• Penderita kambuh relaps • Penderita gagal Failure
• Penderita denga pengobatan setelah lalai after default 3.
Kategori 3. 2HRZ4H3R3, 2HRZ4HR, 2HRZ6HE Obat ini diberikan pada penderita kategori 3, tahap intensif yang terdiri dari HRZ
diberikan setiap hari selama 2 bulan 2HEZ, diteruskan dengan tahap lanjutan yang terdiri dari HR selama 4 bulan dan diberikan 3 kali seminggu 4H3R3.
Penderita kategori 3 adalah : • Penderita baru BTA negative roentgen positif sakit ringan
• Penderita ekstra paru ringan, yaitu TB kelenjar Limfe, pleuritis eksudativa unilateral, TB kulit, TB tulang kecuali tulang belakang, sendi dan kelenjar
adrenal Aditama, 2002 4.
OAT Sisipan HRZE Bila pada tahap akhir intensif pengobatan penderita baru BTA positif dengan
kategori 1 dan kategori 2 hasil pemeriksaan masih BTA positif maka diberikan obat sisipan HRZE setiap hari selama 1 bulan.
2.3.7. Tatalaksana Penderita yang Berobat tidak Teratur
Seseorang penderita kadang-kadang berhenti minum obat sebelum masa pengobatan selesai. Hal ini dapat terjadi karena penderita belum memahami bahwa
obat harus ditelan seluruhnya dalam waktu yang telah ditetapkan. Pengobatan terhadap penderita yang putus berobat tergantung pada tipe penderita, lamanya
Universitas Sumatera Utara
pengobatan sebelumnya, lamanya putus berobat, dan bagaimana hasil pemeriksaan dahak sewaktu dia kembali berobat Aditama, 2002. Untuk jelasnya dapat dilihat
dalam tabel berikut :
Tabel 2.1. Pengobatan Penderita TB Paru BTA Positif yang Berobat Tidak Teratur
Lama Pengobatan
sebelumnya Lama
pengobatan terputus
Pemeriksaan dahak
Hasil Pemeriksaan
dahak
Diregister kembali
Pengobatan
Kurang dari 1 bulan
2 minggu Tidak
- -
Lanjutkan kat 1 2-8 minggu
Tidak -
- Kat 1 dari awal
8 minggu Ya
Positif -
Kat 1 dari awal Negatif
- Lanjutkan kat 1
12 bulan 1-8 minggu
Ya positif
- Tambahkan. 1 bln
sisipan Negatif
Lanjutkan kat 1 8 minggu
Ya Positif
Pengobatan setelah defult
Kat 2 dari awal Negatif
Pengobatan setelah defult
Lanjutkan kat 1
2 bln 2 minggu
Tidak -
- Lanjutkan kat 1
2-8 minggu Ya
Positif -
Kat 2 dari awal Negatif
- Lanjutkan kat 1
8 minggu Ya
Positif Pengobatan
setelah defult Kat 2 dari awal
Negatif Pengobatan
setelah defult Lanjutkan kat 1
Sumber : Depkes, 2007
2.3.8. Hasil Pengobatan dan Tindak Lanjut
Hasil pengobatan penderita TB paru dapat dikategorikan menjadi Depkes 2003 yaitu :
1. Sembuh
Penderita dikatakan sembuh bila hasil pemeriksaan ulang sputum paling sedikit 2 kali berturut-turut negatif, salah satu diantaranya haruslah pemeriksaan akhir
pengobatan. Apabila gejala muncul kembali supaya memeriksakan diri dengan mengikuti prosedur tetap.
Universitas Sumatera Utara
2. Pengobatan Lengkap
Penderita yang telah menyelesaikan pengobatan secara lengkap tetapi tidak ada pemeriksaa ulang sputum, khususnya pada akhir pengobatan AP. Seharusnya
semua penderita BTA positif di lakukan pemeriksaan ulang sputum. 3.
Meninggal Penderita yang dalam masa pengobatan diketahui meninggal karena sebab
apapun. 4.
Pindah Penderita yang pindah berobat ke daerah kabupaten kota lain.
5. Drop out
Penderita yang tidak mengambil obat 2 bulan berturut turut atau lebih sebelum masa pengobatannya selesai. Tindak lanjut : Lacak penderita tersebut dan beri
penyuluhan pentingnya berobat secara teratur. 6.
Gagal Penderita dikatakan gagal pada pengobatan TB paru apabila :
a. Penderita BTA positif yang hasil pemeriksaan sputumnya tetap positif atau
kembali menjadi positif pada satu bulan sebelum akhir pengobatan intensif atau pada akhir pengobatan kategori 2.
b. Penderita BTA negatif yang hasil pemeriksaan sputumnya pada akhir bulan ke
dua menjadi positif.
Universitas Sumatera Utara
2.4. Kepatuhan 2.4.1 Definisi Kepatuhan
Kepatuhan adalah suatu sikap yang akan muncul pada seseorang yang merupakan suatu reaksi terhadap sesuatu yang ada dalam peraturan yang harus
dijalankan. Sikap tersebut muncul apabila individu tersebut dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya reaksi individual Azwar, 2002. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia 1997, kepatuhan diartikan sebagai sikap yang sesuai dengan peraturan yang telah diberikan.
Muliawan 2010 menyatakan berhasilnya suatu terapi tidak hanya ditentukan oleh diagnosis dan pemilihan obat yang tepat, tetapi juga oleh kepatuhan
compliance pasien untuk mengikuti terapi yang telah di tentukan. Kepatuhan pasien ditentukan oleh beberapa hal antara lain persepsi tentang kesehatan, pengalaman
mengobati sendiri, pengalaman dari terapi sebelumnya, lingkungan teman dan keluarga, adanya efek samping obat, keadaan ekonomi, Interaksi dengan tenaga
kesehatan dokter, apoteker dan perawat. http:binfar.depkes.go.idindex.php, 2010 Drennan.V, Graw.C, 2000 kepatuhan Compliance dalam pengobatan dapat
diartikan sebagai perilaku pasien yang mentaati semua nasehat dan petunjuk yang dianjurkan oleh kalangan tenaga medis. Mengenai segala sesuatu yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan pengobatan, salah satu diantaranya adalah kepatuhan dalam minum obat. Hali ini merupakan syarat utama tercapainya
keberhasilan pengobatan yang dilakukan. Sarfino 1994 mendefinisikan kepatuhan
Universitas Sumatera Utara