Kode Gnomik atau Kode Kultural

E. Kode Gnomik atau Kode Kultural

Di Indonesia, pemakaian jas bukan merupakan pemakaian pakaian yang umum untuk dipakai oleh masyarakat. Jas tersebut biasanya dipakai oleh orang- orang tertentu, terutama oleh orang-orang yang biasa bekerja di kantor. Jas yang juga disebut sebagai tuxedo, muncul pada tahun 1860 ketika Henry Poole Co. membuat setelan khusus, yaitu short smoking jacket bagi Pangeran Inggris, Edward VII, untuk dikenakan pada acara makan malam. Sebelum kemunculan jas tersebut, kalangan seniman bohemian sering memakai setelan tiga rangkap yang terdiri dari jas lounging dengan tali pengikat di pinggang, yang dipadu dengan rompi yang serasi dan celana panjang. Dengan semakin berkembangnya zaman, jas asal Negara Inggris tersebut semakin memiliki banyak motif, gaya, dan mewah www.jahitjas.commengenal-sejarah-jas. Pada akhirnya, jas tidak hanya dipakai oleh orang kantoran, namun telah menjadi pakaian yang biasa dipakai orang- orang pada umumnya untuk menghadiri acara formal. Pemakaian jas tersebut dapat disesuaikan dengan postur tubuh orang yang akan memakainya. Tidak hanya orang yang bertubuh ideal, orang yang memiliki postur tubuh yang kurus pun tetap dapat terlihat baik dengan menggunakan jas tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang yang memiliki tubuh yang kurus cenderung diidentikkan dengan orang yang lemah. Namun, dengan pemakaian jas, seseorang bisa terlihat lebih baik dan berwibawa sehingga mampu menjadi pusat perhatian. Selain pemakaian jas terhadap seseorang yang memiliki tubuh yang kurus, seseorang yang disertai dengan tubuh yang tinggi juga sering menjadi pusat perhatian. Meskipun begitu, biasanya seseorang yang memiliki tinggi badan yang tidak seperti orang pada umumnya memiliki kecenderungan rasa kurang percaya diri. Melengkapi pemakaian jas, seseorang biasanya juga menggunakan kemeja dan dasi. Kata “kemeja” berasal dari bahasa Portugis, yaitu Camisa sebuah baju atau pakaian atas, terutama untuk pria. Kemeja pada awalnya digunakan sebagai baju bangsawan dan hanya memiliki satu warna, yaitu warna putih. Pada umumnya, pakaian ini berkerah, berkancing depan, berlengan panjang atau pendek, dan berbahan katun, linen, dan sebagainya. Menurut buku Men’s Wardrobe seri Chic Simple, disebutkan bahwa para bangsawan Eropa abad ke-17 biasanya memakai kemeja putih yang dihiasi renda pada bagian dada dan lengan. Selain itu, mereka juga biasa tampil menggunakan busana tuxedo dengan kemeja putih di bagian dalam busana tersebut. Pada abad ke-19, kemeja putih dianggap paling elegan www.faziostore.compagesraih-penghasilan-online-17sejarah- asal-mula-mengenai-kemeja-52.html. Sedangkan dasi pada awalnya berbentuk cravat, yaitu sebuah sapu tangan yang diikatkan pada leher menggunakan teknik tertentu. Sapu tangan tersebut berasal dari bermacam kain, mulai dari sejenis seragam, katun lembut, sampai bahan sutera. Cravat tersebut memiliki arti “orang Kroasia”. Hal ini dikarenakan cravat tersebut berasal dari Negara Kroasia. Keindahan cravat maupun teknik mengikatnya memperlihatkan strata pemakainya. Cravat tersebut pun mengalami perkembangan mode, sehingga pada tahun 1860-an, cravat mempunyai ujung yang panjang menyerupai dasi modern. Saat hadir mode baju yang memiliki kerah, dasi diikatkan dibawah dagu, dan bagian ujungnya menjuntai di depan baju duniasejarah.combendasejarah-dasi-dimulai-sejak-zaman-batu.html. Adakalanya seseorang juga menggunakan sebuah pin yang disematkan di bagian jas sebagai aksesoris yang dapat melengkapi pemakaian jas. Namun, bagi para pejabat di Indonesia, penggunaan pin tidak hanya sebagai aksesoris, tetapi juga sebagai atribut yang wajib digunakan ketika akan dilantik untuk menduduki posisi jabatan tertentu. Penggunaan warna emas tersebut menandakan bahwa seseorang tersebut merupakan seseorang yang terhormat dan memiliki jabatan yang tinggi, karena emas memiliki makna mulia dan kekayaan. Selain penggunaan pin, pejabat negara di Indonesia juga diwajibkan untuk memakai sebuah peci ketika akan dilantik. Peci berasal dari bahasa Belanda pet topi dan je kecil, yang artinya adalah topi kecil. Peci pada umumnya berwarna hitam dan berbahan beludru. Peci tidak hanya berfungsi sebagai penutup rambut waktu sholat dan acara religi lainnya bagi umat Muslim, namun telah menjadi simbol bagi kepribadian bangsa Indonesia. Penggunaan peci berwarna hitam sebagai bagian dari pakaian resmi adalah dipelopori oleh presiden pertama di Indonesia, Soekarno Bung Karno ketika pertemuan Jong Java di Surabaya. Adapun menurut Bung Karno, peci ini memiliki makna yang mencerminkan Indonesia yang satu bangunan “inter-kultur” www.wartamadani.com201310sejarah-dan-asal-usul-peci-hitam.html. Selain pemakaian setelan jas dan aksesoris yang wajib untuk digunakan di acara resmi, seseorang hendaknya juga menggunakan sepatu yang memiliki kesan yang resmi. Dalam hal ini, Jokowi terlihat memakai sepatu pantofel dalam mengikuti acara pelantikan dirinya. Sepatu pantofel adalah jenis sepatu formal, yang biasanya dipakai untuk pergi ke kantor atau bekerja. Namun, dalam perkembangan zaman, pengguna sepatu ini semakin banyak dan dipakai untuk acara yang kasual. Bahan dasar pembuatan sepatu ini biasanya adalah kulit sapi atau kulit kambing asli sehingga terlihat begitu elegan, dan flopper atau semacam kulit imitasi. Model sepatu pantofel yang paling umum adalah model sepatu tuan dengan ciri khas ujung sepatu berbentuk kotak lancip dengan tubuh yang panjang. Selain itu, sepatu tersebut memiliki model perekat, tali, atau selop yang langsung pakai www.sepatupedia.comproduct-categorypria pantofel. Acara pelantikan pejabat negara tersebut tidak hanya ditunjukkan oleh pemakaian pakaian dan aksesoris atau atribut yang wajib untuk digunakan, namun acara ini juga memiliki prosedur-prosedur yang wajib diikuti. Dalam hal ini, acara pelantikan Jokowi dan Jusuf Kalla sebagai Presiden dan Wakil Presiden tersebut juga dilakukan sesuai dengan prosedur, dimana salah satu agendanya adalah penandatanganan berita acara pelantikan oleh keduanya di depan MPR dan para tamu negara. Kegiatan tersebut disusul dengan berjabat tangan yang menandakan telah terjadi sebuah kesepakatan, yaitu Jokowi dan Jusuf Kalla sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia untuk periode 2014-2019.

F. Kode Semik atau Konotasi

Dokumen yang terkait

Dramatisme Pidato Kenegaraan Pertama Presiden Joko Widodo (Analisis Wacana Pidato Kenegaraan Pertama Presiden RI Joko Widodo Pasca Dilantik dalam Perspektif Dramatisme)

16 149 135

Ideologi dalam Teks Pidato Presiden Ir. H. Joko Widodo (Analisis Wacana Pidato Politik Pertama Presiden Ir. H. Joko Widodo pada Upacara Pelantikan Presiden)

6 40 23

ANALISIS WACANA POLITIK JOKO WIDODO SAAT PEMILIHAN PRESIDEN 2014

0 7 202

HUBUNGAN PEMBERITAAN KENAIKAN HARGA BBM DI TV ONE TERHADAP CITRA KEPRESIDENAN JOKO WIDODO (Survei Terhadap Pedagang di Pasar Kramat Jati Jakarta Timur Yang Menonton TV One )

2 31 141

CITRA JOKO WIDODO DAN JUSUF KALLA DALAM IKLAN POLITIK TELEVISI (Studi Analisis Semiotik Citra Joko Widodo dan Jusuf Kalla dalam Iklan Politik Televisi Masa Kampanye Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Periode Mei - Juli 2014).

0 0 13

BAB I PENDAHULUAN - Komunikasi Nonverbal dan Citra Presiden Joko Widodo (Analisis Semiotika Komunikasi Nonverbal Serta Citra yang terbentuk dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo)

0 0 11

Komunikasi Nonverbal dan Citra Presiden Joko Widodo (Analisis Semiotika Komunikasi Nonverbal Serta Citra yang terbentuk dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo)

0 0 15

GAMBARAN CITRA POLITIK PRESIDEN DALAM VIDEO BLOGGING DI AKUN YOUTUBE PRESIDEN JOKO WIDODO Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 23

STRATEGI IMPRESSION MANAGEMENT PRESIDEN JOKO WIDODO MELALUI KOMUNIKASI PROGRAM PRIORITAS PEMERINTAH DALAM AKUN YOUTUBE “PRESIDEN JOKO WIDODO”

0 0 10

KOMUNIKASI POLITIK JOKO WIDODO PADA KAMPANYE PEMILIHAN PRESIDEN 2014 MELALUI YOUTUBE (ANALISIS WACANA KRITIS)

0 0 89