BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kesembuhan Pengobatan TB Paru
Dilihat dari hasil tabulasi silang antara dukungan keluarga dengan kesembuhan pengobatan, diketahui bahwa dari 64 responden dengan dukungan keluarga yang
baik, 1 orang 1.6 tidak sembuh dan 63 orang 98.4 sembuh. Sedangkan dari 36 orang dengan dukungan keluarga buruk, 13 orang 36.1 tidak sembuh dan 23
orang 63.9 sembuh. Hasil uji chi-square menunjukkan nilai p = 0,000. PR : 23.11, 95 CI 3.151-169.601 artinya ada hubungan signifikan antara faktor
dukungan keluarga dengan kesembuhan pengobatan. Hal ini juga dikonfirmasi oleh nilai PR = 23.11 artinya, responden dengan dukungan keluarga baik tentang TB paru
memiliki peluang untuk sembuh sebanyak 23,11 kali dibandingkan responden dengan dukungan keluarga buruk
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Jojor 2004 tentang ketidak patuhan pasien TB Paru dalam hal pengobatan menemukan bahwa
pengobatan pasien TB Paru yang tidak lengkap disebabkan oleh peranan anggota keluarga yang tidak sepenuhnya mendampingi penderita. Akibatnya penyakit yang
diderita kambuh kembali dan dapat menular kepada anggota keluarga yang lain. Demikian halnya dengan penelitian Erawatyningsih dkk 2009 tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan berobat pada penderita tuberkulosis paru menunjukkan bahwa pendidikan, pengetahuan, dan pendapatan keluarga
Universitas Sumatera Utara
berpengaruh signi fikan terhadap ketidakpatuhan berobat pada penderita TB paru dan
yang paling dominan adalah faktor pendidikan. Sehubungan dengan dukungan keluarga terhadap kepatuhan minum obat anti
tuberkulosis, hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Hutapea 2009 menunjukkan dukungan keluarga dapat meningkatkan kepatuhan minum obat
penderita TB Paru. Perhatian atas kemajuan pengobatan memiliki pengaruh yang paling besar terhadap peningkatan kepatuhan minum OAT penderita paru.
5.2 Hubungan Pengetahuan dengan Tingkat Kesembuhan Pengobatan TB Paru