Kerangka Berpikir KAJIAN TEORI

40 X : simbol pelaksanaan perlakuan intervensi Garis dasar A1 : periode melakukan pengukuran kondisi dengan observasi tanpa perlakuan. Garis perlakuan B : periode diberikanya perlakuan disertai dengan kegiatan pengukuran terhadap perilaku subjek. Garis dasar A2 : periode dilakukannya pengukuran perilaku tanpa disertai dengan pemberian perlakuan. Adapun rincian pelaksanaan penelitian dengan menggunakan desain A-B-A adalah sebagai berikut : 1. A Baseline I Dalam tahap penelitian ini akan dilakukan dengan observasi sebelum diberikanya perlakuan. Observasi dilakukan dengan menggunakan pencatatan durasi terhadap lamanya waktu perilaku tantrum pada anak. Sebelum pengukuran dengan pencatatan durasi dilakukan observasi pra- eksperimen terlebih dahulu dengan melakukan asesmen perilaku supaya lebih jelas untuk menentukan perilaku sasaran yang akan diperbaharui. Setelah mendapatkan hasil asesmen yang cukup jelas, maka dilakukan pengukuran dengan pencatatan durasi. Pencatatan durasi terhadap perilaku sasaran dilakukan ketika anak mengikuti pembelajaran di kelas, pada saat istirahat, maupun pembelajaran di luar kelas. Observasi dilakukan setiap hari senin-kamis selama berturut-turut selama 1 minggu hingga diperoleh data durasi yang dapat dikatakan stabil. 2. B Treatment perlakuan 41 Perlakuan dilakukan dengan menerapkan teknik penyisihan sesaat time-out pada anak setiap kali perilaku tantrum atau perilaku sasaran muncul. Perlakuan yang diberikan harus bersifat konsiten, artinya apabila perilaku tersebut muncul harus segera dilakukan teknik time-out agar anak memiliki rasa jera. Dalam tahap ini, tidak hanya memberikan perlakuan saja, tetapi melakukan pengukuran terhadap perilaku tantrum yang muncul pada anak. Penelitian ini dilakukan dengan mengadakan kolaborasi dengan guru kelas. Peneliti menjelaskan serta memberikan skenario perlakuan, dan guru menerapkan perlakuan setiap perilaku tantrumperilaku sasaran itu muncul. Peneliti bertugas untuk mencatat durasi serta mendokumentasikan kejadian pada saat penerapan time-out dilakukan. Adapun urutan prosedur pelaksanaan perlakukan adalah sebagai berikut : a. Menjelaskan aturan pemberian perlakuan dengan penerapan teknik penyisihan sesaat untuk mengurangi perilaku tantrum pada anak. Adapun aturan penerapan teknik penyisihan sesaat time-out adalah diberikan segera setelah perilaku sasaran muncul. Pada awal pembelajaran guru berkata:”apabila nanti belajar kamu menangis, kamu tidak boleh ada di dalam kelas. Kamu harus ada di belakang”. b. Adanya perlakuan teknik penyisihan sesaat time-out diharapkan tidak menganggu proses kegiatan pembelajaran di sekolah. Munculnya perilaku tantrum sering mengganggu proses pembelajaran di sekolah, sehingga diharapkan dengan adanya penerapan teknik penyisihan sesaat