Komunikasi Nonverbal Kajian Pustaka

bahwa kata-kata itu mendorong orang untuk memberi makna yang telah disetujui bersama terhadap kata-kata tersebut Mulyana, 2008: 96. Komunikasi adalah kompleks dan memiliki banyak bentuk namun tetap menjadi sebuah hal yang mendasar dalam kehidupan kita. Misalnya, ketika seorang dokter berbicara dengan pasien tentang masalah kesehatan dan menyarankan perubahan gaya hidup. Hal tersebut tentu membutuhkan komunikasi. Contohnya, komunikasi dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, profesional, teknologi, nasional, ataupun internasional yang adalah berbeda-beda. Komunikasi itu penting untuk efektifitas kerja. Pengetahuan dan keterampilan komunikasi merupakan dasar bagi kepemimpinan sebagaimana kemampuan tertentu lainnya untuk kepemimpinan yang efektif, misalnya dalam mengelola hubungan antarpribadi, mendapatkan pengaruh dan mengelola aliran informasi dalam organisasi, hingga mencapai tujuan organisasi.

2.2.2 Komunikasi Nonverbal

Komunikasi nonverbal merupakan komunikasi tanpa bahasa atau komunikasi tanpa kata, maka tanda nonverbal berarti tanda minus bahasa atau tanda minus kata Sobur, 2004: 122. Menurut Larry A. Samovar dan Richard E. Porter, komunikasi nonverbal mencakup semua rangsangan kecuali rangsangan verbal dalam suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu, yang mempunyai nilai potensial bagi pengirim atau penerimanya. Jadi, komunikasi nonverbal mencakup perilaku yang disengaja dan tidak disengaja sebagai bagian dari peristiwa komunikasi secara keseluruhan, dimana kita banyak mengirim pesan nonverbal tanpa menyadari bahwa pesan-pesan tersebut bermakna bagi orang lain Mulyana, 2008: 343. Adapun bentuk dari nonverbal tersebut menurut Duncan adalah berupa kinesik atau gerak tubuh, paralinguistik atau suara, proksemik atau penggunaan ruangan personal dan sosial, olfaksi atau penciuman, sensitivitas kulit, dan faktor akrtifaktual seperti pakaian dan kosmetik. Pesan kinesik, terdiri dari tiga komponen utama, yaitu pesan fasial, pesan gestural, dan pesan postural. Pesan fasial menggunakan air muka untuk menyampaikan makna tertentu. Menurut Leathers, wajah mengkomunikasikan penilaian dengan ekspresi senang dan tidak senang, wajah mengkomunikasikan berminat atau tidak berminat pada orang lain atau lingkungan, wajah mengkomunikasikan intensitas keterlibatan dalam suatu situasi, wajah mengkomunikasikan tingkat pengendalian individu terhadap pernyataannya sendiri, dan wajah barangkali mengkomunikasikan adanya atau kurangnya pengertian. Pesan gestural menunjukkan gerakan sebagian anggota badan seperti mata dan tangan untuk mengkomunikasikan berbagai makna. Menurut Galloway, makna tersebut antara lain mendorongmembatasi, menyesuaikanmempertentang- kan, responsiftak responsif, perasaan positifnegatif, memperhatikantidak memperhatikan, melancarkantidak reseptif, dan menyetujuimenolak. Pesan postural berkaitan dengan postur badan yang memiliki makna immediacy atau ungkapan kesukaanketidaksukaan, power atau status komunikator, dan responsiveness atau emosi positifnegatif Rakhmat, 2007: 290. Pesan proksemik disampaikan melalui pengaturan jarak dan ruang, yaitu dimana seseorang mengungkapkan jarak keakrabannya dengan orang lain. Hall menemukan bahwa jarak dapat diperkirakan bergantung pada kondisi dan isi percakapan, yaitu percakapan publik 12 kaki atau lebih hingga batas yang dapat dilihat, percakapan informal dan bisnis 4 sampai 12 kaki, percakapan biasa 1,5 sampai 4 kaki, dan percakapan intim 0 sampai 18 inci. Fluktuasi jarak dalam setiap kategori tergantung pada sejumlah faktor, yaitu budaya dimana percakapan berlangsung, usia dari yang saling berinteraksi, topik yang sedang dibahas, keadilan, sifat hubungan, sikap, perasaan dari individu dan seterusnya. Misalnya, penggunaan ruang dan posisi juga penting di tempat duduk. Dalam situasi kelompok, posisi tertentu sering dikaitkan dengan tingginya tingkat aktifitas dan kepemimpinan terhadap yang lain. Berada di depan kelompok dan lebih terpisah dari kelompok dibanding siapapun, mendukung individu yang bersangkutan untuk memiliki posisi jarak dan wewenang. Contohnya adalah seorang guru di depan kelas, seorang hakim di depan pengadilan, seorang pemimpin agama di bagian depan gereja dan sebagainya Ruben, 2013: 193. Pesan artifaktual diungkapkan melalui penampilan, seperti pakaian dan kosmetik. Meskipun bentuk tubuh relatif tetap, dalam hubungan dengan orang lain seseorang sering berperilaku sesuai dengan persepsinya tentang tubuhnya body image. Hal ini erat kaitannya dengan tubuh yaitu dengan pakaian dan kosmetik kita berupaya untuk membentuk citra tubuh. Umumnya, pakaian digunakan untuk menyampaikan identitas atau mengungkapkan siapa diri kita kepada orang lain Rakhmat, 2007: 292. Pesan paralinguistik berhubungan dengan cara mengungkapkan pesan verbal. Paralinguistik mengacu pada setiap pesan yang menyertai dan lebih melengkapi bahasa. Bentuk vokal dan bentuk tertulis merupakan bagian dari paralinguistik. Bentuk vokal meliputi tinggi rendah suara, kecepatan berbicara, irama, batuk, tertawa, sengau, berhenti, bahkan keheningan yang bersumber dalam penyampaian pesan tatap muka Ruben, 2013: 175. Pesan sentuhan dan bau-bauan termasuk pesan nonverbal nonvisual dan nonvokal. Kita mampu menerima dan membedakan berbagai emosi yang disampaikan orang melalui sentuhan. Alat penerima sentuhan adalah kulit. Smith telah meneliti kemampuan kulit yang mampu menyampaikan berbagai perasaan yang pada umumnya meliputi: tanpa perhatian detached, kasih sayang mothering, takut fearful, marah angry, dan bercanda playful. Sedangkan bau-bauan digunakan manusia untuk berkomunikasi secara sadar dan tidak sadar. Dr. Harry Wiener dari New York Medical College menyimpulkan bahwa manusia menyampaikan dan menerima pesan kimiawi eksternal Rakhmat, 2007: 293- 294. Pesan nonverbal menurut Mark L. Knapp memiliki lima fungsi, yaitu 1 Repetisi, yaitu mengulang kembali gagasan yang sudah disajikan secara verbal. Misalnya, setelah saya menjelaskan penolakan saya, saya menggelengkan kepala berkali-kali, 2 Substitusi, yaitu menggantikan lambang-lambang verbal. Misalnya, tanpa sepatah kata pun Anda berkata, Anda dapat menunjukkan persetujuan dengan mengangguk-angguk, 3 Kontradiksi, yaitu menolak pesan verbal atau memberikan makna yang lain terhadap pesan verbal. Misalnya, Anda memuji prestasi kawan Anda dengan mencibirkan bibir Anda, “Hebat, kau memang hebat”, 4 Komplemen, yaitu melengkapi dan memperkaya makna pesan verbal. Misalnya, air muka Anda menunjukkan tingkat penderitaan yang tidak terungkap dengan kata-kata; 5 Aksentuasi, yaitu menegaskan pesan verbal atau menggarisbawahinya. Misalnya, Anda mengungkapkan betapa jengkelnya Anda dengan memukul mimbar Rakhmat, 2007: 287. Studi komunikasi nonverbal sebenarnya masih relatif baru. Pada zaman Yunani kuno, apabila bidang pertama dimulai dengan studi tentang persuasi, khususnya pidato, maka studi bidang kedua mengajarkan tentang ekspresi wajah sebagaimana dengan yang telah ditulis Charles Darwin pada tahun 1873. Sejak terdapat studi tersebut, banyak orang yang mengkaji komunikasi nonverbal ini demi keberhasilan komunikasi, bukan hanya ahli-ahli komunikasi, tetapi juga antropolog, psikolog, dan sosiolog. Simbol-simbol nonverbal lebih sulit ditafsirkan daripada simbol-simbol verbal. Ada sebuah pendapat yang mengatakan bahwa isyarat nonverbal pada umumnya adalah tidak berlaku secara universal. Nonverbal ini harus dipelajari, karena isyarat nonverbal yang merupakan bawaan hanyalah sedikit. Kita semua lahir dan mengetahui bagaimana tersenyum, namun kebanyakan ahli sepakat bahwa dimana, kapan, dan kepada siapa kita menunjukkan emosi ini adalah dengan dipelajari dan dipengaruhi oleh konteks serta budaya Mulyana, 2008: 343. Dilihat dari fungsinya, perilaku nonverbal memiliki bebeberapa fungsi. Paul Ekman menyebutkan lima fungsi pesan nonverbal, seperti yang dapat digambarkan dengan perilaku mata, yaitu sebagai berikut Mulyana, 2008: 349: a. Emblem. Gerakan mata tertentu merupakan simbol yang memiliki kesetaraan dengan simbol verbal. Kedipan mata dapat mengatakan, “Saya tidak sungguh-sungguh.” b. Ilustrator. Pandangan ke bawah dapat menunjukkan depresi atau kesedihan. c. Regulator. Kontak mata berarti saluran percakapan terbuka. Memalingkan muka menandakan ketidaksetiaan berkomunikasi. d. Penyesuai. Kedipan mata yang cepat meningkat ketika orang berada dalam tekanan. Itu merupakan upaya tubuh untuk mengurangi kecemasan. e. Affect Display. Pembesaran manik-mata pupil dilation menunjukkan peningkatan emosi. Isyarat wajah lainnya menunjukkan perasaan takut, terkejut, atau senang. Komunikasi nonverbal memainkan peranan penting dalam kehidupan sehari-hari, seperti halnya komunikasi verbal yang sering kita lakukan. Ada sejumlah kesamaan antara komunikasi verbal dan nonverbal, yaitu 1 adanya aturan yang memerintah, 2 memungkinkannya produksi pesan yang tidak disengaja dan disengaja, dan 3 berbagi ragam fungsi pesan secara bersama- sama. Sedangkan perbedaan kunci antara komunikasi verbal dan nonverbal adalah 1 dibandingkan dengan bahasa verbal, telah terjadi kurangnya kesadaran dan perhatian terhadap isyarat-isyarat nonverbal dan dampaknya terhadap perilaku, 2 komunikasi nonverbal melibatkan aturan yang utamanya tertutup, daripada yang terbuka, dan 3 pengolahan pesan verbal diduga terjadi di belahan otak kiri, sedangkan belahan otak kanan sangat penting untuk pengolahan informasi yang berkaitan dengan kegiatan nonverbal Ruben, 2013: 201. Pengetahuan komunikasi nonverbal atau yang juga berupa bahasa tubuh banyak digunakan untuk bidang intelejen seperti di Amerika, dimana setiap agen FBI atau CIA dibekali kemampuan membaca bahasa tubuh dan mutlak untuk mereka miliki. Meskipun dalam dunia pendidikan komunikasi nonverbal belum mendapatkan banyak perhatian dibandingkan komunikasi verbal, bagi beberapa kalangan, mempelajari komunikasi nonverbal sangatlah penting. Dalam sebuah penelitian, Profesor Mehrabian menyimpulkan bahwa seseorang dapat dipercaya bergantung pada konsistensinya dalam tiga faktor komunikasi, yaitu verbal perkataan, vokal nada suara, dan visual bahasa tubuh. Masing-masing faktor mempunyai pengaruh yang berbeda-beda. Perkataan yang diucapkan hanya merupakan 7 dari bagian yang menjadi perhatian lawan bicara, sedangkan bahasa tubuh 55. Hal ini menunjukkan bahwa pesan nonverbal lebih mendapatkan perhatian lawan bicara daripada pesan verbal yang disampaikan Putra, 2013: 14-15. Pesan nonverbal pada umumnya memiliki enam sumber utama yang sangat penting, yaitu kinesik atau gerak tubuh, paralinguistik atau suara, proksemik atau penggunaan ruangan personal dan sosial, olfaksi atau penciuman, sensitivitas kulit, dan faktor artifaktual. Pesan nonverbal yang ditampilkan memainkan peran penting dalam hubungan interpersonal, khususnya dalam kesan awal. Baju atau gaun dan perhiasan fisik adalah aspek penampilan yang berfungsi sebagai sumber informasi potensial. Wajah adalah aspek sentral dari penampilan seseorang yang menyediakan sumber utama informasi tentang keadaan emosi seseorang. Rambut pun merupakan sumber pesan Ruben, 2013: 201. Karenanya, pesan nonverbal dapat menjadi sumber informasi berkelanjutan bagi orang lain. Pada akhirnya, dengan secara berlanjut dan tak terhindarkan, kita mampu memproses informasi tentang orang-orang, situasi, objek pada lingkungan, dan juga mengenai diri kita sendiri.

2.2.3 Semiotika

Dokumen yang terkait

Dramatisme Pidato Kenegaraan Pertama Presiden Joko Widodo (Analisis Wacana Pidato Kenegaraan Pertama Presiden RI Joko Widodo Pasca Dilantik dalam Perspektif Dramatisme)

16 149 135

Ideologi dalam Teks Pidato Presiden Ir. H. Joko Widodo (Analisis Wacana Pidato Politik Pertama Presiden Ir. H. Joko Widodo pada Upacara Pelantikan Presiden)

6 40 23

ANALISIS WACANA POLITIK JOKO WIDODO SAAT PEMILIHAN PRESIDEN 2014

0 7 202

HUBUNGAN PEMBERITAAN KENAIKAN HARGA BBM DI TV ONE TERHADAP CITRA KEPRESIDENAN JOKO WIDODO (Survei Terhadap Pedagang di Pasar Kramat Jati Jakarta Timur Yang Menonton TV One )

2 31 141

CITRA JOKO WIDODO DAN JUSUF KALLA DALAM IKLAN POLITIK TELEVISI (Studi Analisis Semiotik Citra Joko Widodo dan Jusuf Kalla dalam Iklan Politik Televisi Masa Kampanye Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Periode Mei - Juli 2014).

0 0 13

BAB I PENDAHULUAN - Komunikasi Nonverbal dan Citra Presiden Joko Widodo (Analisis Semiotika Komunikasi Nonverbal Serta Citra yang terbentuk dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo)

0 0 11

Komunikasi Nonverbal dan Citra Presiden Joko Widodo (Analisis Semiotika Komunikasi Nonverbal Serta Citra yang terbentuk dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo)

0 0 15

GAMBARAN CITRA POLITIK PRESIDEN DALAM VIDEO BLOGGING DI AKUN YOUTUBE PRESIDEN JOKO WIDODO Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 23

STRATEGI IMPRESSION MANAGEMENT PRESIDEN JOKO WIDODO MELALUI KOMUNIKASI PROGRAM PRIORITAS PEMERINTAH DALAM AKUN YOUTUBE “PRESIDEN JOKO WIDODO”

0 0 10

KOMUNIKASI POLITIK JOKO WIDODO PADA KAMPANYE PEMILIHAN PRESIDEN 2014 MELALUI YOUTUBE (ANALISIS WACANA KRITIS)

0 0 89