Setiap 2 hari sekali cairan kultur yang telah di shaker diambil sebanyak 0,1 ml untuk menghitung jumlah koloni dengan metode SPC Standart Plate Count. Diambil 3 ml
untuk menghitung kadar IAA yang dihasilkan oleh bakteri dan cairan kultur tersebut disentrifugasi dengan kecepatan 5500 rpm selama 10 menit. Supernatan yang
diperoleh kemudian dipindahkan ke dalam tabung reaksi steril dan diuji kemampuannya dalam menghasilkan IAA dengan metode kolorimetri yang
menambahkan reagen Salkowski 150 ml H
2
SO
4
pekat, 250 ml akuades, 7,5 ml FeCl
3.
6H
2
O 0,5 M Patten dan Glick, 2002, dengan perbandingan 4:1 supernatan : Salkowski Zahir et al., 1997. Campuran tersebut diinkubasi selama 20 menit dan
absorbannya diukur dengan spektrofotometer dengan panjang gelombang 535 nm.
Konsentrasi IAA dari setiap isolat dapat diketahui dengan cara memasukkan nilai absorban supernatan ke persamaan garis kurva standart IAA yang telah
diperoleh. Persamaan garis regresi kurva standar IAA ditentukan dengan metode Least
Square Glover Mitchell, 2002 dalam Warsito, 2009 dengan rumus:
Y= a + bX a = Y – bX
� =
�∑�� −∑�∑� �∑�
2
−∑�
2
Dimana: a = intersep b = slope koefisien regresi
Y = absorbansi X = Konsentrasi
3.3.7 Uji Sinergisme
Uji sinergisme dilakukan secara kualitatif untuk melihat apakah bakteri IAA tidak menghambat pertumbuhan bakteri penambat nitogen dan sebaliknya. Hal ini
dilakukan pada isolat yang paling potensial. Bakteri penghasil IAA diinokulasikan denga menggoreskan pada seluruh permukaan media menggunakan .menggoreskan
pada seluruh permukaan media dengan menggunakan cutton bud. .Ditotolkan blank dish yang telah direndam dengan bakteri penambat nitrogen yang paling potensial
sebanyak 10 µ m disekitar bakteri penghasil IAA dengan menggunakan pinset. Diinkubasi pada suhu ruang 25
o
C-30
o
C selama 48 jam. Isolat bakteri IAA yang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
bersinergisme dengan bakteri penambat nitrogen ditunjukkan dengan tidak terbentuk zona hambat pada pertumbuhan bakteri penambat nitrogen begitu juga sebaliknya
Rahayu, 2006.
3.3.8 Uji Pengaruh Bakteri IAA dan Penambat Nitrogen Terhadap Pertumbuhan Kacang Kedelai
Bakteri yang positif menghasilkan hormon IAA dan menambat nitrogen yang paling potensial dan telah dilakukan uji sinergismenya diinokulasikan sebanyak 10 ml
dengan kepadatan sel 10
8
CFUml ke permukaan tanah steril yang telah ditanami kecambah kacang kedelai berumur 1 minggu. Dibuat lima perlakuan yaitu: tanah
kuning tanpa penambahan bakteri TK, tanah hitam tanpa penambahan tanah bakteri TH, tanah kuning dengan penambahan bakteri penambat nitrogen N
3
, tanah kuning dengan penambahan bakteri penghasil IAA I
3
dan tanah kuning dengan penambahan bakteri penambat nitrogen + bakteri penghasil IAA N
3
I
3
. Percobaan dilakukan dengan menggunakan metode RAL dengan lima kali ulangan pada setiap jenis
perlakuan. Kemudian ditumbuhkan di ruangan yang terkena cukup cahaya matahari. Tanaman disiram setiap hari secara teratur, dan pertumbuhan bakteri dihitung setiap 2
minggu. Pertumbuhan tanaman diamati selama 10 minggu dan diukur pertumbuhannya dengan parameter: tinggi tanaman cm, jumlah daun helai, volume
akar ml, jumlah bunga, jumlah buah, jumlah polong, berat polong g, berat segar tanaman g, dan berat kering tanaman g. Data yang diperoleh kemudian dianalisis
dengan uji statistik.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Penghasil IAA