49
untuk memperkuat data yang diperoleh. Dokumen-dokumen tersebut berupa video yang memberikan gambaran secara konkret mengenai
kegiatan anak. 2.
Kisi-Kisi Berikut kisi-kisi pedoman observasi yang akan digunakan dalam
penelitian untuk mengetahui pengaruh penerapan teknik penyisihan sesaat untuk melihat berapa lama perilaku tersebut berhenti setelah ada
perangsang latensi : Tabel 3. Kisi-kisi Pedoman Observasi pada Fase
Baseline
1 dan 2
Variabel Indikator
Jumlah Item
Perilaku tantrum pada anak
Perilaku tantrum berupa
menangis pada saat anak tidak mendapatkan sesuatu
yang diinginkan
berupa benda atau aktivitas serta
pada saat
menolak pembelajaran.
1
Tabel 4. Kisi-kisi Pedoman Observasi pada Fase Intervensi Pelaksanaan
Treatment
dengan teknik penyisihan sesaat
time-out
Variabel Sub
Variabel Indikator
Jumlah Item
Perilaku tantrum
Rentang waktulama
nya durasi perilaku
tantrum muncul
Perilaku tantrum berupa menangis pada saat anak tidak mendapatkan
sesuatu yang diinginkan berupa benda atau aktivitas serta pada saat
menolak pembelajaran. 1
50
Hasil observasi berupa hasil dari pencatatan durasi perilaku tantrum dapat dikelompokkan berdasarkan dari rentang fase
baseline
I, fase intervensi serta fase
baseline
II. Setelah data pengukuran didapatkan, akan dibandingkan data durasi antar fase sehingga diketahui perkembangan dari
munculnya perilaku tantrum antara fase
baseline
maupun fase intervensi. Data durasi akan diitampilkan dengan tabel serta grafik.
H. Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas Instrumen
Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan dari suatu instrumen penelitian. Validitas
merupakan menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan mampu mengukur apa yang akan diukur. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila
mampu mengukur dan mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Dalam penelitian dengan desain A-B-A, perlu memperhatikan
beberapa hal berikut supaya mendapatkan validitas penelitian yang baik Juang Sunanto dkk, 2006: 45 :
1. Mendefinisikan perilaku sasaran target behavior dalam perilaku yang
dapat diamati dan diukur secara akurat; 2.
Mengukur dan mengumpulkan data pada kondisi
baseline
A1 secara kontinu sekurang-kurangnya 3 atau 5 atau sampai kecenderungan arah
dan level data menjadi stabil;
51
3. Memberikan intervensi setelah kecenderungan data pada kondisi
baseline stabil; 4.
Mengukur dan mengumpulkan data pada kondisi intervensi B dengan periode waktu tertentu sampai data menjadi stabil;
5. Setelah kecenderungan arah dan level data pada kondisi intervensi B
stabil mengulang kondisi
baseline
A2 Ada dua jenis validitas untuk penelitian eksperimen yaitu validitas
internal dan validitas eksternal. Agar memiliki validitas internal yang tinggi, desain eksperimen subjek tunggal hendakya memperhatikan
karakteristik sebagai berikut Nana Syaodih S. 2005: 210 : 1.
Pengukuran yang ajeg
reliable measurement
. Dalam eksperimen subjek tunggal observasi atau pengukuran dilakukan tidak hanya sekali,
namun beberapa kali. Dalam pelaksanaanya, teknik pengukuran atau pengumpulan data yang digunakan, kondisi eksperimen yang mencakup
situasi, lokasi, waktu pengamatan dan pengamat yang terlatih harus di cek keajegan dan reliabilitasnya serta dihindarkan dari bias agar
memberikan hasil yang obyektif. Keajegan dari pengamatan sangat penting dalam eksperimen subjek tunggal oleh karena itu, peneliti
mencatat dan melaporkan semua hal yang berkenaan dengan pengumpulan data, agar hal-hal yang mengurangi validitas internal
dapat dihindarkan. Dalam penelitian ini akan diukur latensi sampai dengan mendapatkan data yang dianggap stabil.
52
2. Pengukuran yang berulang-ulang
repeated measurement
. Dalam penelitian eksperimen selain penelitian dengan subjek tunggal,
pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan
pretest
dan
posttest
, sedangkan pada penelitian subjek tunggal pengukuran dilakukan beberapa kali sepanjang penelitian. Pengukuran yang
berulang-ulang dilakukan untuk mengendalikan variasi normal yang diharapkan terjadi dalam interval waktu yang pendek, juga agar
terjamin deskripsi yang jelas dan ajeg. Dalam penelitian ini pengukuran tidak hanya dilakukan sekali, namun berulang-ulang sampai
mendapatkan data yang stabil. Pengukuran dilakukan pada saat periode
baseline
1 dan 2 serta pada periode intervensi. 3.
Deskripsi kondisi
condition description
. Dalam eksperimen subjek tunggal semua kondisi yang berkenaan dengan pelaksanaan eksperimen
dideskripsikan dan dijelaskan secara lengkap, supaya dapat diaplikasikan pada individu yang lain. Dengan demikian, validitas
internal dan eksternal dapat terjaga. Kondisi yang di deskripsikan mencakup kondisi subjek, situasi, lokasi, dan waktu. Semua kondisi
tersebut dideskripsikan secara detail. 4.
Garis dasar, kondisi perlakuan, rentang dan stabilitas
based line, condition, treatment and stability
. Eksperimen dilakukan dalam rentang waktu yang relatif lama. Dalam rentang waktu tersebut
diberikan perlakuan yang sama dalam kondisi, dan durasi waktu yang sama. Pada tahap awal eksperimen individu diamati sampai