Pembahasan Persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Mahasiswa Fakultas Syariah IAIN Sumatera Utara Terhadap Adanya Akuntansi Forensik

Dari hasil pengujian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa untuk variabel akuntansi forensik belum mendapat perhatian yang serius dari pihak perguruan tinggi ditolak. Alasannya karena, secara statistik apabila dilihat dari nilai t sebesar 0,807 lebih besar dari α = 0,05, ini mengindikasikan bahwa tidak terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara kelompok responden mahasiswa akuntansi USU dengan mahasiswa akuntansi IAIN akuntansi forensik belum mendapat perhatian yang serius dari pihak perguruan tinggi.

4.3 Pembahasan

Pengujian terhadap tujuh hipotesis 7 yang diajukan dalam penelitian ini berhasil menerima 2 hipotesis Ha1 dan Ha3, dan menolak 5 hipotesis Ha2, Ha4, Ha5, Ha6, Ha7. Pembahasan berikut ini bertujuan menjelaskan hasil penelitian dan pengujian hipotesis.

1. Akuntansi forensik tidak sama dengan audit forensik

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa Ha1 diterima,hal ini dapat dilihat secara statistik bahwa signifikansi dari nilai t sebesar 0,001 lebih kecil dari α = 0,05, ini mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara kelompok responden mahasiswa akuntansi USU dengan mahasiswa akuntansi IAIN SU tentang akuntansi forensik tidak sama dengan audit investigatif. Hasil uji hipotesis ini mendukung persepsi Tuanakota 2007:10 mengemukakan bahwa akuntansi forensik dahulu digunakan untuk keperluan pembagian warisan atau mengungkap kasus pembunuhan. Hal tersebut berawal Universitas Sumatera Utara dari penerapan akuntansi dalam hal persoalan hukum, maka istilah yang dipakai adalah akuntansi forensik dan bukan audit investigatif, perkembangannya sampai saat ini masih kelihatan akuntansinya, dicontohkan dalam perhitungan ganti rugi baik dalam pengertian sengketa maupun kerugian akibat kasus korupsi. Sementara audit investigatif adalah pemeriksaan yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengungkap kecurangan atau kejahatan dengan menggunakan pendekatan, prosedur dan teknik-teknik yang umumnya digunakan dalam suatu penyelidikan atau penyidikan terhadap suatu kejahatan, karena tujuannya adalah untuk mengidentifikasi dan mengukapkan kecurangan atau kejahatan, maka pendekatan, prosedur dan teknik yang digunakan didalam audit investigatif relatif berbeda dengan pendekatan, prosedur atau teknik yang digunakan didalam audit forensik.

2. Akuntansi forensik berorientai pada etika dan hukum

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa Ha2 ditolak, hal ini dapat dilihat secara statistik bahwa signifikansi dari nilai t sebesar 0,284 lebih besar dari α =0,05, ini mengindikasikan bahwa tidak terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara kelompok responden mahasiswa akuntansi USU dan mahasiswa akuntansi IAIN SU tentang akuntansi forensik berorientasi pada etika dan hukum. Hasil hipotesis ini mendukung pernyataan Tuanakotta 2007:17 pada bukunya Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif bahwa akuntansi forensik pada awalnya adalah perpaduan yang paling sederhana antara akuntansi dan hukum penggunaan akuntan forensik dalam pembagian harta gono-gini. Di sini terlihat unsur akuntansinya, unsur hitung menghitung besarnya harta yang akan Universitas Sumatera Utara diterima pihak mantan suami dan mantan istri. Segi hukumnya dapat diselesaikan didalam atau luar pengadilan, secara legitasi atau non legitasi. Gambar 4.1 Diagram akuntansi Forensik Sumber: Tuanakotta 2007 Kemudian untuk menjadi seorang akuntan forensik harus memperhatikan hal-hal berikut :  Memiliki pengetahuan dasar akuntansi dan audit yang kuat.  Pengetahuan perilaku manusia dan organisasi human dan organization behavior etika  Pengetahuan tentang aspek yang mendorong terjadinya kecurangan incentive, pressure, attitudes, rationalization, opportunities.  Pengetahuan tentang hukum dan peraturan standar bukti keuangan dan bukti hukum.  Pengetahuan tentang kriminologi dan viktimologi.  Pemahaman terhadap pengendalian internal.  Kemapuan berpikir seperti pencuri.

3. Akuntansi forensik sangat berperan terhadap sebuah peluang karir yang

menjanjikan di masa yang akan datang. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa Ha3 diterima, hal ini dapat dilihat secara statistik bahwa signifikansi dari nilai t sebesar 0,015 lebih kecil dari α = 0,05, ini mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan persepsi yang signifikan AKUNTANSI HUKUM Universitas Sumatera Utara antara kelompok responden mahasiswa akuntansi USU dengan mahasiswa IAIN SU tentang akuntansi forensik sangat berperan terhadap sebuah peluang karir yang menjanjikan di masa yang akan datang. Hasil uji hipotesis ini mendukung artikel yang ditulis oleh University of Wollongong, Wollongong, Sydney, Australia CRICOS Provider Code 00102E bahwa akuntansi forensik merupakan peluang karir yang menjanjikan dengan posisi ke empat dari tiga puluh bidang studi spesifik dan unik dimana urutan pertama adalah actuarial studies, kedua applied finance, ketiga Islamic bangking and finance dan forensic accounting berada pada posisi ke empat. Seharusnya saat ini mahasiswa akuntansi mempelajari metode-metode didalam pemeiksaan akuntansi, pengumpulan dan analisa data, dan juga system metodologi untuk pemeriksaan penipuan dan kegitan bisnis yang tida sesuai dengan atika. Teknik akuntansi forensik akan digunakan pada industri-industri spesifik seperti perbankan, polisi, kasus penggelapan uang, terorisme keuangan dan perdangangan international. Hasil uji hipotesis ini juga mendukung persepsi Wahito 2011 mengungkapkan Dunia bisnis yang semakin kompleks, meningkatnya kecenderungan penyelesaian sengketa bisnis di pengadilan, dan makin menurunnya tingkat integritas masyarakat di negara maju– ini ditandai dengan terungkapnya sejumlah mega skandal, seperti kasus Ponzi Scheme oleh Bernard Madoff di Amerika Serikat yang merugikan nasabah kurang lebih Universitas Sumatera Utara US 50 billion- membuat profesi sebagai akuntan forensik makin dibutuhkan oleh semua pihak. Di Indonesia, kasus-kasus korupsi yang makin banyak terungkap dan semakin beragam jenisnya dan belum terlihat ada kecenderungan penurunan juga pada hakekatnya membuktikan saat ini dan di masa datang makin diperlukan keahlian di bidang akuntansi forensik. Selain itu hipotesis ini juga didukung oleh banyaknya Skandal-skandal keuangan Enron, WorldCom, Global Crossing, Qwest, Parmalat, Xerox Corp menjadikan akuntansi forensik menjadi peluang karir yang menarik bagi para akuntan untuk digunakan sebagai alat penanggulangan tindak penipuan.

4. Sebagai alat untuk mempercepat pemberantasan korupsi dan

penanggulangan tindak penipuan. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa Ha4 ditolak, hal ini dapat dilihat secara statistik bahwa signifikansi dari nilai t sebesar 0,733 lebih besar dari α =0,05, ini mengindikasikan bahwa tidak terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara kelompok responden mahasiswa akuntansi USU dan mahasiswa akuntansi IAIN SU tentang akuntansi forensik sebagai alat untuk mempercepat pemeberantasan korupsi dan penanggulangan tindak penipuan. Hasil uji hipotesis ini juga mendukung persepsi Rusudi 2011 dalam tulisannya yang berjudul “Peran Akuntansi Forensik Dalam Pemeberantasan Tindak Pidana Korupsi” yang mengatakan akuntansi forensik lebih menekankan pada penyangkalan atau penguatan atas suatu dugaan dan menyediakan bukti Universitas Sumatera Utara untuk mendukung suatu tindakan hukum jadi, bisa disimpulkan bahwa akuntansi forensik bertujuan untuk membuktikan suatu dugaan, karena beberapa tujuan akhir akuntansi forensik adalah adalah tuntutan kriminal dalam hal ini adalah korupsi, ganti rugi perdata, pembersihan tuduhan, dan peningkatan pengendalian internal. Hasil uji hipotesis ini mendukung persepsi beberapa akademisi bahwa Akuntan forensik bisa menjadi senjata atau alat untuk mempercepat pemberantasan korupsi. Salah satunya adalah dengan mengefektifkan peran para akuntan forensik, dengan terlebih dahulu mencetak para akuntan forensik yang handal, menetapkan standar profesional untuk akuntan forensik, dan selalu mengembangkan keprofesian akuntan forensik di Indonesia. Peran akuntansi forensik dalam upaya pengungkapan dan penyelesaian kasus korupsi melalui pemutusan mata rantai model segi tiga kecurangan fraud triangle dari Donald R. Cressy dalam artikel Wiratmaja, 2011.

5. Akuntansi forensik dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan

akuntansi Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa ha5 ditolak, hal ini dapat dilihat secara statistik bahwa signifikansi dari nilai t sebesar 0,384 lebih besar dari α =0,05, ini mengindikasikan bahwa tidak terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara dua kelompok responden yaitu mahasiswa akuntansi USU dengan mahasiswa akuntansi IAIN SU tentang akuntansi forensik dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan akuntansi. Universitas Sumatera Utara Hasil uji hipotesis ini mendukung persepsi diungkapkan oleh Penasehat Bidang Kuangan Negara Tim Blue Print Komisi Yudisial RI, Nugroho 2010 yang mengatakan Akuntansi forensik perlu dimasukkan kedalam kurikulum pendidikan akuntansi ditingkat perguruan tinggi. Dengan begitu, kalangan akademisi bisa lebih tanggap terhadap kasus-kasus kecurangan laporan keuangan yang kerap terjadi sebagai indikasi korupsi di Indonesia, selain itu kurangnya pemahaman mengenai akuntansi forensik di kalangan mahasiswa dan akademisi selama ini menyebabkan akuntansi forensik di Indonesia hanya digunakan sebagai alat disaat terjadi kasus. Di Amerika setiap tahun ada hasil survei dan penelitian yang digunakan sebagai masukan pada pemerintah sebagai wahana kontrol untuk mencegah terjadinya kecurangan keuangan korupsi di berbagai lembaga, hal ini terjadi karena di Amerika akuntansi forensik sudah diterapkan dalam kurikulum perguruan tinggi.

6. Ada hubungan akuntansi forensik dengan perkembangan ilmu

akuntansi saat ini. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa Ha5 ditolak, hal ini dapat dilihat secara statistik bahwa signifikansi dari nilai t sebesar 0,726 lebih besar dari α =0,05, ini mengindikasikan bahwa tidak terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara kelompok responden mahasiswa akuntansi USU dengan Universitas Sumatera Utara responden mahasiswa akuntansi IAIN SU tentang ada hubungan akuntansi forensik dengan perkembangan ilmu akuntansi saat ini. Hasil uji hipotesis ini juga mendukung persepsi Misra 2010 dalam artikelnya mengungkapkan bahwa Ilmu akuntansi dan auditing terus berkembang mengikuti perkembangan yang ada dalam dunia usaha dan pemerintahan. Adanya akuntansi forensik forensic accounting, audit kecurangan fraud auditing dan yang terbaru dan belum banyak dikenal corruption auditing. Ilmu-ilmu ini diharapkan semakin berkembang dan berperan strategis ditengah gelombang korupsi yang semakin menjadi-jadi di Indonesia.

7. Akuntansi forensik belum mendapatkan perhatian yang serius dari

pihak perguruan tinggi. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa Ha7 ditolak, hal ini dapat dilihat secara statistik bahwa signifikansi dari nilai t sebesar 0,807 lebih besar dari α =0,05, ini mengindikasikan bahwa tidak terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara kelompok responden mahasiswa akuntansi USU dengan responden mahasiswa akuntansi IAIN SU tentang akuntansi forensik belum mendapatkan perhatian yang serius dari pihak perguruan tinggi. Hasil uji hipotesis ini mendukung Buckhoff dan Schrader dalam Ipprianto, 2009:36 mengamati ruang lingkup di mana lembaga akademik di Universitas Sumatera Utara negara Amerika Serikat yang menawarkan mata kuliah akuntansi forensik. Hasil pengamatan menemukan bahwa secara rata-rata perguruan tingi menganggap akuntansi forensik menjadi penting untuk dimasukkan ke dalam kurikulum lihat juga Peterson dan Reider 2001 mengadakan pengamatan terhadap silabus-silabus perguruan tinggi yang menyelenggarakan mata kuliah akuntansi forensik dan menjelaskan bahwa para pengajar bidang akuntansi sepakat bahwa perguruan tinggi semakin memerlukan pendidikan akuntansi forensik, sedangkan rezaee2002 lebih jauh menyatakan bahwa para mahasiswa percaya bahwa akuntansi forensik merupakan sebuah peluang karir yang layak bagi mereka, namun masalahnya ialah bahwa bidang ini belum mendapatkan perhatian yang serius dari pihak perguruan tinggi. Universitas Sumatera Utara BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Terhadap Dukungan Ekonomi Syariah Di Sumatera Utara

2 104 76

Faktor-faktor yang Melatarbelakangi Mahasiswa Memilih Program Studi Ilmu Perpustakaan Universitas Sumatera Utara

10 84 90

Perbedaan Tingkat Kekebalan Stres Mahasiswa Reguler Dan Ekstensi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

3 65 62

Perbedaan Gambaran EKG dan Tekanan Darah antara Mahasiswa Perokok dengan Bukan Perokok Saat Latihan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

1 42 69

Faktor-Faktor Yang Melatarbelakangi Mahasiswa Memilih Program Studi Ilmu Perpustakaan Universitas Sumatera Utara

3 67 34

PERSEPSI AKADEMISI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TERHADAP ADANYA AKUNTANSI FORENSIK

0 0 6

Persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Terhadap Dukungan Ekonomi Syariah Di Sumatera Utara

0 0 14

Persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Mahasiswa Fakultas Syariah IAIN Sumatera Utara Terhadap Adanya Akuntansi Forensik

0 0 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Persepsi - Persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Mahasiswa Fakultas Syariah IAIN Sumatera Utara Terhadap Adanya Akuntansi Forensik

0 0 20

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Persepsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Mahasiswa Fakultas Syariah IAIN Sumatera Utara Terhadap Adanya Akuntansi Forensik

0 0 8