Pembahasan KEMAMPUAN BELAJAR MANDIRI DENGAN MODUL MATA DIKLAT ”MENGGUNAKAN TEKNIK DASAR PENGOLAHAN MAKANAN” BAGI PESERTA DIKLAT KELAS I SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA.

99

B. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan belajar mandiri dengan modul mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan makanan. Pembelajaran mandiri dengan modul mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan makanan adalah kemampuan belajar dilihat dari indikator belajar mandiri yaitu menyadari serta memiliki tujuan belajar, menentukan sendiri apa yang dipelajari dan dimana sumber serta sarananya, disiplin dalam aturan dan perencanaan, mempunyai strategi metode belajar yang baik, belajar secara kritis dan logis, kebebasan dan keterbukaan, keteraturan dan kesungguhan dalam mendalami bahan, penguasaan penuh atas bahan yang dipelajari, inisiatif dan berani mencoba hal-hal baru, keyakinan akan kemampuannya sendiri, percaya diri, mengatasi kesulitan masalah dalam belajar, berani menilai diri sendiri, realistis, optimis terhadap hasil yang dicapai, meningkatkan motivasi belajar serta memacu diri untuk belajar terus-menerus. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa kemampuan belajar mandiri dengan modul mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan makanan dengan kategori sangat baik 28 orang dengan persentase 32,56, kategori baik 54 orang dengan persentase 62,79, kategori cukup baik 4 orang dengan persentase 4,65 dan tidak ada yang berada pada kategori kurang baik. Kemandirian peserta diklat dalam mempelajari modul mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan makanan berada pada kategori baik dengan persentase 78,18 dengan rerata 131,35. 100 Kemampuan belajar mandiri dengan modul berada pada kategori baik menunjukan bahwa peserta diklat kelas I sudah cukup mampu untuk melaksanakan pembelajaran secara mandiri dengan modul walaupun mereka adalah peserta diklat yang masih baru untuk menyesuaikan diri dengan pembelajaran pada sekolah menengah kejuruan. Kemampuan belajar mandiri tersebut harus terus dikembangkan hingga mereka kelas 3, hal terbut sangat penting karena mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan makanan adalah mata diklat dasar untuk kompetensi-kompetensi berikutnya. Kemandirian peserta diklat dalam mempelajari modul mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan makanan pada indikator menyadari serta memiliki tujuan belajar berada pada kategori sangat baik dengan persentase 87,44 dengan rerata 13,99. Hal tersebut berarti peserta diklat benar-benar memahami tujuan belajar mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan makanan yang sedang mereka tempuh. Tujuan mempelajari mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan makanan adalah agar peserta diklat dapat menerapkan berbagai macam teknik dasar pengolahan makanan dengan baik dan benar hingga tahap kompeten. Memahami tujuan pembelajaran sejak awal itu sangat penting karena pemahaman di awal akan berpengaruh pada proses dan hasil berikutnya. Untuk menjelaskan tujuan belajarmata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan makanan pada pertemuan awal guru memberikan sosialisasi kurikulum dan sosialisasi modul sehingga peserta diklat benar-benar memahami tujuan belajar mata diklat mengguanakn teknik dasar pengolahan makanan. 101 Kemandirian peserta diklat dalam mempelajari modul mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan makanan pada indikator menentukan sendiri apa yang dipelajari dan dimana sumber serta sarananya berada pada kategori baik dengan persentase 71,25 dengan rerata 8,55. Materi pembelajaran mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan makanan sudah ditetapkan dalam silabus semesteran oleh guru. Peserta diklat diberikan kesempatan untuk mengusulkan topik pembelajarn kepada guru. Sumber serta sarana belajr yang tersedia disekolah cukup memadai. Modul mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan makanan sudah dimiliki oleh setiap peserta diklat. Buku dan majalah di perpustakaan juga digunakan sebagai sumber dan sarana pembelajaran. Selain itu peserta diklat juga dilatih untuk ke internet mencari resep-resep baru untuk dipresentasikan. Sarana praktek sudah tersedia lengkap di sekolah peserta diklat menggunakannya dengan rasa tanggung jawab. Kemandirian peserta diklat dalam mempelajari modul mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan makanan pada indikator disiplin dalam aturan dan perencanaan berada pada kategori baik dengan persentase 76,1 dengan rerata 15,22. Pada pertemuan awal guru sudah menjelaskan mengenai tata tertib, sosialisasi perangkat administrasi prakrtek dan perlengkapan praktek. Hal tersebut bertujuan agar peserta diklat mempunyai kedisiplinan dalam belajar. Peserta diklat mempunyai kedisiplinan yang baik, tepat waktu untuk mengikuti pelajaran, walaupun memang ada 1-2 anak yang kadang terlambat. Ijin apabila meninggalkan kelas atau berhalangan hadir. Peserta diklat 102 menyerahkan tugas dari guru sesuai dengan waktu yang ditetapkan, guru memberikan pengurangan nilai apabila ada peserta diklat yang terlambat mengumpulkan tugas. Peserta diklat harus menaati tata tertib penggunaan fasilitas dan sarana dapur serta bersedia menerima sangsinya apabila melanggar dan memeriksa kelengkapan alat kerja praktek mereka. Hal tersebut tidak lepas dari peranan guru sebagai stabilitator yang selalu memeriksa kedisiplinan mereka dalam belajar. Kemandirian peserta diklat dalam mempelajari modul mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan makanan pada indikator mempunyai strategi metode belajar yang baik berada pada kategori baik dengan persentase 75,38 dengan rerata 6,03. Strategi metode belajar setiap peserta diklat memang berbeda-beda masing-masing dipengaruhi oleh karakter pribadi mereka. Setiap peserta diklat mempunyai buku catatan, catatan mereka diperiksa oleh guru. Apabila sejak pertemuan awal peserta diklat belajar dengan baik maka pelajaran berikutnya mereka mampu menerima pelajaran dengan baik pula begitu seterusnya, namun apabila sejak awal peserta diklat enggan, malas dan tidak memperhatikan pelajaran yang diberikan maka pertemuan selanjutnya dia menjadi tidak jelas terhadap materi yang diberikan. Kemandirian peserta diklat dalam mempelajari modul mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan makanan pada indikator belajar secara kritis dan logis berada pada kategori baik dengan persentase 75,25 dengan rerata 9,03. Peserta diklat diajarkan untuk berpresentasi didepan kelas mengenai teknik dasar pengolahan makanan dan hidangan yang akan dipraktekan. Mereka 103 juga berberdiskusi secara kelompok, saling bertanya dan menjawab hal tersebut bertujuan agar peserta diklat belajar secara kritis dan logis. Kemandirian peserta diklat dalam mempelajari modul mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan makanan pada indikator kebebasan dan keterbukaan berada pada kategori baik dengan persentase 81 dengan rerata 6,48. Dalam berdiskusi peserta diklat diberikan kebebasan untuk bertanya, menyampaikan pendapat ataupun menyanggahnya, terbuka terhadap permasalahan yang ada agar bisa dicari solusinya. Dari ide, gagasan dan permasalahan yang disampaikan tersebut melatih pererta diklat untuk terbuka terhadap pendapat orang lain dan masukan dari guru ataupun teman mereka. Kemandirian peserta diklat dalam mempelajari modul mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan makanan pada indikator keteraturan dan kesungguhan dalam mendalami bahan berada pada kategori baik dengan persentase 76 dengan rerata 6,08. Peserta diklat dituntut untuk mencapai kompeten, oleh karenanya mereka harus bersungguh-sungguh untuk mendalami bahan yang diajarkan, Berusaha semaksimal mungkin mendapatkan hasil yang terbaik agar tidak mengikuti pembelajaran remedial. Untuk materi yang dianggap sulit, peserta diklat latihan dirumah dan hasilnya diperlihatkan kepada guru. Kemandirian peserta diklat dalam mempelajari modul mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan makanan pada indikator penguasaan penuh atas bahan yang dipelajari berada pada kategori baik dengan persentase 80,88 dengan rerata 12,94. Peserta diklat dituntut untuk mencapai tingkat 104 kompeten sesuai dengan standart minimal nilai yang telah ditetapkan, hal tersebut menjadi motivasi agar peserta diklat benar-benar menguasai sepenuhnya materi yang diajarkan. Kemandirian peserta diklat dalam mempelajari modul mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan makanan pada indikator inisiatif dan berani mencoba hal-hal baru berada pada kategori baik dengan persentase 66,58 dengan rerata 7,99. Inisiatif dan mencoba hal-hal baru adalah hal yang penting dalam belajar. Dengan penemuan-penemuan baru tersut akan meningkatkan pengetahuan peserta diklat. Belajar tidak hanya didalam kelas, hal-hal yang baru dapat diperoleh di luar kelas dengan cara bereksperimen sendiri dirumah atau melakukan kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya. Kemandirian peserta diklat dalam mempelajari modul mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan makanan pada indikator keyakinan akan kemampuannya sendiri, percaya diri berada pada kategori baik dengan persentase 78,8 dengan rerata 15,76. Peserta diklat yang masuk pada program keahlian restaurant, mempunyai kemampuan di bidang kulineri yang harus dikembangkan. Mereka mempunyai kemampuan untuk berkarya di bidang boga. Dengan kepercayaan dirinya peserta diklat tidak dibayang-bayangi dengan hal- hal negatif pesimis. Kritis dan dinamis dalam belajar dan tenang, tepat. Kemandirian peserta diklat dalam mempelajari modul mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan makanan pada indikator mengatasi kesulitan atau masalah dalam belajar berada pada kategori baik dengan persentase 70,08 dengan rerata 8,41. Dengan kemampuan yang dimiliki 105 peserta diklat harus berusaha memecahkannya permasalahannya sendiri baru menanyakan hal tersebut kepada guru yang bersangkutan.diskusi merupakan salah satu cara untuk memecahka suatu permasalahan. Apabila terjadi kesulitan dalam praktek, berlatih dirumah adalah salah satu solusinya. Kemandirian peserta diklat dalam mempelajari modul mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan makanan pada indikator berani menilai diri sendiri dan optimis terhadap hasil yang dicapai berada pada kategori baik dengan persentase 81,67 dengan rerata 9,80. Belajar memerlukan keberanian untuk menilai dirinya sendiri, sejauh mana usaha dan keberhasilannya. Pengalaman kegagalan dan evaluasi dari guru dan taman-teman mereka mampu menjadi pelajaran baginya agar tidak mengalami kesalahan yang sama. Dengan begitu peserta diklat mengetahui faktor penyebabnya dan meninjau kembali usaha belajar mereka. Kemandirian peserta diklat dalam mempelajari modul mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan makanan pada indikator meningkatkan motivasi belajar serta memacu diri untuk belajar secara terus-menerus berada pada kategori sangat baik dengan prosentase 85,58 dengan rerata 10,27. Peserta diklat kelas I mereka adalah peserta diklat baru. Mereka belajar di sekolah yang baru, teman baru, kelas baru, model pembelajaran yang baru sehingga mereka juga berangkat dari motivasi yang baru. Oleh karenanya maotivasi belajar mereka masih tinggi. Motivasi tersebut harus selalu dijaga karena unsur motivasi adalah energi pendorong mereka untuk belajar. Peserta diklat termotivasi untuk berprestasi dan bersaing sehat dengan teman-temannya. 106 Dari keseluruhan indikator belajar mandiri dengan modul mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan makanan diperoleh nilai capaian tertinggi yaitu indikator menyadari serta memiliki tujuan belajar dengan persentase 87, 44 dengan rerata 13,99. Untuk nilai capaian terendah yaitu pada indikator inisiatif dan berani mencoba hal-hal baru dengan persentase 66,58 dengan rerata 7,99. Dari hasil tersebut menunjukan bahwa kesadaran dan pemahaman peserta diklat terhadap tujuan belajar dengan modul mata diklat menggunakan teknik dasar pengolahan makanan sudah baik. Inisiatif dan berani mencoba hal-hal baru pada pseserta diklat masih harus dilatih dan dikembangkan. Hal tersebut dikarenakan mereka adalah peserta diklat kelas I sehingga peserta diklat belum cukup berani untuk berinisiatif dan mengembangkan pengetahuan baru. . 107

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan