31 d.
Mengarahkan prilaku anak didik Usaha menghentikan prilaku anak didik dengan negatif tentunya
akan berdampak tidak baik untuk anak didik. dibutuhkan cara mengarahkan anak didik dengan memberikan penugasan, bergerak
mendekati, memberikan hukuman yang mendidik, menegur dengan sikap lemah lembut, dan perkataan yang ramah dan baik.
Dari uraian mengenai upaya yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan motiasi belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk
meningkatkan motivasi ada empat cara, yaitu dengan cara mengoptimalkan prinsip-prinsip belajar; mengoptimalkan unsur-unsur
dinamis dalam belajar; mengoptimalkan pemanfaatan pengalaman yang telah dimiliki siswa; dan dengan cara menegembangkan cita-cita
atau aspirasi siswa.
C. Kerangka Berfikir
Motivasi belajar memegang peranan yang sangat penting bagi siswa, dimana dengan motivasi belajar yang tinggi siswa selalu yakin dapat
meneyelesaikan setiap pekerjaan yang dilakukan. Siswa yakin bahwa belajar bukanlah hal yang sisa-sia melainkan hal yang sangat berguna baik untuk
masa sekarang maupun yang akan datang. Kenyataan di lapangan, tidak semua siswa memiliki motivasi belajar
yang tinggi. Berdasarkan dari hasil DCM, wawacara guru, dan wawancara pada siswa bahwa siswa kelas VIIC SMPN 1 Berbah memiliki motivasi
belajar rendah. Motivasi belajar yang rendah tentunya perlu diberikan
32 penanganan untuk dapat membangun motivasi belajar pada siswa. Pada
siswa VIIC SMPN 1 Berbah hasil DCM bahwa siswa sering menyalin pekerjaan teman, sering merasa mengantuk saat belajar, sering malas
belajar, waktu belajar tidak teratur. Hal ini dipengaruhi oleh rendahnya motivasi belajar siswa.
Solusi yang diberikan untuk mengatasi permasalahn tersebut adalah dengan menerapkan metode Quantum Learning. Metode ini dirasa cukup
efektif karena dalam metode Quantum Learning ditekankan pada suatu kegiatan dengan suasana yang menyenangkan. Quantum Learning
merupakan salah satu pengajaran yang menuntut adanya kebebasan, santai, menakjubkan, menyenangkan, dan menggairahkan. Beberapa teknik
digunakan pada Quantum Learning adalah mendudukkan murid secara nyaman, memasang musik latar di dalam kelas, meningkatkan partisipasi
individu, dan menggunakan poster-poster untuk memberi kesan besar sambil menonjolkan informasi sehingga dapat mempengaruhi hasil situasi
belajar dengan memberikan sugesti positif. Melihat kenyataan tersebut dengan diterapkannya metode Quantum Learning, diharapkan dapat
memberikan solusi mengatasi permasalahan yang dihadapi siswa. Memberikan metode Quantum Learning memberikan variasi dalam
pemecahan masalah siswa sehingga masalah yang tidak bisa diselesaikan dengan motode sebelumnya dapat diselesaikan dengan metode Quantum
Learning. Jika siswa sudah memiliki motivasi belajar yang tinggi siswa
akan lebih rajin dalam belajar. Hal ini juga berdampak terhadap prestasi
33 belajarnya yang akan menjadi semakin baik. Berikut skema kerangka pikir
dari penelitian ini:
D.
Hipotesis tindakan
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam
bentuk pertanyaan. Berdasarkan uraian landasan teori dan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat peningkatan
motivasi belajar dengan menggunakan metode Quantum Learning pada siswa kelas VIIC di SMP Negeri 1 Berbah.
Metode Quantum Learning efektif untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa Motivasi belajar siswa VIIC SMPN 1
Berbah yang rendah
Motivasi belajar siswa meningkat
Siswa diberi metode Quantum Learning
34
BAB III
METODE PENELITIAN A.
Metode Penelitian
Istilah penelitan tindakan berasal dari bahasa Inggris yaitu action research
. Menurut Hidayat 2012:12 action research sebagai satu kegiatan yang dilakukan untuk mempelajari suatu masalah, mencari solusi, serta
melakukan perbaikan atas suatu program sekolah atau kelas yang khusus. Penelitan tindakan memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan
kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Dalam praktiknya penelitian tindakan menggabungkan rangkaian tindakan dengan
menggunakan prosedur penelitian yang bertujuan untuk memecahkan masalah atau memperbaiki situasi dalam kelas.
Menurut Sulaksana 2004:39 action research dalam pandangan tradisional adalah suatu kerangka penelitian pemecahan masalah, dimana
terjadi kolaborasi antara peneliti dengan guru dalam mencapai tujuan sesuai dengan pendapat Kunandar 2008:45 bahwa, kolaborasi yang dilakukan
oleh guru sekaligus sebagai peneliti di kelasnya atau bersama-sama dengan orang lain dengan jalan merancang, melaksanakan dan merefleksikan
tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas proses di kelas melalui suatu
tindakan treatment tertentu dalam suatu siklus. Pendekatan pada penelitian ini adalah pendekatan kolaborasi. Masalah
yang solusinya dapat ditemukan oleh guru dan peneliti melalui tindakan- tindakan.
35 Artinya penelitian dengan pendekatan kolaborasi dilakukan bersama oleh
guru dan peneliti dalam rangka saling memberi dan saling membantu. Saling memberi maksudnya, jika seorang guru tampil, peneliti dapat
mengamati yang berguna untuk perbaikan atau motivasi dari hal-hal yang ada.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas PTK atau classroom action research
yaitu sebuah tindakan penelitian yang dilakukan di dalam kelas. Di dalam PTK menurut Arikunto 2007: 2-3 memiliki tiga
pengertian penting, yaitu:
1. Penelitian, suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan
menggunakan cara dan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam memecahkan masalah
2. Tindakan, suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan
tertentu. Tindakan dalam penelitian tindakan kelas berbentuk suatu rangkaian siklus kegiatan.
3. Kelas, sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima
pelajaran yang sma dari guru yang sama pula. Siswa belajar tidak hanya terbatas dalam sebuah ruangan kelas saja, melainkan dapat juga
ketika siswa sedang melakukan karyawisata, pratikum di laboratorium, atau belajar di tempat lain di bawah arahan seorang guru.
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan rancangan penelitian model spiral Kemmis dan Mc Taggart Hidayat, 2012: 17-18 yang akan
dilaksanakan sebanyak 2 siklus, masing-masing siklus dilaksanakan dalam satu kali pertemuan dengan alokasi waktu disesuaikan dengan layanan di
kelas. Pada model penelitian Kemmis dan Mc Taggart ini menggunakan suatu model yang dikenal sistim Spiral yang dimulai dengan rencana,
36 tindakan, pengamatan, refleksi dan perencanaan kembali yang merupakan
dasar untuk suatu ancang-ancang pemecahan permasalahan. Jika PTK dilakukan secara berkelanjutan dari siklus satu ke siklus yang
lain, maka akan ditemukan metode yang baik. Demikian seterusnya, sehingga PTK dapat dilakukan secara terus menerus tiada henti. Hidayat dan
Aip Badrujaman 2012: 17 menyebutkan bahwa manfaat praktis dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas adalah:
1. Memperbaiki praktik pengajaranlayanan di kelas
2. Memunculkan inovasi dalam proses layanan dan sarana
3. Menumbuhkan minat belajar sehingga pada akhirnya siswa mengalami
kepuasan dalam proses layanan. Dari penjelasan di atas dapat disimpulakan bahwa penelitian tindakan
kelas adalah suatu penelitian dalam pemecahan masalah, mencari solusi serta melakukan perbaikan yang dilakukan dalam siklus.
B. Prosedur Penelitian