Tinjauan tentang Biola dan Teknik Permainan Biola

23 dimana dawai dikaitkan di tuning pegs. Pegs merupakan potongan berbentuk bulat yang terbuat dari kayu. Pegs ditempatkan pada sebuah lubang dan dapat berputar, dan dilubangi sebagai tempat dari ujung senar. Pegs berfungsi untuk mencegah senar agar tidak tergelincir dari nada yang diinginkan dari pengaruh tegangan senar Strainer, 2009:347. Berbeda dengan instrumen gitar dan piano, violin tidak memiliki grip atau pembatas nada pada papan penjariannya fingerboard, sehingga untuk memproduksi nada yang diinginkan dibutuhkan penjiwaan serta perasaan yang lebih ekstra kuat Wilfihani, 2008:96. Fingerboard biasanya terbuat dari kayu ebony dan terletak sepanjang neck dan memanjang melintasi perut kearah brigde Sadie, 2002:702. Bridge adalah lempeng kayu penopang dawai pada alat musik berdawai Banoe, 2003:62. Di violin, material dan pengaturan dari bridge mempunyai pengaruh yang sangat besar. Sebagian bridge terbuat dari kayu berbahan kasar,sebagian lagi dapat berupa kayu yang halus. Bridge berdiri dengan dua kaki penopang yang terletak di bagian belly perut sedikit dibelakang sound post. Kaki penopang tersebut harus terpasang dengan rata di permukaan belly agar getaran dari senar dapat ditransfer dengan baik kedalam kotak resonansi. Tone dari instrumen banyak dipengaruhi dari posisi brigde dan dengan pengalaman yang baik dan pengerjaan yang baik dari sang pembuat 24 violin dapat diketahui dengan baik dimana posisi terbaik bridge dapat ditempatkan Strainer, 2009:64 Belly adalah plat kayu yang terletak di bagian atas dari kotak resonansi Strainer, 2009:57. Bagian ini terbuat dari kayu yang empuk, biasanya terbuat dari kayu cemara Eropa dan dibelakang belly terbuat dari kayu yang keras, biasanya terbuat dari kayu maple Sadie, 2002:702. Di bagian belly terdapat f-hole yang ditempatkan pada sisi kiri dan kanan belly. F-hole merupakan bagian berlubang yang berada di bagian belly di violin atau instrumen lain yang mempunyai kotak resonansi. F holes disebut demikian karena bentuknya yang menyerupai huruf f Strainer. 2009:165. Di bagian bawah dari brigde terdapat tail piece. Tail piece merupakan bagian dari instrumen violin dimana senar bagian bawah terikat. Tail piece biasanya terbuat dari kayu eboni Strainer, 2009:420. Chin rest menjadi asesoris standar yang terdapat pada violin untuk memastikan kestabilan dari instrumen dan meningkatkan mobilitas tangan kiri. Chin rest pertama kali diperkenalkan oleh Spohr di tahun 1820 dan terbuat dari kayu eboni. Pertama kali diperkenalkan, chin rest awalnya terletak diatas tail piece, bukan di sebelah kiri seperti pengembangannya pada jaman sekarang. Chin rest biasanya terbuat dari kayu biasanya dari eboni atau rosewood ataupun vulcanite dan tersedia dalam berbagai macam bentuk dan ukuran Sadie, 2002:724. 25 Jumlah senar violin ada empat yang masing-masing berbeda besar dan ukurannya. Senar violin awalnya terbuat dari usus binatang Strainer, 2009:410. Namun ada beberapa kelemahan yang dimiliki senar berbahan usus binatang, yaitu kelembabannya yang harus selalu dijaga, kecenderungan bahan untuk terurai, sensitivitas senar pada variasi perubahan suhu, dan seringnya kecelakaan yang terjadi pada lilitan senar Sadie, 2002:724. Pada jaman modern, violin biasanya menggunakan senar berbahan benang yang dililit dengan perak untuk nada g, d’, dan a’. Dan untuk senar e’ biasanya menggunakan senar berbahan logam baja untuk meningkatkan ketahanan senar. Selain itu pada abad 20 ini telah dikembangkan senar yang bahan intinya adalah baja atau bahan sintetik lain seperti nilon, yang dilapisi dengan perak. Bahan ini digunakan untuk menggantikan senar berbahan usus binatang dan sekarang dipakai oleh para pemain violin professional Sadie, 2002:704-705. Untuk menyetem masing-masing senar dapat menggunakan garpu tala dan piano, sehingga keempat senarnya masing-masing mempunyai nada : senar 1 e’, senar 2 a’, senar 3 d’, dan senar 4g Wilfihani, 2008:96 Gambar 3. Nada senar violin Vivien. 2012 26 Sebuah violin dilengkapi dengan penggesek violin bow yang berfungsi untuk menghasilkan suara atau nada. Bow merupakan sebuah instrumen yang terbuat dari kayu dan rambut kuda yang digunakan untuk menggesek senar violin dan menghasilkan getaran. Bow bentuk aslinya adalah melengkung seperti namanya, yaitu busur. Bow yang sekarang digunakan pada violin mempunyai panjang 29 inci dan berbentuk hampir lurus dengan lengkungan kedalam bukan keluar Strainer, 2009:60 Gambar 4. Bow violin http:www.long- mcquade.comfiles1121lg_clipped_201526_2044.jpg Cara merubah nada adalah dengan menekan senar dengan jari tangan kiri kearah finger board. Hal itu juga memperpendek porsi vibrasi dari senar. Nada harmonik di violin mempunyai suara yang sangat baik. Harmonik diproduksi dengan cara menekan dengan ringan senar di finger-board. Sordino atau mute bertempat diatas brigde, menghasilkan tone suara yang unik. Dan efek suara yang baik dapat tercipta saat memetik senar seperti bermain gitar yang disebut teknik 27 pizzicato. Rentang nada yang dapat dihasilkan dari violin adalah sebagai berikut. Gambar 5. Rentang nada violin Vivien. 2012 Nada yang sangat tinggi biasanya jarang dipakai, karena nada yang dihasilkan sangat tajam dan melengking. Suara yang dihasilkan dari violin sangat luas, dapat memainkan dinamik keras maupun lembut maupun staccato dan legato. Variasi tone yang sangat luas menjadi nilai tambah dalam hal kemampuan instrumen untuk bermain dalam jangka waktu yang lama tanpa mengalami kelelahan daripada instrumen orkestra lainnya Strainer, 2009:447-448 b. Teknik Permainan Biola Kemampuan seorang pemain biola untuk dapat memainkan sebuah karya musik harus didukung oleh ketrampilan dalam menguasai sebuah alat musik. Hal ini bertujuan supaya pemain dapat memainkan sebuah karya musik sesuai apa yang diharapkan oleh komponis, baik secara intonasi maupun ekspresi pembawaannya. Pada permainan biola diperlukan kepekaan solfegio yang baik agar bunyi dapat dihasilkan tepat sesuai tinggi-rendahnya nada pitch. Menurut Prier 2009: 203 solfeggio merupakan istilah untuk latihan 28 pendengaran dan latihan vocal dengan berpangkal pada solmisasi. Solfegio menjadi hal yang sangat penting karena alat musik biola tidak memiliki fret garis-garis papan nada seperti pada alat musik gitar sebagai penanda untuk menentukan tinggi-rendahnya nada pitch. Untuk mengetahui letak suatu nada dengan intonasi yang benar diperlukan latihan terus menerus sehingga jari-jari tangan kiri dapat secara otomatis menekan nada-nada yang diinginkan dengan intonasi tepat. Selain itu, seorang pemain biola juga harus berlatih berulangulang mendengarkan nada untuk mempertajam daya pendengaran sehingga dapat membedakan nada-nada dengan intonasi yang kurang tepat walaupun hanya sedikit saja. Teknik permainan biola meliputi kelincahan jari tangan kiri dalam memainkan nada-nada yang berpengaruh pada intonasi dan kekuatan tangan kanan untuk menggesek biola yang sangat berpengaruh pada suara terutama tone colour, panjang pendek nada dan volume yang dimainkan. Berikut ini adalah beberapa penjelasan teknik tangan kanan dalam permainan biola: 1 Legato adalah terikat, dekat, dan tersambung. Sebuah bagian dari musik yang ketika ditandai dimaksudkan dalam permainannya dimainkan dengan rata, halus dan dengan cara meluncur Strainer, 2009: 271. Menurut Prier 2009: 101 legato adalah istilah musik untuk teknik pembawaan yang menuntut agar nada-nada dibawakan dalam satu arus. Dari pendapat tersebut dapat 29 disimpulkan bahwa legato adalah teknik memainkan nada untuk menghasilkan suara yang menyambung dan tidak terputus-putus dalam satu gesekan. Berikut adalah contoh penulisannya: Gambar 5. Legato Vivien. 2012 2 Staccato adalah terlepas, terpisah. Sebuah metode yang diterapkan mendadak di notasi dalam menyanyi dan bermain musik dengan memperpendek durasi nada dari yang seharusnya tertulis Strainer, 2009: 407. Sedangkan menurut Prier 2009: 207 staccato adalah terputus, istilah pembawaan sejak abad ke-17 yang biasanya ditunjukkan dengan titik di atas bawah nada yang bersangkutan. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa staccato adalah teknik memainkan nada untuk menghasilkan suara yang pendek- pendek dan putus-putus. Berikut adalah contoh penulisannya: Gambar 6. Staccato Vivien. 2012 3 Detache adalah terpisah; terputus-putus. Detache adalah cara memainkan alat musik gesek dengan terputus-putus namun 30 penggeseknya ditekan dan tidak diangkat dari dawai Banoe, 2003:117. Berikut adalah contoh penulisannya: Gambar 7. Detache Vivien. 2012 4 Spiccato adalah jelas, terpisah, dan tajam. Petunjuk untuk memainkan teknik ini adalah dengan titik diatas notasi Strainer, 2009:407. Menurut Banoe 2003: 390 spiccato merupakan teknik gesekan biola dengan sentuhan penggesek yang dilompat- lompatkan caranya sama cepat namun jatuh gesekan dengan teknik detache. Dalam teknik ini tiap nada dimainkan dengan cara melompat-lompatkan penggesek untuk menghasilkan suara yang sangat pendek. Berikut adalah contoh penulisannya: Gambar 8. Spiccato Vivien. 2012 5 Pizzicato adalah mencubit; pizzicato merupakan petunjuk untuk pemain violin untuk memproduksi nada dengan cara memetik senar dengan jari tanpa menggunakan bow Strainer, 2009:355. Teknik ini tidak hanya dimainkan pada tangan kanan, namun dapat juga dimainkan pada tangan kiri. Dalam sebuah karya musik, 31 setelah ada tanda pizzicato biasanya terdapat tanda arco. Menurut Strainer 2009: 33 arco adalah kembali menggunakan bow; digesek. Arco dalam permainan biola artinya sesudah permainan pizzicato senar kembali digesek menggunakan penggesek bow. Berikut adalah contoh penulisan pizzicato tangan kanan dan kiri: Gambar 11. Pizzicato tangan kanan Vivien. 2012 Gambar 12. Pizzicato tangan kiri Vivien. 2012 6 Accent adalah aksen; tekanan Banoe, 2003: 17. Accent terletak di atas atau di bawah nada. Accent adalah memainkan nada dengan cara memberikan penekanan pada nada tertentu. Berikut adalah contoh penulisannya: Gambar 13. Accent Vivien. 2012 Selain teknik permainan tangan kanan, teknik permainan tangan kiri mempunyai peranan yang sangat penting karena 32 berhubungan dengan intonasi dan kecepatan tangan kiri dalam menekan nada-nada. Berikut ini adalah beberapa penjelasan teknik tangan kiri dalam permainan violin: 1 Penjarian adalah seni dalam meletakkan dan menggunakan jari dengan tepat dalam memainkan instrumen musik Strainer, 2009: 166. Kode penjarian biola untuk tangan kiri menggunakan kode angka, yaitu 0, 1, 2, 3, dan 4. Kode angka 0 digunakan untuk memainkan nada dalam posisi senar terbuka jari tidak menekan senar. Kode angka 1 untuk jari telunjuk, kode angka 2 untuk jari tengah, kode angka 3 untuk jari manis, dan kode angka 4 untuk jari kelingking. Berikut ini adalah gambar kode penjarian tangan kiri: Gambar 16. Kode penjarian tangan kiri Vivien. 2012 2 Vibrato adalah nada yang bergetar, yang bertentangan dengan produksi asli nadanya Strainer, 2009: 446. Vibrato merupakan teknik tangan kiri, yaitu 33 menggerakan jari tangan kiri yang menekan pada senar dengan cepat secara maju mundur sehingga menimbulkan suara bergetar. 3 Ornamen adalah notasi yang indah dan notasi hiasan Strainer, 2009:340. Menurut Banoe 2003:313 ornamen adalah hiasan; nada hias. Berikut adalah beberapa penjelasan tentang ornamen: a. Acciaccatura adalah ragam ornament nada hiasan, dilambangkan dengan not kecil bercoret miring dimuka notasi nada pokok, dibunyikan hampir bersamaan dengan bunyi nada pokok tersebut Banoe, 2003: 17. Berikut adalah contoh penulisan dan cara memainkannya: Gambar 16. Acciaccatura Vivien. 2012 b. Trill adalah istilah untuk sebuah hiasan musik terdiri dari pergaintian cepat antara nada pokok dan nada tetangga atas sesuai dengan kedudukan dalam tangga nada yang bersangkutan Prier, 2009:220. 34 Menurut Banoe 2003: 420, trill adalah nada yang dimainkan secara bergantian dengan nada terdekat diatasnya dan dimainkan secara cepat. Trill ditandai dengan tanda di atas not tertentu. Berikut adalah contoh penulisan dan cara memainkannya: Gambar 20. Trill Vivien. 2012

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Mita Ambriani 2014 yang berjudul “Strategi Pembelajaran Seni Musik untuk Peningkatan Prestasi Belajar Siswa di SMP Negeri 1 Wates”. Penelitian tersebut mempunyai relevansi dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam hal strategi pembelajaran. Metode yang digunakan sama-sama menggunakan metode deskripsi kualitatif. Meskipun secara garis besar terdapat persamaan, namun ada perbedaan yang signifikan dari penelitian terdahulu tersebut yaitu dalam hal seni musik secara umum. Penelitian ini hanya difokuskan pada kegiatan ekstrakurikuler biola. Penelitian terdahulu yang juga relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Vivien Kurniasari 2012 dengan judul ”Analisis Teknik Permainan Biola Keroncong di Orkes Keroncong Flamboyant 35 Yogyakarta”. Relevansinya dengan penelitian ini adalah obyek yang diteliti yaitu biola. Namun perbedaan yang signifikan adalah penelitian terdahulu lebih memfokuskan kepada analisis teknik permainan biola. Sedangkan penelitian yang dilakukan lebih berfokus pada strategi pembelajaran. Dalam hal ini posisi penelitian ini lebih pada upaya pengembangan dan melengkapi. 36

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui strategi pembelajaran biola sebagai kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 2 Wonosobo. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian mengenai keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian itu dilakukan. Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata,gambar, dan bukan angka-angka Moleong, 2006:11. Proses penelitian ini melibatkan upaya-upaya penting, seperti mengajukan pertanyan-pertanyaan dan prosedur-prosedur, mengumpulkan data yang spesifik dari partisipan, menganalisis data secara induktif mulai dari tema-tema yang khusus ke tema-tema yang umum, dan menafsirkan makna data Creswell, 2010:4. Selanjutnya Sugiyono 2007:3 menyatakan bahwa “Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data tidak dipandu oleh teori, tetapi dipandu oleh fakta-fakta yang ditemukan pada saat penelitian di lapangan” Analisis dan pengumpulan data dilakukan sesuai dengan fakta yang terjadi di SMA Negeri 2 Wonosobo, penelitian dilakukan secara naturalistik, karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah dan realistik. Sugiyono 2007:9 juga menyatakan bahwa “penelitian kualitatif bersifat diskriptif. Data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga 37 tidak menekankan pada angka”. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat diskriptif, artinya peneliti berusaha untuk mendiskripsikan fenomena yang alamiah dimana di dalamanya ada banyak perilaku dan peristiwa yang terjadi tentang strategi pembelajaran biola sebagai kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 2 Wonosobo.

B. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Wonosobo, Kabupaten Wonosobo. Peneliti melakukan studi awal guna mengumpulkan data-data sebagai gambaran umum jauh-jauh hari sebelum penelitian. Studi awal dilakukan pada bulan Februari 2015 saat peneliti melakukan kunjungan sebagai persiapan pagelaran SMADA Explosion yang melibatkan ekstrakurikuler biola sebagai salah satu pengisi acara. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai bulan Juni 2015. Lalu penelitian diperpanjang hingga bulan Agustus 2015.

C. Data Penelitian

1. Bentuk Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data kualitatif yang terbagi atas data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari narasumber berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan langsung peneliti terhadap kegiatan ekstrakurikuler biola di SMA Negeri 2 Wonosobo. Sedangkan data sekunder berupa dokumen-dokumen seperti foto, video, beberapa catatan kecil, dan rekaman suara yang direkam menggunakan voice recorder. 38 2. Sumber Data Data penelitian strategi pembelajaran biola sebagai kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 2 Wonosobo berupa data kualitatif. Data yang dihasilkan berupa dokumen tulisan, gambar, audio, maupun video yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara peneliti di lapangan dengan narasumber yang kompeten dengan penelitian. Selain itu, peneliti juga mengambil data dari buku-buku yang relevan serta dari internet dan media masa guna menambah wawasan dalam penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan Sugiyono 2007:62. Teknik pengumpulan bertujuan untuk memperoleh data-data yang penting dan akurat dalam penelitian tentang strategi pembelajaran biola sebagai kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 2 Wonosobo. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Berikut diuraikan mengenai metode pengumpulan data tersebut: 1. Observasi Observasi kualitatif merupakan yang di dalamnya peneliti langsung turun ke lapangan untuk mengamati perilaku dan aktifitas individu- individu di lokasi penelitian Creswell 2010:267. Dalam penelitian ini