sekolah kepada bawahannya, bahwa motivasi bisa diberikan dalam bentuk hadiah atau hukuman baik fisik maupun nonfisik. Namun,
dalam memberikan motivasi ini harus dipertimbangkan rasa keadilan dan kelayakannya. Dalam hal ini penting bagi kepala sekolah untuk
menciptakan iklim yang kondusif. Pemberian motivasi yang berupa penghargaan
rewards
dijelaskan oleh Mulyasa 2004: 122 sebagai berikut bahwa penghargaan atau
reward
sangat penting untuk meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan, dan untuk
mengurangi kegiatan yang kurang produktif. Pelaksanaan pemberian penghargaan dapat dikaitkan dengan prestasi tenaga kependidikan
secara terbuka, sehingga mereka mempunyai peluang untuk mendapatkannya.
Dari penjelasan di atas tentang kepala sekolah sebagai motivator atau pemberi motivasi kepada bawahannya sudah jelas
bahwa kepala sekolah sebagai motivator harus bisa memberikan motivasi kepada guru dan tenaga pendidikan dengan berbagai strategi
agar mereka bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya sehingga tujuan dari pendidikan dapat tercapai.
e. Kepala Sekolah Sebagai Supervisior Pengawas
Kepala sekolah sebagai supervisior atau pengawas disini merupakan pengertian kepala sekolah sebagai pemimpin yang
mengawasai bawahannya agar pelaksanaan tugas dari masing-masing personel sekolah dapat dilaksanakan sesuai dengan aturan dan
tanggung jawabnya guna mencapai tujuan pendidikan. Pengertian pengawasan menurut Hartati Sukirma
n, dkk : 92 “pengawasan adalah segala usaha atau kegiatan untuk mengetahui dan menilai
pelaksanaan tugas, apakah sesuai dengan semestinya atau tidak”. Ngalim purwanto 2004: 92 menjelaskan bahwa dalam dunia
pendidikan istilah supervisi disebut juga
pengawasan atau
kepengawasan. Di dalam bukunya dijelaskan tentang pengawasan melaket , pengawasan melekat diturunkan dari bahasa asing
built in- controle
yang berarti suatu pengawasan yang memang sudah dengan sendirinya melekat menjadi tugas dan tanggung jawab semua
pimpinan. Oleh karena setiap pemimpin adalah juga sebagai pengawas, maka kepengawasan yang dilakukan itu disebut “pengawasan
melekat”. Dari penjelasan tersebut di atas maka kepala sekolah sebagai pimpinan dari suatu lembaga yaitu sekolah harus melakukan
pengawasan kepada bawahannya yaitu guru dan tenaga kependidikan. Mulyasa 2004: 111 menjelaskan tentang supervisi yang
dilakukan oleh kepala sekolah bahwa jika supervisi dilakukan oleh kepala sekolah, maka ia harus mampu melakukan berbagai
pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan. Pengawasan dan pengendalian ini merupakan kontrol
agar kegiatan pendidikan di sekolah terarah pada tujuan yang telah ditetapkan. Pengawasan dan pengendalian juga merupakan tindakan
preventif untuk mencegah agar para tenaga kependidikan tidak
melakukan penyimpangan dan lebih berhati-hati dalam melaksanakan pekerjaannya.
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kepala sekolah sebagai supervisior pengawas harus melakukan
pengawasan kepada bawahannya untuk mengetahui dan menilai pelaksanaan tugas, apakah sesuai dengan semestinya atau tidak agar
kegiatan pendidikan di sekolah terarah pada tujuan yang telah ditetapkan.
5. Hambatan Dalam Kepemimpinan Kepala Sekolah