Pengertian Kajian Tentang Perilaku Tantrum

27 f. Kecemburuan. Rasa cemburu yang muncul mendorong anak untuk memaksa meminta sesuatu kepada orang yang lebih dewasa tanpa melihat kondisi atau keadaan yang ada. g. Perubahan dalam rutinitas. Adanya perbedaan atau perubahan kegiatan yang dilakukan sehari-hari seringkali anak tidak menyukai perubahan tersebut dan menjadikan anak merasa jengkel. h. Tekanan di rumah dan di sekolah, keinginan orangtua dan pendidik seringkali bertentangan dengan potensi dan minat peserta didik. Anak dipaksa melakukan segala sesuatu untuk mengikuti keinginan orangtua atau pendidik agar terlihat sama dengan anak yang lainya. Menurut Rusda Koto Sutadi, Sri Maryati 1996: 28 penyebab perilaku tantrum adalah sebagai berikut: a. Anak merasa terhalang dalam pencapaian pemuasan atau keinginanya b. Anak dituntut melakukan sesuatu diluar kemampuannya c. Anak yang tinggal dalam lingkungan keluarga dengan jumlah orang dewasa banyak d. Sikap yang terlalu mengkritik tingkah laku anak e. Orangtua terlalu cemas dan berlebihan dalam melindungi anak. Dari beberapa pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa penyebab dari perilaku tantrum adalah sebagai berikut: kelelahan, frustasi, lapar, sakit, kemarahan, kecemburuan, rutinitas yang berubah, orangtua memaksakan kehendak anak, serta keinginan yang tidak terpenuhi. 28

4. Cara menangani perilaku tantrum

Cara menangani perilaku tantrum dapat dilakukan dengan beberapa hal dibawah ini menurut Rita Eka Izzaty 2005: 131-133 : 1. Melakukan pencegahan dengan mengenali kebiasaan-kebiasaan anak dan mengetahui secara pasti kondisi pada saat akan timbul perilaku tantrum. 2. Pada saat terjadi tantrum, hendaknya orangtua atau pendidik tetap tenang dan berusaha menjaga emosinya. 3. Ketika perilaku tantrum telah berlalu, jangan memberikan hukuman maupun pengukuhan tetapi berikanlah rasa aman kepada anak. 4. Memberikan perhatian minimal pada kemarahan anak dan memastikan keamanan anak dan orang lain. 5. Jika kemarahan menyebabkan kekacauan, pindahkan anak dengan cepat ke daerah yang aman atau jauh dari anak-anak lain. Pendidik meminta anak untuk tenang. 6. Mengawasi anak dengan teliti untuk mengamati waktu kemarahan paling sering muncul terjadi. 7. Bertemu dengan orangtua anak untuk mendiskusikan penyebab masalah yang mungkin muncul dan mencari solusinya secara bersamaan. 8. Menghindari sikap yang mengekang kebebasan anak dalam melakukan aktivitas atau kegiatan diluar kemampuan anak. 9. Bersikap konsisten dalam penanaman disiplin dengan menghindari sifat mengkritik dan merendahkan harga diri anak.`