berkeringat, dan mudah lelah fisik. Perawat sering mengalami gangguan pencernaan juga sakit lambung diakibatkan makan yang tidak teratur.
c. Gejala perilaku pada stres kerja seperti prestasi dan produktivitas kerja
menurun, menghindari pekerjaan, agresif, kehilangan nafsu makan, meningkat penggunaan minuman keras, bahkan perilaku sabotase Zulfan,
2012. Perawat yang mengalami stres kerja akan rentan berbuat kesalahan, mengalami kecelakaan kerja, masalah kesehatan dan cenderung menyendiri.
2.1.1.3 Penyebab Stres kerja
Menurut Sheridan dan Radmacher dalam Almasitoh 2011, ada tiga faktor penyebab stres kerja, yaitu berkaitan dengan lingkungan, organisasi, dan individu.
Faktor lingkungan, yaitu keadaan secara global. Lingkungan yang dapat menyebabkan stres ialah ketidakpastian lingkungan, seperti ketidakpastian situasi
ekonomi, ketidakpastian politik, dan perubahan teknologi. Faktor Organisasional, yaitu kondisi organisasi yang langsung mempengaruhi kinerja individu. Kondisi
organisasi ini akan mempengaruhi individu yang terlibat di dalamnya. Berikutnya faktor individual, terdapat dalam kehidupan pribadi individu di luar pekerjaan,
seperti masalah keluarga dan ekonomi. Menurut Sunyoto 2001, mengelompokkan faktor-faktor penyebab stres dalam
pekerjaan yaitu sebagai berikut:
1 Faktor
– faktor instrinsik dalam pekerjaan Faktor
– faktor instrinsik dalam pekerjaan meliputi tuntutan fisik dan tuntutan tugas. Tuntutan fisik berupa bising, vibrasi getaran, higene.
Sedangkan tuntutan tugas mencakup kerja
shift
atau kerja malam. Kerja
shift
merupakan sumber stres utama bagi para pekerja di ruang rawat inap. Faktor intrinsik dalam pekerjaan yang kedua yaitu beban kerja. Beban kerja berlebih
dan beban kerja terlalu sedikit merupakan pembangkit stres. Selanjutnya peran terhadap risiko dan bahaya yang dikaitkan dengan jabatan tertentu merupakan
sumber stres. Makin besar kesadaran akan bahaya dalam pekerjaannya makin besar depresi dan kecemasan pada perawat.
2 Peran individu dalam organisasi
Setiap perawat mempunyai kelompok tugasnya yang harus dilakukan sesuai dengan aturan
– aturan yang ada dan sesuai yang diharapkan atasannya. Namun perawat tidak selalu berhasil memainkan perannya sehingga timbul: konflik
peran dan ketaksaan peran. Ketaksaan peran dirasakan jika seseorang perawat tidak memiliki cukup informasi untuk dapat melaksanakan tugasnya atau tidak
mengerti atau tidak merealisasikan harapan – harapan yang berkaitan dengan
peran tertentu.