2.1.1.5 Dampak Stres Kerja
Menurut Lubis dalam Prihatini, 2007, stres kerja dapat mengakibatkan hal – hal
sebagai berikut: penyakit fisik yang diinduksikan oleh stres seperti penyakit jantung koroner, hipertensi, tukak lambung, ashma, gangguan menstruasi dan lain-lain.
Kecelakaan kerja terutama pekerjaan yang menuntut kinerja yang tinggi, bekerja bergiliran, absensi kerja, lesu kerja, perawat kehilangan motivasi dalam bekerja.
Gangguan jiwa mulai dari gangguan ringan sampai ketidakmampuan yang berat. Gangguan jiwa yang ringan misalnya mudah gugup, tegang, marah-marah, apatis dan
kurang konsentrasi. Gangguan yang lebih jelas lagi berupa depresi, dan cemas. Stres kerja juga mempunyai dampak terhadap individu dan organisasi. Menurut
Beehr dalam Prihatini, 2007, stres kerja berdampak bagi individu yaitu munculnya masalah yang berhubungan dengan kesehatan, psikologi dan interaksi interpersonal.
Pada gangguan fisik seseorang mengalami stres akan mudah terserang penyakit, pada gangguan mental stres berkepanjangan akan mengakibatkan ketegangan hal ini akan
merusak tubuh dan gangguan kesehatan. Pada gangguan interpersonal stres akan lebih sensitif terhadap hilangnya percaya diri, menarik diri dan lain-lain. Dampak terhadap
organisasi yaitu pekerja yang mengalami stres kerja akan berpengaruh pada kuantitas kerja, kekacauan manajemen dan operasional kerja, meningkatnya absensi dan
banyak pekerjaan yang tertunda. Stres kerja dapat menurunkan kualitas dan kuantitas pelayanan pada perawat, yang akan berakibat pada penurunan produktivitas layanan
rumah sakit.
2.1.2 Beban Kerja
2.1.2.1 Pengertian Beban Kerja
Beban kerja merupakan pekerjaan yang di kerjakan oleh seseorang. Beban kerja tergantung dari bagaimana orang tersebut menanganinya. Jika seseorang yang
bekerja dengan keadaan yang tidak puas dan tidak menyenangkan, pekerjaan tersebut akan menjadi beban bagi dirinya. Schultz dan Schultz 2006 menyatakan
beban kerja adalah terlalu banyak pekerjaan pada waktu yang tersedia atau melakukan pekerjaan yang terlalu sulit untuk karyawan. Menurut Manuaba dalam
Ambarwati, 2014, beban kerja merupakan kemampuan tubuh dalam menerima pekerjaan. Kapasitas pekerjaan harus disesuaikan dengan jumlah perawat yang ada.
Seperti yang dikatakan oleh Munandar 2001, setiap beban kerja yang diterima seseorang harus sesuai dan seimbang baik terhadap kemampuan fisik, kemampuan
kognitif maupun keterbatasan manusia yang menerima beban tersebut. Beban kerja perawat harus disesuaikan dengan kuantitas dimana pekerjaan yang harus
dikerjakan terlalu banyaksedikit maupun secara kualitas dimana pekerjaan yang dikerjakan membutuhkan keahlian. Bila banyaknya tugas tidak sebanding dengan
kemampuan baik fisik maupun keahlian dan waktu yang tersedia maka akan menjadi sumber stres Ilyas, 2000. Dari beberapa pendapat yang dikemukakan oleh
para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa beban kerja adalah tugas atau pekerjaan yang harus dikerjakan oleh perawat baik secara kualitas maupun kuantitas.