Metode Quantum Learning KAJIAN TEORI

9

BAB II KAJIAN TEORI

A. Metode Quantum Learning

Metode berasal dari kata “methodos” yang terdiri dari kata “metha” yaitu melewati, menempuh atau melalui dan kata “hodos” yang berarti cara atau jalan. Metode artinya cara atau jalan yang akan dilalui atau ditempuh. Sedangkan menurut istilah metode ialah cara atau jalan yang harus ditempuh untuk mencapai sebuah tujuan. Metodologi secara bahasa berasal dari bahasa yunani yaitu “methodos” dan “logos“. Kata “logos” berarti ilmu atau bersifat yang ilmiah. Jadi metodologi adalah ilmu atau cara yang digunakan untuk memperoleh suatu kebenaran dengan menggunakan penelusuran dengan urutan atau tatacara tertentu sesuai dengan apa yang akan dikaji atau diteliti secara ilmiah. Ada dua hal penting dalam metode yaitu cara dalam melakukan sesuatu dan sebuah rencana dalam pelaksanaannya. Lahirnya konsep Quantum Learning QL menurut Deporter dan Hernacki 2015: 15-16 adalah seperangkat metode dan falsafah belajar yang terbukti efektif di sekolah dan bisnis untuk semua tipe orang dan segala usia. QL ialah pengajaran yang dapat mengubah suasana belajar yang menyenangkan serta mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi sesuatu yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang lain. QL mempunyai misi utama untuk mendesain suatu proses belajar yang menyenangkan yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa. 10 Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa. QL pertama kali digunakan di supercamp. Di supercamp ini menggabungkan rasa percaya diri, keterampilan belajar, dan keterampilan berkomunikasi dalam lingkungan yang menyenangkan. QL didefinisikan sebagai interaksi-interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Semua kehidupan adalah energi. Rumus yang terkenal dalam fisika kuantum adalah massa kali kecepatan cahaya kuadrat sama dengan energi. Atau sudah biasa dikenal dengan E=mc². Tubuh kita secara fisik diibaratkan sebagai materi. Sebagai pelajar tujuan kita adalah meraih sebanyak mungkin cahaya; interaksi, hubungan, inspirasi agar menghasilkan energi cahaya. Quantum Learning berakar dari upaya Lozanov, seorang pendidik yang berkebangasaan Bulgaria yang bereksperimen dengan apa yang disebut sebagai “Suggestology” atau “Suggestopedia”. Suggestology adalah pemercepatan belajar accelerated learning yang didefinisikan sebagai “memungkinkan siswa untuk belajar dengan kecepatan yang mengesankan, dengan upaya normal, dan dibarengi kegembiraan”. Cara ini menyatukan unsur-unsur yang secara sekilas tampak tidak mempunyai persamaan: hiburan, permainan, warna, cara berfikir positif, kebugaran fisik, dan kesehatan emosional. Namun semua unsur ini bekerja sama untuk menghasilkan pengalaman belajar yang efektif Deporter dan Hernacki, 2015: 14 11 Prinsip QL adalah sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detail apa pun memberikan sugesti positif ataupun negatif, ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk memberikan sugesti positif yaitu mendudukkan murid secara nyaman, memasang musik latar di dalam kelas, meningkatkan partisipasi individu, menggunakan media untuk memberikan kesan besar sambil menonjolkan informasi, dan menyediakan guru-guru yang terlatih Deporter dan Hernacki,2015: 14. Selanjutnya Deporter dkk mendefinisikan Quantum Learning sebagai “interaksi-interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. ”Mereka mengumpamakan kekuatan energi sebagai bagian penting dari tiap interaksi manusia. Dengan mengutip rumus klasik E = mc2, mereka alihkan ihwal energi itu ke dalam analogi tubuh manusia yang “secara fisik adalah materi”. Termasuk konsep-konsep kunci dari teori dan strategi belajar, seperti: teori otak kanankiri, teori otak triune 3 in 1, pilihan modalitas visual, auditorial, dan kinestik, teori kecerdasan ganda, pendidikan holistik, belajar berdasarkan pengalaman, belajar dengan simbol metaphoric learning, simulasipermainan. Menurut Deporter dan Hernacki 2015: 74 metode QL lebih mengutamakan keaktifan peran serta siswa dalam berinteraksi dengan situasi belajar melalui panca inderanya baik melalui penglihatan pendengaran, perabaan, penciuman dan pengecapan, sehingga hasil penelitian metode QL terletak pada modus berbuat yaitu katakan dan lakukan. Proses metode QL mengutamakan keaktifan siswa, siswa mencoba 12 mempraktekkan media melalui kelimainderanya dan kemudian melaporkannya dalam laporan praktikum dan dapat mencapai daya ingat 90. Semakin banyak indera yang terlibat dalam interaksi belajar, maka materi pelajaran akan semakin bermakna. Adapun langkah-langkah yang dapat diterapkan melalui konsep QL dengan cara: a. Kekuatan Ambak Dalam banyak situasi, menemukan AMBAK sama saja dengan menciptakan minat dalam apa yang sedang anda pelajari dengan menghubungkannya dengan “dunia nyata”. Ini terutama benar dalam situasi belajar formal. Tanyakan pada diri anda, “Bagaimana aku dapat memanfaatkannya dalam kehidupanku sehari-hari?”. Jika seorang individu bertanggungjawab atas hidupnya, individu tersebut akan mulai membuat segalanya terjadi dan bukan sekedar membiarkannya. Belajar aktif adalah masuk ke dalam kehidupan. Tempatkan diri dalam posisi “pencari” dan mulailah pencarian ilmu. Semakin banyak pengetahuan yang dimiliki, semakin banyak pilihan yang dimiliki ketika menghadapi situasi yang menatang. Semakin banyak pilihan anda, semakin besar kekuatan pribadi yang anda miliki. Pada orang-orang yang membuat keputusan dengan keyakinan karena mereka mempunyai kemampuan untuk mengumpulkan semua informasi yang mereka butuhkan untuk membuat keputusan yang benar bagi diri mereka. Dan sebagai manfaat tambahan, seseorang juga akan lebih 13 menikmati waktu-waktu luang. Ambak adalah motivasi yang didapat dari pemilihan secara mental antara manfaat dan akibat-akibat suatu keputusan. Motivasi sangat diperlukan dalam belajar karena dengan adanya motivasi maka keinginan untuk belajar akan selalu ada. Pada langkah ini siswa akan diberi motivasi oleh guru dengan memberi penjelasan tentang manfaat apa saja setelah mempelajari suatu materi. b. Penataan lingkungan belajar Dalam proses belajar dan mengajar diperlukan penataan lingkungan yang dapat membuat siswa merasa betah dalam belajarnya, dengan penataan lingkungan belajar yang tepat juga dapat mencegah kebosanan dalam diri siswa. c. Memupuk sikap juara Memupuk sikap juara perlu dilakukan untuk lebih memacu dalam belajar siswa, seorang guru hendaknya jangan segan-segan untuk memberikan pujian pada siswa yang telah berhasil dalam belajarnya, tetapi jangan pula mencemooh siswa yang belum mampu menguasai materi. Dengan memupuk sikap juara ini siswa akan lebih dihargai. d. Bebaskan gaya belajarnya Ada berbagai macam gaya belajar yang dipunyai oleh siswa, gaya belajar tersebut yaitu: visual, auditorial dan kinestetik. Dalam Quantum Learning guru hendaknya memberikan kebebasan dalam belajar pada siswanya dan janganlah terpaku pada satu gaya belajar saja. 14 e. Membiasakan mencatat Belajar akan benar-benar dipahami sebagai aktivitas kreasi ketika sang siswa tidak hanya bisa menerima, melainkan bisa mengungkapkan kembali apa yang didapatkan menggunakan bahasa hidup dengan cara dan ungkapan sesuai gaya belajar siswa itu sendiri. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memberikan simbol-simbol atau gambar yang mudah dimengerti oleh siswa itu sendiri, simbol-simbol tersebut dapat berupa tulisan. f. Membiasakan membaca Salah satu aktivitas yang cukup penting adalah membaca. Karena dengan membaca akan menambah perbendaharaan kata, pemahaman, menambah wawasan dan daya ingat akan bertambah. g. Jadikan anak lebih kreatif Siswa yang kreatif adalah siswa yang ingin tahu, suka mencoba dan senang bermain. Dengan adanya sikap kreatif yang baik siswa akan mampu menghasilkan ide-ide yang segar dalam belajarnya. h. Melatih kekuatan memori anak Kekuatan memori sangat diperlukan dalam belajar anak, sehingga anak perlu dilatih untuk mendapatkan kekuatan memori yang baik.

B. Motivasi Belajar Siswa

Dokumen yang terkait

Penggunaan model pembelajaran contextual teaching and learning (ctl) untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar ips geografi pada siswa kelas viic smp negeri 1 mojosongo boyolali tahun pembelajaran 2007 2008

0 10 181

PENERAPAN MODEL QUANTUM LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS V SD NEGERI 118179 WONOSARI.

3 17 23

PENGGUNAAN METODE SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN Penggunaan Metode Simulasi Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas V SD Negeri 03 Dawung Kec. Matesih Kab. Ka

0 2 12

PENGGUNAAN MODEL QUANTUM LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SAINS PADA SISWA KELAS V SDN NO. 101896 TANJUNG MORAWA.

0 2 24

PENGGUNAAN METODE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PKn PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI Penggunaan Metode Make A Match Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Pkn Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Jetiskarangpung 2 Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 0 15

PENGGUNAAN METODE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PKn PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI Penggunaan Metode Make A Match Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Pkn Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Jetiskarangpung 2 Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 0 14

PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNING UNTUKMENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA Penerapan Metode Quantum Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri Tajungsari 02 Kecamatan Tlogowungu Tahun 2013/2014.

0 2 18

PENGGUNAAN METODE THE LEARNING CELL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PADA MATA Penggunaan Metode The Learning Cell Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Pada Mata Pelajaran IPA Pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negri Jrakah II Kecamatan Selo Kabupaten B

0 1 16

PENGGUNAAN METODE THE LEARNING CELL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN Penggunaan Metode The Learning Cell Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Pada Mata Pelajaran IPA Pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negri Jrakah II Kecamatan Selo K

0 1 11

IMPLEMENTASI QUANTUM LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIKA SISWA SMP-LB Implementasi Quantum Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Matematika Siswa SMP-LB Tunagrahita (PTK Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VII C SLB Negeri

0 0 19