Mahaiswa IAIN
35 4,2000 H7 X7 Mahaiswa
USU 67 3,9552 0,122 0,727 Equal
variances asssumed
-245 0,807 Ditolak Mahaiswa
IAIN 35 4,0000
Sumber: Data Primer diolah oleh Penulis menggunakan SPSS:20 2014
4.2.4.1 Akuntansi Forensik tidak sama dengan Audit Investigatif
Ha1: terdapat perbedaan persepsi mahasiswa Universitas Sumatera Utara dan mahasiswa IAIN Sumatera Utara terhadap variabel akuntansi forensik tidak
sama dengan audit invetigatif. Dari tabel 4.7,terlihat bahwa rata-rata jawaban akuntansi forensik tidak
sama dengan audit investigatif untuk responden mahasiswa USU 3,6716 sedangkan untuk responden mahasiswa IAIN SU adalah 2,9714. Secara absoulut
jelas bahwa rata-rata variabel akuntansi forensik tidak sama dengan audit investigatif berbeda antara responden mahasiswa akuntansi USU dengan
mahasiswa akuntansi IAIN SU. Nilai F hitung pada levene test untuk variabel akuntansi forensik tidak sama dengan audit forensik adalah sebesar 0,35 dengan
dengan probabilitas sebesar 0,851. Oleh karena probabilitas 0,851 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kedua varian adalah sama sehingga menggunakan
asumsi equal variances assumed. Oleh karena variannya sama, maka analisis uji beda t-testnya harus
menggunakan asumsi equal variances assumed sebesar 0,851 dengan probabailitas signifikasi sebesar 0,001 two tail. Jadi untuk varibel akuntansi
forensik tidak sama dengan audit investigatif, oleh karena probabilitasnya sebesar
Universitas Sumatera Utara
0,001 0,05, maka dapat disimpulkan baha secra statistik kedua rata-rata mean terdapat perbedaan signifikan antara responden mahasiswa USU dengan
mahasiswa IAIN SU. Dari hasil pengujian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa untuk
variabel akuntansi forensik tidak sama dengan aundit investigatif diterima. Alasannya karena, secara statistik apabila dilihat dari nilai t sebesar 0,001 lebih
kecil dari α = 0,05, ini mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan persepsi yang
signifikan antara kelompok responden mahasiswa akuntansi USU dengan mahasiswa akuntansi IAIN tentang akuntansi forensik tidak sama dengan audit
investigatif.
4.2.4.2 Akuntansi Forensik berorientasi pada etika dan hukum
Ha2: terdapat perbedaan persepsi mahasiswa Universitas Sumatera Utara dan mahasiswa IAIN Sumatera Utara terhadap variabel akuntansi forensik
berorientasi pada etika dan hukum. Dari tabel 4.7, terlihat bahwa rata-rata jawaban akuntansi forensik
berorientasi pada etika dan hukum untuk responden mahasiswa USU 4,1642 sedangkan untuk responden mahaiswa IAIN SU adalah 4,3143. Secara absoulut
jelas bahwa rata-rata variabel akuntansi forensik berorientasi pada etika dan hukum berbeda antara responden mahasiswa akuntansi USU dengan mahasiswa
akuntansi IAIN SU. Nilai F hitung pada levene test untuk variabel akuntansi forensik berorientasi pada etika dan hukum adalah sebesar 0,657 dengan dengan
probabilitas sebesar 0,420. Oleh karena probabilitas 0,420 0,05 maka dapat
Universitas Sumatera Utara
disimpulkan bahwa kedua varian adalah sama sehingga menggunakan asumsi equal variances assumed
. Oleh karena variannya sama, maka analisis uji beda t-testnya harus
menggunakan asumsi equal variances assumed sebesar 0,420 dengan probabailitas signifikasi sebesar 0,284 two tail. Jadi untuk varibel akuntansi
forensik berorientasi pada etika dan hukum, oleh karena probabilitasnya sebesar 0,284 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa secara statistik kedua rata-rata
mean tidak terdapat perbedaan signifikan antara responden mahasiwa USU dengan mahasiswa IAIN SU.
Dari hasil pengujian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa untuk variabel akuntansi forensik berorientasi pada etika dan hukum ditolak. Alasannya
karena, secara statistik apabila dilihat dari nilai t sebesar 0,284 lebih besar dari α =
0,05, ini mengindikasikan bahwa tidak terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara kelompok responden mahasiswa akuntansi USU dengan
mahasiswa akuntansi IAIN tentang akuntansi forensik berorientasi pada etika dan hukum.
4.2.4.3 Akuntansi forensik sangat berperan terhadap sebuah peluang karir yang menjanjikan dimasa yang akn datang
Ha3: Terdapat perbedaan persepsi mahasiswa Universitas Sumatera Utara dan mahasiswa IAIN Sumatera Utara terhadap variabel akuntansi forensik Sangat
berperan terhadap sebuah peluang karir yang menjanjikan di masa yang akan datang.
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel 4.7, terlihat bahwa rata-rata jawaban akuntansi forensik sangat berperan terhadap sebuah peluang karir yang menjanjikan di masa yang
akan datang untuk responden mahasiswa USU 3,1940 sedangkan untuk responden mahasiswa IAIN SU adalah 3,6857. Secara absoulut jelas bahwa rata-rata variabel
akuntansi forensik sangat berperan terhadap sebuah peluang karir yang menjanjikan di masa yang akan datang berbeda antara responden mahasiswa
akuntansi USU dengan mahasiswa akuntansi IAIN SU. Nilai F hitung pada levene test untuk variabel akuntansi forensik sangat
berperan terhadap sebuah peluang karir yang menjanjikan di masa yang akan datang adalah sebesar 0,17 dengan dengan probabilitas sebesar 0,897. Oleh karena
probabilitas 0,897 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kedua varian adalah sama sehingga menggunakan asumsi equal variances assumed.
Oleh karena variannya sama, maka analisis uji beda t-testnya harus menggunakan asumsi equal variances assumed sebesar 0,897 dengan
probabailitas signifikasi sebesar 0,015 two tail. Jadi untuk varibel akuntansi forensik sangat berperan terhadap peluang karir yang menjanjikan di masa yang
akan datang, oleh karena probabilitasnya sebesar 0,015 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa secara statistik kedua rata-rata mean terdapat perbedaan
signifikan antara responden mahasiwa USU dengan mahasiswa IAIN SU. Dari hasil pengujian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa untuk
variabel akuntansi forensik sangat berperan terhadap sebuah peluang karir yang menjanjikan dimasa yang akan datang diterima. Alasannya karena, secara statistik
Universitas Sumatera Utara
apabila dilihat dari nilai t sebesar 0,015 lebih kecil dari α = 0,05, ini
mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara kelompok responden mahasiswa akuntansi USU dengan mahasiswa akuntansi
IAIN tentang akuntansi forensik sangat berperan terhadap sebuah peluang karir yang menjanjikan dimasa yang akan datang.
4.2.4.4 Akuntansi forensik sebagai alat untuk mempercepat pemberantasan korupsi dan penanggulangan tindak penipuan.
Ha4: terdapat perbedaan persepsi mahasiswa Universitas Sumatera Utara dan mahasiswa IAIN Sumatera Utara terhadap variabel akuntansi forensik sebagai
alat untuk mempercepat pemberantasan korupsi dan penanggulangan tindak penipuan.
Dari tabel 4.7, terlihat bahwa rata-rata jawaban akuntansi forensik sebagai alat untuk mempercepat pemeberantasan korupsi dan penanggulangan tindak
penipuan untuk responden mahasiswa USU 4,0896 sedangkan untuk responden mahasiswa IAIN SU adalah 4,1429. Secara absoulut jelas bahwa rata-rata variabel
akuntansi forensik sebagai alat untuk mempercepat pemberantasan korupsi dan penanggulangan tindak penipuan berbeda antara responden mahasiswa akuntansi
USU dengan mahasiswa akuntansi IAIN SU. Nilai F hitung pada levene test untuk variabel akuntansi forensik sebagai
alat untuk mempercepat pemberantasan korupsi dan peanggulangan tindak penipuan adalah sebesar 0,433 dengan dengan probabilitas sebesar 0,512. Oleh
Universitas Sumatera Utara
karena probabilitas 0,512 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kedua varian adalah sama sehingga menggunakan asumsi equal variances assumed.
Oleh karena variannya sama, maka analisis uji beda t-testnya harus menggunakan asumsi equal variances assumed sebesar 0,512 dengan
probabailitas signifikasi sebesar 0,733 two tail. Jadi untuk varibel akuntansi forensik sebagai alat untuk mempercepat pemberantasan korupsi dan
penanggulangan tindak penipuan, oleh karena probabilitasnya sebesar 0,733 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa secara statistik kedua rata-rata mean tidak
terdapat perbedaan signifikan antara responden mahasiwa USU dengan mahasiswa IAIN SU.
Dari hasil pengujian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa untuk variabel akuntansi forensik sebagai alat untuk mempercepat pemberantasan korupsi dan
penanggulangan tindak penipuan ditolak. Alasannya karena, secara statistik apabila dilihat dari nilai t sebesar 0,733 lebih besar dari
α = 0,05, ini mengindikasikan bahwa tidak terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara
kelompok responden mahasiswa akuntansi USU dengan mahasiswa akuntansi IAIN tentang akuntansi forensik sebagai alat untuk mempercepat pemberantasan
korupsi dan penanggulangan tindak penipuan.
4.2.4.5 Akuntansi forensik dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan akuntansi Strata -1