PELAKSANAAN ACARA PERKAWINAN ANAND KARJ

79

4.2. PELAKSANAAN ACARA PERKAWINAN ANAND KARJ

Sebagaimana yang telah disebutkan diatas, biasanya setelah beberapa hari berlangsungnya pertunangan, akan dilaksanakannya acara perkawinan. Dan acara perkawinan ini akan dilaksanakan di dalam Gurdwara. Namun dalam hal ini ada ketentuan dimana tempat perkawinan akan dilaksanakan, karena ketidak mampuan kedua mempelai menggelar acara perkawinan yang mewah yaitu memberi makan kepada para undangan di dalam Gurdwara. Dengan catatan perkawinan tetap dilaksanakan dihadapan Guru Granth Shaib, dan karena perkawinan harus dilaksanakan di hadapan kitab suci maka kitab suci tersebut akan dibawa ke rumah mempelai perempuan. Dan sebelum untuk membawa kitab suci, kitab sucinya harus disembayangkan dulu ardhas. Dengan demikianpun kedua mempelai hanya mengundang kerabat dekat saja untuk menghadiri acara perkawinan tersebut. Dalam perkawinan suku bangsa Punjabi memiliki beberapa acara yang dilakukan sebelum pemberangkatan ke tempat mempelai perempuan, yakni : 1. Acara adat secara keluarga Whar lessi Dan sebelum berangkat ke Gurdwara atau melangsungkan perkawinan, kedua mempelai melakukan sebuah acara keluarga di tempat kediaman masing-masing, yaitu acara merias mempelai, memberikan makanan kepada para kerabat atau undangan dan dilanjutkan dengan pemberian gula oleh seluruh kerabat yang sambil diikuti juga pemberian amplop kepada mempelai dan bagi paman atau serta kerabat kandung akan mengenakan cicin kepada mempelai dan untuk adik, kakak saudara perempuannya akan memakaikan celak Shormah kepada mempelai. Dan seusai acara siap dilakukan, ibunya akan memakai cicin Universitas Sumatera Utara 80 kepada mempelai yang dilanjutkan dengan membungkus amplop yang telah diberikan oleh para kerabat serta undangan. Dan setelah itu seluruh keluarga melakukan foto bersama. Dan jika salah satu orang tua mempelai telah meninggal maka seusai foto bersama, mempelai akan masuk ke dalam rumah dan meminta doa restu kepada orang tuanya dengan cara menyentuh foto orang tuanya. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan acara pemberangkatan, yaitu mempelai laki-laki beserta pendampingnya serballa akan masuk ke dalam mobil pengantin yang telah disiapkan dan di dalam mobil itu saudara perempuannya akan menutup wajah dengan rangkaian hiasan Shere mempelai laki-laki. Dan dilanjutkan lagi dengan pemasangan atau mengikat rangkaian bunga lra tagga dilakukan oleh saudara perempuan mempelai laki-laki dan kerabat perempuan lainnya akan yang bertujuan agar perjalanan untuk melangsungkan perkawinan tetap dalam keadaan selamat dan seusai mengikat bunga, maka semua saudaranya akan menari di depan mobil pengantin yang mana akan dilanjutkan dengan pelemparan uang koin ke depan mobil dan ini dilakukan oleh ayah Pataji atau kakek baba ji mempelai laki-laki sebagai tanda bahwa kelak mempelai laki-laki tersebut akan dilimpahi rejeki dan seluruh sanak-saudaranya mengutip uang logam tersebut dan ini tandanya mempelai laki-laki membagi-bagikan rezekinya. Pelemparan uang koin ini akan sebagai tanda kebesaran keluarga dan ini juga hanya berlaku pada anak laki-laki yang akan menikah. Selanjutnya mempelai laki-laki pun berangkat ke tempat mempelai perempuan. Dan acara yang sama juga dilakukan oleh mempelai perempuan namun perbedaannya terletak pada tempatnya yaitu mempelai perempuan melakukan penghiasan diri di kamar rias yang ada di Gurdwara karena itu dianggap tempat Universitas Sumatera Utara 81 kediaman keluarga mempelai perempuan. Selesai penghiasan, maka keluarga perempuan bersiap menyambut kedatangan keluarga serta mempelai laki-laki. Dan sambil menunggu kedatangannya, pendeta menyanyikan doa-doa syukur dengan iringan musik sementara bagi salah satu kerabatnya mengipas kitab suci. 2. Acara Penyambutan keluarga mempelai laki-laki di Gurdwara Menli Penyambutan ini dilakukan oleh seluruh keluarga laki-laki perempuan dengan membawakan bingkisan serta uang yang dibawakan oleh saudara laki-laki perempuan. Dalam hal ini ada ketentuan banyaknya uang yang diberikan yaitu jika uang yang diberikan adalah uang seratus ribu atau lima puluh ribu harus sebanyak satu lembar dan jika uang yang diberikan sepuluh ribu harus sebanyak sebelas lembar, dan ini dilakukan karena menurut adat kebiasaan suku bangsa Punjabi angka ganjil adalah angka baik. Pertemuan antara mempelai laki-laki dan perempuan dilakukan di pintu utama atau pintu masuk Gurdwara, pertama keduanya berjauhan. Dan keduanya akan menyanyi atau membacakan puji-pujian Khurnai yang saling bersautan dan kemudian saling mendekat, setelah mendekat seorang Pendeta akan mengambil alih acara tersebut dengan terlebih dahulu membacakan beberapa ayat suci, yang kemudian acara memberikan bunga, uang serta selimut yang dibawakan oleh mempelai perempuan dan ayah mempelai laku- laki akan menjunjung selimut itu, tanda penghormatan. Setelah itu diberikan, maka ayah atau saudara laki-laki mempelai perempuan memberikan cicin atau gelang kepada ayah atau saudara laki-laki mempelai laki-laki, yang kemudian dilanjutkan dengan acara pelukan dan disini terlihat ayah mempelai perempuan akan berusaha menggendong ayah mempelai laki-laki. Dan hal ini dilakukan sebagai tanda, bahwa mulai hari itu tali persaudaraan antara keduanya telah sah. Universitas Sumatera Utara 82 Banyaknya pemberian gelang atau cicin ini, tergantung status ekonomi keluarga mempelai perempuan. 3. Acara Perkawinan di dalam Gurdwara Seusai pemberian cicin, gelang, bunga, selimut, mempelai laki-laki akan terlebih dulu memasuki Gurdwara. Dan mempelai laki-laki menunggu kedatangan mempelai perempuan ke dalam Gurdwara. Setelah beberapa menit, mempelai perempuan yang didampingi oleh saudara laki-lakinya akan memasuki Gurdwara, dan ayahnya serta sudara perempuan ibunya membawakan kain remalla yang diatasnya diletakkan uang, beberapa bunga. Kedua bawaan ini akan diberikan ke Guru Granth Shaib, yang kemudian mempelai perempuan dipersilakan duduk disamping mempelai laki-laki. Dan kemudian, saudara perempuan mempelai laki-laki akan membukakan penutup wajah mempelai laki- laki. Seusai itu, kedua mempelai akan berdiri yang didampingi oleh seorang Pendeta. Dalam hal ini, Pendeta akan membuka Guru Granth Shaib perkasht dan membacakan ayat-ayat suci terkait dengan doa perkawinan atau memohon pada Guru Granth Shaib agar kedua mempelai diberikan bahtera rumah tangga yang baik, rukun dan kedua mempelai dipersilakan duduk. Setelah itu, maka ayah dari mempelai perempuan akan memberikan kain panjang pellah guna untuk digemgam oleh kedua mempelai dan ini sebagai tanda pengikat. Dan jika, pada saat mengitari Guru Granth Shaib, kain panjang itu lepas dari genggaman salah satu mempelai, maka itu adalah sebuah pertanda bahwa kelak rumah tangga keduanya akan sering ada perselisihan dan bahkan akan berujung ke perceraian. Dan karena takut hal itu terjadi, orang tua atau saudara perempuannya sering memeriksa kain panjang itu, apakah sudah dipegang erat atau belum, karena Universitas Sumatera Utara 83 menurut suku bangsa Punjabi, itu adalah sebagai tanda baik atau buruknya rumah tangga yang akan dijalani. Setelah kedua mempelai telah memegang kain panjang itu dengan erat, kedua mempelai kembali berdiri dan bersiap untuk mengitari Guru Granth Shaib. Dalam mengitari Guru Granth Shaib, mempelai perempuan terkadang diiringi oleh saudara laki-lakinya sampai didepan Guru Granth Shaib, dan ini karena mempelai perempuan merasa gugup, takut atau menurut salah satu informan, ini karena dulunya ada penculikan mempelai perempuan. Namun dalam pengitaran ini juga, mempelai perempuan tidak diiringi oleh saudara-saudara laki-laki, karena mempelai merasa kalau dirinya pasti bisa mengitari Guru Granth Shaib tanpa diiringi. Pengitaran ini dilakukan sebanyak empat kali putaran. Adapun hal-hal yang diucapkan pada setiap putaran, yakni : 1. Pada putaran pertama phela lawa yang berarti Tuhan telah menetapkan kewajiban sehari-hari pada kedua mempelai Har pehlree laav parvirtee karam dhirraya balram jio dan setelah itu dinyanyikan himne-himne Guru menggantikan Veda dari Brahma dan pegang teguhlah keyakinan dalam menjalankan kewajiban hingga semua kesalahan masa lalu akan terhapus Banni Brahma ved dharma dhirro paap tejaya balram jio. Pegang teguh akan kebenaran dan renungkan selalu nama Tuhan. Para orang suci juga tidak pernah mengabaikan renungan Tuhan Dharam dirro har naam dhiavo simrat naam drirraya. Serahkan dirimu sepenuhnya pada Tuhan yang Agung serta sempurna, maka semua keburukan dan dosa akan menjauhi anda Satgur gur poora aaradho sabh kilvikh paap gewaya. Hanya mereka yang bernasib baik yang akan memperoleh kebahagiaan abadi dan merasakan betapa indah bila Universitas Sumatera Utara 84 Tuhan selalu bersemayam dalam hati dan pikiran kita Sehaj anand hoa nadh bhagi man har mitha laiyaa, dimana Guru Nanak bersabda bahwa upacara perkawinan sah di mulai begitu pasangan mulai mengitari Guru Granth Shaib Jan nanak laav pehli arambh kaaj recayaa. 2. Putaran kedua duji lawa, yang berarti dengan rahmat dan berkat Guru kita bertemu dengan Sang Pencipta Har doojree I aav satgur purkh milaya balram jio. Dan pendeta membacakan ayat suci yaitu dengan adanya rasa takut akan Tuhan, pikiran kita bebas dari keangkuhan dan semua keburukan akan lenyap Nirbhao bhay man hoey haumay mail gawaya balram jio. Dengan rasa takut dan dengan menyanyikan pujian-pujian terhadap Tuhan kita merasa bahwa Tuhan ada dihadapan kita Nirmal bhao paya har goon gaya har wekhe raam hadoore. Tuhan yang maha kuasa, roh dan jiwa di dunia ini ada dimana-mana serta bersemayam dalam diri semua makhluk Haraatam ram pasaria suami sarab rihya bharpooray. Tuhan Yang Maha Esa serta ada dimana saja, nyanyian-nyanyian pujian terhadapNya selalu terdengar diantara para pemuja dan budak-budakNya Antar bahar har prabh eko mil har jan manggal gaae, yang kemudian Guru Nanak bersabda pada putaran kedua ini bergemalah dengan merdunya melodi-melodi suciNya Jan Nanak duji law celai anhad sabad wajaee. 3. Putaran ketiga tiji lawa, yang berarti puji-pujian serta kasih Tuhan mengisi dan bergema dalam pikiran saya Har teejre laav man cao bheya bairagya balram jio. Dengan doa dari para santa serta rahmat dan nasib yang sangat baik kita dapat bertemu Tuhan Sant jana har mail har paya wadhbagiya balram jio. Dengan menyanyikan puji-pujian terhadapNya dan melantunkan Universitas Sumatera Utara 85 ayat-ayat suci Gurbani kita akan menemukan Tuhan Yang Maha Mulia dan Agung Nirmal har paiya har gun gaiya much boli har banni. Dengan perbuatan serta nasib baik para santa bertemu Tuhan dan mengisahkan tentang diriNya yang terkisahan Sant jana wadh bhagi paiya har kathieh akhath kehanni. Melodi suci bergema dalam diri kita dan kita merenungkan kehadiran Tuhan. Dengan takdir yang telah tertulis serta perbuatan kita akan selalu diberkati Hirdei har har har dhoor upji har japieh mastak bhag jio, yang kemudian Guru Nanak bersabda bahwa pada putaran ketiga ini, kasih Tuhan berada diseluruh pikiran serta hati kita Jan Nanak bolay tiji laaveh har upjai man bhairag jio. 4. Putaran keempat Chotaa law, yang berarti pemahaman akan Tuhan mengisi pikiran dan sadarlah kita kalau Tuhan bersemayam dalam diri kita Har choathrree laav man sehaj bheia har paiya balram jio. Dengan rahmat Guru kita dengan mudah mencapai pencerahan yang rasanya begitu manis merasuki jiwa raga sehingga kita rela berkorban demi Dia Gurmukh milia subhae har man tan mitha laiya balram jio. Tuhan terasa begitu indah bagi kita hingga rasanya kita mendapat kasihNya dan siang malam pikiran kita tertuju hanya padaNya Har mitha laiya mere prabh bhaiya andhin har liv laee. Keinginan hati kita telah terpenuhi. Semua kasih dan penghargaan telah kita dapatkan. Ini semua berkat dan rahmat Tuhan Man chindhai fal har paiya suami nam vaji vadhaee. Tuhan telah merestui perkawinan ini dan bersemayam dalam kedua mempelai sehingga terpancarlah kebahagiaan pada wajah mereka dan hati mereka pun berbunga-bunga Har prabh thakur recaiya dhan herdhai naam wigasee, dimana Guru Nanak bersabda bahwa dengan berakhirnya putaran Universitas Sumatera Utara 86 keempat ini, kita telah menemukan Tuhan yang abadi Jan Nanak bole chaithi lavai har paiya prabh avnaasi. Setelah selesainya acara pemutaran Guru Granth Shaib, kedua pengantin bersujud dan kembali duduk di hadapan Guru Granth Shaib. Dan selanjutnya dimulai dengan acara pemberian kain, bunga remalla kepada Guru Granth Shaib dan ini dilakukan oleh seorang Pendeta dan setelah bunga selesai diberikan, maka kedua mempelai dan seluruh umat diundang berdiri untuk menutup acara perkawinan phoge secara ajaran Sikh. Pendeta terlihat membacakan ayat-ayat suci untuk mengakhiri upacara perkawinan, yang diikuti seluruh umat yang hadir di Gurdwara. Setiap Pendeta mengucapkan boloji wahe guru, seluruh umat dan kedua mempelai bersujud kepada Guru Granth Shaib. Dan selesai Pendeta membacakannya, maka akan dilanjutkan dengan acara adat suku bangsa Punjabi. 5. Acara adat menurut suku bangsa Punjabi Setelah selesainya upacara perkawinan secara ajaran Sikh, maka akan dilanjutkan dengan acara adat, sebagaimana biasanya dilakukan. Acara ini adalah pemberian bunga kepada kedua mempelai, pemberian itu akan dimulai oleh orang tua serta keluarga mempelai perempuan, yang kemudian akan dilanjutkan oleh ayah, keluarga mempelai laki-laki. Dan disini, ibu dari mempelai laki-laki tidak diizinkan mengikuti upacara perkawinan anaknya, karena ibunya harus menunggu atau mempersiapkan diri untuk menyambut menantunya yang akan datang ke kediaman mempelai laki-laki. Setelah selesai pemberian bunga, maka pengurus Gurdwara akan memberikan surat perkawinan yang harus ditanda tangani oleh kedua mempelai dan juga yang Universitas Sumatera Utara 87 ditanda tangani oleh saksi. Dengan demikian pelaksanaan perkawinan ini telah resmi dilaksanakan. Seusai penandatanganan, maka akan dilanjutkan dengan pemberian cicin atau gelang kepada mempelai laki-laki. Cicin dan gelang ini diberikan oleh ayah mempelai perempuan. Selesai pemberian itu, pendeta akan kembali menutup acara dengan mengucapkan ayat-ayat suci dan penutupan Guru Granth Shaib Smufhti. Seluruh umat akan mengikuti doa yang dibacakan oleh sang Pendeta. Dengan berakhirnya acara yang ada di dalam Gurdawara akan diikuti dengan acara makan bersama di dapur umum langger. Namun saat acara makan bersama, mempelai perempuan tinggal di dalam Gurdwara. Mempelai akan diberikan amplop oleh undangan dari keluarga mempelai perempuan, seiring pemberian amplop, saudara perempuan Penji dari mempelai laki-laki akan menghantarkan makanan kepada mempelai perempuan. Setelah selesai makan dan pemberian amplop, maka mempelai laki-laki kembali masuk ke dalam Gurdwara untuk menerima manisan dari gula pasir, pemberian uang sebagai syarat sebelum memberian manisan dan ini akan diberikan dari keluarga istrinya. Dan ini akan dimulai dari ayah,ibu mempelai perempuan dan yang akan dilanjutkan oleh paman,bibi dan saudara-saudara yang lainnya. Setelah selesai pemberian manisan kepada kedua mempelai, maka akan dilanjutkan dengan acara perpisahaan putrinya. Dalam acara perpisahaan ini, kedua mempelai meminta doa restu kepada kedua orang tua mempelai perempuan. Dan mempelai perempuan pun diizinkan untuk pergi ke keluarga barunya atau ikut suaminya. Selesai acara perpisahaan itu, mempelai memasuki kendaraan atau mobil yang telah disiapkan dan sesampai disana ibu dari mempelai laki-laki akan menyamput kedatangan menantunya. Universitas Sumatera Utara 88 6. Penyambutan kedua mempelai di kediaman mempelai laki-laki Whare lessi. Penyambutan kedua mempelai di kediaman mempelai laki-laki dilakukan oleh ibu dari mempelai laki-laki. Ibunya akan menyamput di depan pintu masuk kediaman mereka dan ibunya akan mengitari gelas yang didalamnya air susu dan gelas itu diikat dengan benang merah. Dan dalam acara ini, si mempelai laki-laki akan mencoba menarik gelas tersebut agar tidak diminum ibunya dan ini dilakukan sebanyak tiga kali. Selesai itu, kedua mempelai akan menyentuh kaki ibunya sebagai tanda minta doa restu, setelah itu ibunya akan meletakkan kedua tanggannya ke kepala kedua mempelainya dan mengundang untuk kembali berdiri dan kedua mempelai pun dirangkul oleh ibunya. Setelah itu, ibunya kembali masuk. Dan saudara perempuan mempelai laki-laki menyiram minyak the chole pada pintu masuk, yang menandakan bahwa telah tiba keluarga baru yaitu kak iparnya dan kedua mempelai pun dipersilakan masuk. Pada saat kedua mempelai masuk, ibu dari mempelai laki-laki akan menyuruh keduanya untuk duduk, agar ibunya dapat memberikan uang serta manisan gula pasir pada kedua mempelai. Dan setelah selesai, ibu dari mempelai laki-laki akan memberikan seperangkat emas serta memakaikannya kepada menantunya dan yang akan dilanjutkan dengan memberikan dua gelas susu kepada kedua mempelai. Sesudah kedua mempelai meminum susu itu, maka adik dari mempelai laki-laki akan melirik kakak iparnya dengan cara membuka sedikit kerudung kakak iparnya dan mencoba merayu untuk meminta uang sebagai tanda bahwa mempelai perempuan itu telah menjadi kakak iparnya. Dan setelah itu akan dilanjutkan acara pemulangan mempelai perempuan ke kediaman ibunya. Dan ini dilakukan keesokan harinya. Dan karena mempelai perempuan akan dipulangkan kepada Universitas Sumatera Utara 89 orang tuanya, maka hubungan suami istri belum bias dilakukan. Dan saat acara pemulangan, ibu dan keluarga mempelai laki-laki akan membawa mempelai perempuan ke kediaman ibunya, dan disana tidak ada acara khusus hanya saja keluarga mempelai laki-laki membawa buah tangan saja berupa buah-buahan dan manisan dan keluarga mempelai perempuan pun akan mengundang untuk menikmati jamuan makan yang telah disediakan. Dan keesokan harinya, mempelai perempuan akan dijemput dan ini disebut acara mangklawa. 7. Acara penjemputan mempelai perempuan Magkalwa Mangklawa adalah acara penjemputan mempelai perempuan ke tempat kediaman besannya atau orang tua mempelai perempuan. Dalam sebutan besan pada suku bangsa Punjabi yaitu untuk besan dari pihak laki disebut dengan khurep dan besan dari pihak perempuan disebut dengan khurumni. Dan disana, kedua orang tua mempelai perempuan akan memberikan hantaran barang-barang keperluan putrinya dan berbagai alat-alat rumah tangga. Dan banyaknya hantaran yang akan diberikan tergantung dengan status sosial ke dua orang tuanya, namun untuk keperluan alat rumah tangga putrinya wajib diberikan. Dengan acara mangklawa ini, maka mempelai perempuan akan sah menjadi istri orang lain dan mempelai perempuan itu sudah menjadi bagian dari keluarga mempelai laki-laki.

4.3. Adat Menetap Sesudah Menikah