Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa dukungan sosial berpengaruh negatif terhadap stres k
erja perawat sebesar β -0,144 p0,05; p=0,027. Kontribusi dukungan sosial untuk menjelaskan stres kerja perawat sebesar
ΔR
2
0,021. Maka dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial memiliki pengaruh negatif dan
signifikan terhadap stres kerja perawat RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
Sehingga dapat dinyatakan bahwa hipotesis kedua diterima. 4.2.3.3 Uji Hipotesis 3
Hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah beban kerja dan dukungan sosial secara simultan berpengaruh dan signifikan terhadap stres kerja perawat RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta. Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa beban kerja β 0,167 p0.05; p=0,030 dan dukungan sosial β -0,147 p0.05;
p=0,045 berpengaruh terhadap stres kerja perawat. Kontribusi beban kerja dan dukungan sosial untuk menjelaskan stres kerja perawat sebesar
ΔR
2
0,047. Maka dapat disimpulkan bahwa beban kerja dan dukungan sosial berpengaruh dan
signifikan terhadap stres kerja perawat RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Sehingga dapat dinyatakan bahwa hipotesis ketiga diterima.
Tabel 4.12. Ringkasan Hasil Hipotesis Hipotesis
Hasil 1.
Beban kerja memiliki pengaruh positif terhadap stres kerja perawat RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
Terbukti 2.
Dukungan sosial memiliki pengaruh negatif terhadap stres
kerja perawat
RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta
Terbukti
3. Beban kerja dan dukungan sosial memiliki pengaruh
terhadap stres kerja perawat RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
Terbukti
Sumber: Data Primer yang diolah
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh beban kerja dan dukungan sosial
terhadap stres kerja perawat RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
4.4.1 Beban Kerja Berpengaruh Positif terhadap Stres Kerja Perawat RS
PKU Muhammadiyah Yogyakarta Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan
signifikan antara beban kerja terhadap stres kerja perawat RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Pengaruh beban kerja terhadap stres kerja perawat
dapat dijelaskan dengan beberapa faktor. Skor tertinggi indikator variabel beban kerja terdapat pada indikator jumlah pekerjaan. Hal ini menunjukkan bahwa
penting bagi manajemen dalam menentukan kuantitas beban kerja yang disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki perawat. Menurut Munandar
2001, setiap beban kerja yang diterima seseorang harus sesuai dan seimbang baik terhadap kemampuan fisik, kemampuan kognitif maupun keterbatasan
manusia yang menerima beban tersebut. Karena semakin berat beban kerja yang harus dikerjakan, maka stres kerja akan semakin meningkat.
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta sangat memperhatikan beban kerja perawat, beban kerja yang diberikan sesuai dengan kapasitas fisik maupun
pengetahuan dan keahlian yang dimiliki. Meskipun masih terdapat beban kerja yang tidak sesuai dengan
jobdesk
perawat, namun perawat merasa tidak keberatan dengan tugas yang diberikan. Beban kerja di rumah sakit ini dikerjakan secara
tim, jadi beban kerja dan kesulitan yang dihadapi dikerjakan secara bersama-sama dan saling membantu.
Dengan indikator jumlah pekerjaan yang tinggi, disimpulkan bahwa jumlah beban kerja yang berlebihan dapat meningkatkan stres kerja perawat. Hasil ini
diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Supardi 2007, yang menyatakan bahwa beban kerja berpengaruh terhadap tingkat stres kerja perawat.
4.4.2 Dukungan Sosial Berpengaruh Negatif terhadap Stres Kerja Perawat
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negatif antara dukungan sosial terhadap stres kerja pada perawat RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta. Pengaruh dukungan sosial terhadap stres kerja perawat dapat dijelaskan dengan beberapa faktor. Skor tertinggi indikator variabel dukungan
sosial terdapat pada indikator dukungan keluarga dan pasangan. Hal ini menunjukkan bahwa penting bagi perawat mendapatkan dukungan yang baik dari
keluarga,maupun pasangan karena dukungan yang baik mampu mengurangi tingkat stres kerja.
Dukungan dari keluarga membuat perawat merasa nyaman dan dapat mengurangi tingkat stres kerja. Berdasarkan data yang di peroleh bulan Januari
2015, sebanyak 94,5 perawat sudah menikah. Hal itu mendukung hasil penelitian bahwa dukungan dari keluarga merupakan sumber yang nyata bagi
perawat, karena keluarga mampu memberikan ketenangan dan kenyamanan bagi seorang perawat. Sehingga perawat akan lebih mampu mengontrol tingkat stres
yang dialami dalam lingkungan pekerjaannya. Menurut Lieberman, 1992 secara teoritis dukungan sosial dapat
menurunkan munculnya kejadian yang dapat mengakibatkan kecemasan. Menurut Rush dalam Sulistyantini, 1997, stres dapat dihilangkan dengan cara