan buah-buahan seminggu
sekali.
88
penambang emas selalu membeli 1 x sebulan
untuk pakaian sehari-hari.
Secara umum penambang emas di Desa Hutabargot Nauli telah dapat memenuhi kebutuhan pokoknya walaupun dengan seadanya. Penambang emas ini
berasal dari berbagai daerah meninggalkan istri dan anaknya untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Hal seperti ini dilakukan semata-mata demi
mencari kehidupan yang layak dengan tingkat pendidikan yang rendah dan skill yang minim membuat para penambang memberanikan diri menantang maut
dengan memasuki lubang tambang yang kedalamannya hampir ratusan meter dengan alat yang minim demi memenuhi kebutuhan sendiri dan keluarganya.
Keadaan ekonomi yang memaksa dan lowongan kerja yang tidak ada memaksa kehidupan yang begitu keraspun harus di jalani demi memenuhi kebutuhan sosial
dan ekonomi.
89
BAB VI
PENUTUP
Pada bab ini peneliti mengambil kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti berdasarkan analisa dan berdasarkan fakta-fakta dan data-
data yang ada. Penelitian yang dilakukan peneliti mengenai Tinjauan Kondisi Sosial dan Ekonomi Penambang Emas di Tambang Emas Rakyat Illegal Di Desa
Hutabargot Nauli Kecamatan Hutabargot Kabupaten Mandailing Natal. Kemudian setelah itu peneliti mengambil kesimpulan dan saran dari nhasil penelitian ini
yang sifatnya berupa sumbangan pemikiran dan mengetahui segala permasalahan yang penambang emas hadapi dalam pekerjaan yang mereka lakukan.
6.1 Kesimpulan dan Saran