BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metodologi penelitian merupakan alternatif akhir untuk menjawab dorongan keingintahuan terhadap suatu hal, dimana hal ini dianggap sebagai cara
yang ilmiah, karena tidak saja memusatkan perhatian pada kebenaran yang ilmiah, akan tetapi juga mempertimbangkan cara-cara untuk memperoleh kebenaran
ilmiah tersebut Bungin, 2001: 9. Dalam hal ini, peneliti menggunakan metode penelitian semiotika yang bersifat kualitatif, dimana penelitian kualitatif biasanya
digunakan dalam kajian ilmu sosial. Adapun penelitian ini membahas masalah yang terkait dengan simbol-simbol dari komunikasi nonverbal dan citra yang
terbentuk dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Penelitian kualitatif ini memiliki tiga unsur utama, yaitu sebagai berikut
Straus, 2003: 7: 1.
Data yang berasal dari berbagai macam sumber, biasanya dari wawancara dan pengamatan.
2. Prosedur analisis dan interpretasi yang digunakan untuk mendapatkan
temuan atau teori. Prosedur ini mencakup teknik-teknik untuk memahami data.
3. Laporan tertulis dan lisan. Laporan ini dapat dikemukakan dalam
jurnal ilmiah atau konferensi. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis proses berlangsungnya
suatu fenomena sosial dan memperoleh suatu gambaran yang tuntas terhadap proses tersebut, dan menganalisis makna yang ada di balik informasi, data, dan
proses suatu fenomena sosial tersebut. Karenanya, peneliti menggunakan analisis semiotika untuk metode penelitian yang bersifat memaparkan situasi atau
peristiwa sehingga mampu mengetahui makna apa saja yang berada di balik suatu fenomena sosial Kriyantono, 2006: 25. Secara khusus, penelitian pun diharapkan
dapat menggambarkan bagaimana simbol yang terdapat dari komunikasi nonverbal dan citra yang terbentuk dari Presiden Joko Widodo.
Peneliti juga memilih untuk menganalisis dengan menggunakan “Semiologi dan Mitologi” dari Roland Barthes, yaitu untuk mengetahui makna
yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan dari suatu tanda secara lebih rinci. Dengan signifikasi dua tahap two order signification, peneliti berharap makna
denotasi maupun makna konotasi yang ada dapat tergambar dengan jelas sehingga objek penelitian dapat diteliti secara maksimal. Objek penelitian yang berupa
komunikasi nonverbal dari Presiden Joko Widodo merupakan hal yang menarik untuk diteliti karena saat penelitian ini dilakukan beliau sangat berpengaruh di
Indonesia, dan bahkan di dunia. Secara tidak langsung, citra yang melekat pada dirinya juga mendapatkan perhatian dalam penelitian ini.
Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis, dimana bahasa tidak hanya dipandang sebagai alat untuk memahami realitas objektif belaka dan
dipisahkan dari subjek sebagai penyampai pesan. Subjek yang ada memiliki kemampuan kontrol terhadap maksud-maksud tertentu dalam setiap objek.
Paradigma konstruktivisme juga melihat suatu relitas sosial sebagai hasil konstruksi sosial, dan kebenaran yang ada bersifat relatif. Karenanya, peneliti
memilih paradigma ini sebagai pandangan dalam menganalisis semiotika dari komunikasi nonverbal Presiden Joko Widodo serta citra yang terbentuk darinya.
3.2 Objek Penelitian