kerja yang kemudian berlanjut pada kelelahan emosionalnya dan akan berpengaruh pada kelelahan secara fisik. Perawat yang mengalami stres kerja akan
menampakkan diri pada berbagai perilaku yang tidak normal seperti gugup, tegang, selalu cemas, gangguan pencernaan, dan tekanan darah tinggi. Pengaruh gejala-
gejala tersebut dapat terlihat pada kondisi mental tertentu seperti sukar tidur, sikap tidak bersahabat, putus asa, mudah marah, sukar mengendalikan emosi dan bersifat
agresif Siagian, 2014. Dapat disimpulkan bahwa stres kerja adalah suatu bentuk tanggapan baik fisik maupun mental seseorang saat dihadapkan dengan keadaan
yang tidak sesuai antara tuntutan dengan kemampuan untuk mengatasinya.
2.1.1.2 Indikator Stres kerja
Indikator stres kerja menurut Terry dan John dalam Salmawati 2014 dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu:
a. Gejala psikologis seperti bingung, cemas, tegang, sensitif, mudah marah,
bosan, tidak puas, tertekan, memendam perasaaan, tidak konsentrasi, dan komunikasi tidak efektif. Perawat yang mengalami stres kerja menjadi
nervous
dan merasakan kekuatiran kronis. Mereka sering menjadi marah- marah, agresif, tidak dapat relaks, atau memperlihatkan sikap yang tidak
kooperatif Hasibuan, 2009. b.
Gejala fisik seperti meningkatnya detak jantung dan tekanan darah, meningkatnya eksresi adrenalin, dan non adrenalin, gangguan lambung,
gangguan pernapasan, gangguan kardiovaskuler, kepala pusing,
migraine,
berkeringat, dan mudah lelah fisik. Perawat sering mengalami gangguan pencernaan juga sakit lambung diakibatkan makan yang tidak teratur.
c. Gejala perilaku pada stres kerja seperti prestasi dan produktivitas kerja
menurun, menghindari pekerjaan, agresif, kehilangan nafsu makan, meningkat penggunaan minuman keras, bahkan perilaku sabotase Zulfan,
2012. Perawat yang mengalami stres kerja akan rentan berbuat kesalahan, mengalami kecelakaan kerja, masalah kesehatan dan cenderung menyendiri.
2.1.1.3 Penyebab Stres kerja
Menurut Sheridan dan Radmacher dalam Almasitoh 2011, ada tiga faktor penyebab stres kerja, yaitu berkaitan dengan lingkungan, organisasi, dan individu.
Faktor lingkungan, yaitu keadaan secara global. Lingkungan yang dapat menyebabkan stres ialah ketidakpastian lingkungan, seperti ketidakpastian situasi
ekonomi, ketidakpastian politik, dan perubahan teknologi. Faktor Organisasional, yaitu kondisi organisasi yang langsung mempengaruhi kinerja individu. Kondisi
organisasi ini akan mempengaruhi individu yang terlibat di dalamnya. Berikutnya faktor individual, terdapat dalam kehidupan pribadi individu di luar pekerjaan,
seperti masalah keluarga dan ekonomi. Menurut Sunyoto 2001, mengelompokkan faktor-faktor penyebab stres dalam
pekerjaan yaitu sebagai berikut: