Uji Coba Instrumen KEMAMPUAN BELAJAR MANDIRI DENGAN MODUL MATA DIKLAT ”MENGGUNAKAN TEKNIK DASAR PENGOLAHAN MAKANAN” BAGI PESERTA DIKLAT KELAS I SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA.

menggunakan daftar pertanyaan bentuk model skala linkert dengan empat alternatif jawaban. Hal ini dilakukan karena untuk mempermudah menentukan jawaban dan perhitungan skor karena tidak ada alternatif jawaban ragu-ragu atau netral yang akan mempersulit penentuan jawaban bagi responden. Pertanyaan terdiri atas pertanyaan positif dan pertanyaan negatif. Untuk pertanyaan positif, jawaban dinyatakan dengan SS sangat setuju dinilai 4, S setuju dinilai 3, TS tidak setuju dinilai 2 dan STS sanagt tidak setuju dinilai 1. Data yang diperolah adalah data interval. Contoh : Anda belajar atas keinginan yang tulus dari dalam diri sendiri Skor : 4 3 2 1 Alternatif jawaban : SS S TS STS Keterangan : SS : Sangat setuju S : Setuju TS : Tidak setuju STS : Sangat tidak setuju

G. Uji Coba Instrumen

Sebelum instrumen digunakan untuk mengukur ubahan, maka instrumen diujicobakan terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kesahihan validitas dan tingkat keandalan reliabilitas instrumen tersebut. Instrumen yang baik harus memiliki dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel. Oleh karena itu, setelah instrumen tersusun kemudian dilakukan uji coba terhadap instrumen tersebut. Jumlah responden yang digunakan sebanyak 35 peserta diklat, dengan keadaan yang kurang lebih sama dengan responden yang sesungguhnya. Uji coba instrumen dimaksudkan untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitasnya, sehingga selanjutnya dapat digunakan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dan dapat dipertanggung jawabkan. Sugiyono 1999 menjelaskan bahwa instrumen yang valid berarti dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur dan instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama konstan. 1.Pengujian Validitas Instrumen Sehubungan dengan validitas alat ukur Suharsimi Arikunto 2002, membedakan atas dua macam validitas logis dan validitas empiris. Validitas logis merupakan validitas yang diperoleh melalui cara-cara yang benar sehingga menurut logika akan dapat dicapai suatu tingkat validitas yang dikehendaki validitas empiris adalah validitas yang diperoleh dengan jalan mencobakan instrumen pada sasaran yang sesuai dengan sasaran penelitian. Pengujian validitas logis instrumen dalam penelitian dilakukan dengan jalan mengkonsultasikan butir-butir instrumen yang telah disusun kepada ahli judgment . Ditunjuk sebagai ahlinya adalah dosen pembimbing. Selain untuk keperluas judgment dari para ahli juga digunakan untuk mendapatkan penilaian apakah maksud instrumen dengan kalimat dapat dipahami oleh responden dan butir-butir instrumen tersebut dapat menggambarkan indikator- indikator pada setiap ubahan. Pengujian validitas empiris dilakukan dengan mengguankan teknik analisis butir, yaitu dengan jalan mengkorelasikan skor butir x terhadap skor total instrumen y, dengan menggunakan rumus korelasi product moment dari Pearson sebagai berikut : r xy =                      2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N r xy : Koefisien korelasi N : Jumlah subyek X : Skor tiap bitir soal Y : Skor total  X : Jumlah skor tiap butir soal masing-masing variabel.  X 2 : Jumlah X kuadrat  Y : Jumlah skor total dari masing-masing variabel  Y 2 : Jumlah Y kuadrat Tes signifikansi untuk menilai apakah setiap pernyataan valid atau tidak diperoleh dengan perbandingan antar nilai r xy dengan nilai kritis r Product moment tabel r. Jika nilai r xy lebih besar dari angka yang terdapat pada tabel r pernyataan tersebut dinyatakan valid, sebaliknya bila r xy nya lebih rendah berarti tidak valid. Analisis butir-butir pertanyaan instrumen penelitian digunakan bantuan komputer program SPSS versi 10, Singgih Santoso 2002 butir-butir yang gugur tidak diganti dengan butir yang baru dengan pertimbangan bahwa butir- butir yang sahih masih dapat mewakili indikator-indikator yang ada. Hasil uji validitas dengan bantuan komputer program program SPSS versi 10 Singgih Santoso 2002 secara otomatis telah menunjukan gugur atau sahihnya suatu item. Dari uji validitas item kuesioner terhadap 35 responden diperoleh 42 butir pernyataan sahih dan 8 butir pernyataan gugur. Hasil tersebut telah mewakili indikator yang diungkap, sehingga dapat digunakan untuk mengambil data selanjutnya. Untuk lebih jelasnya hasil uji validitas item kuesioner terhadap 35 responden dapat diihat pada tabel berikut ini : Tabel 4. Rangkuman hasil uji validitas No Indikator Jml Sahih Gugur 1. Menyadari serta memiliki tujuan belajar. 4 4 2. Menentukan sendiri apa yang dipelajari dan dimana sumber serta sarananya. 4 3 1 3. Disiplin dalam aturan dan perencanaan 6 5 1 4. Mempunyai strategi metode belajar yang baik 2 2 5. Belajar secara kritis dan logis. 3 3 6. Kebebasan dan keterbukaan. 3 2 1 7. Keteraturan dan kesungguhan dalam mendalami bahan 3 2 1 8. Penguasaan penuh atas bahan yang dipelajari. 4 4 9. Inisiatif dan berani mencoba hal-hal baru. 3 3 10. Keyakinan akan kemampuannya sendiri, percaya diri 5 5 11. Mengatasi kesulitan masalah dalam belajar 3 3 12. Berani menilai diri sendiri. 3 2 1 13. Optimis terhadap hasil yang dicapai 3 1 2 14. Meningkatkan motivasi belajar serta memacu diri untuk belajar terus-menerus. 4 3 1 Jumlah 50 42 8 Sumber : Hasil uji validitas instrumen 2.Pengujian Reliabilitas Instrumen Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya akan dapat menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil hasilnya tetap sama. Begitu juga dalam penelitian ini, pengujian instrumen dilakukan untuk memperoleh instrumen penelitian yang benar-benar dapat dipercaya. Untuk menguji kesahihan instrumen digunakan pengujian reliabilitas secar internal karena uji coba dilakukan satu kali single trial administration dengan menggunakan rumus Alpha. Pertimbangannya bahwa skor butir tersebut merupakan rentangan skala 1-5 Suharsimi Arikunto, 2002. Adapun rumus Alpha adalah : r 11 =                2 2 1 1 t b k k σ σ r 11 : Reliabilitas intrumen k : Banyaknya butir pertanyaanbanyaknya soal  b 2 : Jumlah varians butir  t 2 : Varians total Dari hasil pengujian reliabilitas dengan rumus Alpha maka instrumen dinyatakan andal bila r 11 dibandingkan dengan r tabel product moment, hasilnya lebih besar dari harga r tabel pada taraf signifikansi 5 dan 1. Menurut Suharsimi Arikunto 2002, tinggi rendahnya reliabilitas instrumen dapat diinterpretasikan dengan pedoman yang telah dimodifikasi sebagai berikut : 0,800 sampai dengan 1,000 = sangat tinggi 0,600 sampai dengan 0,799 = tinggi 0,400 smapai dengan 0,599 = cukup 0,222 sampai dengan 0,399 = rendah 0,000 sampai dengan 0,199 = sangat rendah Analisis reliabilitas instrumen penelitian digunakan bantuan komputer program SPSS versi 10 Singgih Santoso 2002. Hasil uji coba instrumen kemampuan belajar mandiri dengan modul mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan makanan diperoleh nilai reliabilitas variabel sebesar 0,745. hal ini berarti instrumen tersebut mempunyai tingkat keandalan yang tinggi.

H. Teknik Analisis Data