berpendidikan rendah. Artinya, semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin baik pula perilakunya untuk mengupayakan kesembuhan. Lebih lanjut dijelaskan
Notoatmodjo 2010 bahwa pendidikan tentang sakit dan penyakit yang meliputi penyebab penyakit, gejala atau tanda tanda penyakit, bagaimana cara pengobatan,
atau kemana mencari pengobatan, bagaimana cara penularan dan bagaimana cara pencegahannya termasuk imunisasi dan sebagainya.
Dari hasil temuan penelitian dan kajian teori tersebut di atas, penulis mengasumsikan bahwa ada penyimpangan antara temuan penelitian dengan kajian
teori terkait. Artinya, temuan penelitian tidak sejalan dengan kajian teori yang ada. Dengan kata lain, semakin baik pendidikan seseorang, semakin besar pula
peluangnya untuk mendapatkan kesembuhan melalui pengobatan karena semakin baik pula perilakunya untuk mencari kesembuhan.
5.5 Hubungan Pendapatan dengan Tingkat Kesembuhan Pengobatan TB Paru
Dilihat dari hasil tabulasi silang antara pendapatan dengan kesembuhan pengobatan, diketahui bahwa dari 52 responden dengan penghasilan di atas Rp 1juta,
hanya 1 orang 1.9 tidak sembuh dan 51 orang 98.1 lainnya sembuh sebaliknya dari 48 orang dengan penghasilan dibawah Rp. 1 juta, ada 13 orang 27.1 tidak
sembuh dan 35 orang 72.9 sembuh. Dengan demikian dapat diketahui bahwa pendapatan memiliki hubungan linier dengan tingkat kesembuhan pengobatan.
Dengan kata lain, semakin tinggi pendapatan, semakin besar peluang untuk mengalami kesembuhan. Hasil analisis ini juga didukung oleh hasil uji chi-square
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan nilai p = 0.000, PR 14.083, 95 CI 1.914-103.622 artinya ada hubungan signifikan antara faktor pendapatan dengan kesembuhan pengobatan.
Selanjutnya, berdasarkan nilai PR = 14.083, dapat disimpulkan bahwa responden yang berpenghasilan di atas Rp 1 juta berpeluang 14.083 kali untuk sembuh
dibandingkan responden yang berpenghasilan dibawah Rp 1 juta. Hasil penelitian ini sejalan dengan
Hal yang sama juga dijelaskan oleh Notoatmodjo 2010 tingkat pendapatan atau sosial ekonomi sangat mempengaruhi perbaikan pendidikan dan perbaikan
pelayanan kesehatan yang diingankan oleh masyarakat. Rata-rata keluarga dengan sosial ekonomi yang cukup baik akan memilih tingkat pendidikan dan sarana
kesehatan yang bagus dan bermutu Effendy,1998; Notoatmodjo,2003. penelitian Hutapea 2009 menunjukkan
dukungan keluarga dapat meningkatkan kepatuhan minum obat penderita TB Paru. Perhatian atas kemajuan pengobatan memiliki pengaruh yang paling besar terhadap
peningkatan kepatuhan minum OAT penderita paru.
Dari hasil temuan penelitian dan kajian teori tersebut di atas, penulis mengasumsikan bahwa tidak ada penyimpangan antara temuan penelitian dengan
kajian teori terkait. Artinya, temuan penelitian tidak sejalan dengan kajian teori yang ada. Dengan kata lain, semakin baik pendapatan seseorang, semakin besar pula
peluangnya untuk mendapatkan kesembuhan melalui pengobatan.
Universitas Sumatera Utara
5.6 Hubungan Jarak Tempuh ke Puskesmas dengan Tingkat Kesembuhan pengobatan TB Paru