66 mendapatkan keturunan atau meneruskan garis keturunan. Sedangkan menurut suku
bangsa Punjabi, tujuan perkawinan adalah untuk membentuk keluarga yang sesuai dengan ajaran Sikh, yaitu mempercayai adanya Guru Grant Shaib, melaksanakan
semua ajaran-ajaran yang terdapat dalam Sikh dan juga meneruskan garis keturunan. Dengan adanya tujuan perkawinan ini, maka seseorang yang melakukan sebuah
perkawinan dapat menjalani kehidupan keluarga yang baru sesuai dengan ajaran- ajaran yang didapat sebelum kawin. Dengan demikian perkawinan itu menumbuhkan
sebuah keluarga yang berjalan diatas aturan-aturan yang berlaku secara agama maupun hukum.
3.3. Perkawinan Ideal dan Pembatasan Jodoh
Suku bangsa Punjabi merupakan salah satu suku bangsa yang menganut kepercayaan atau keyakinan yang berbeda di luar agama-agama yang telah diakui
Negara Indonesia, dimana suku ini adalah penganut ajaran Sikh. Dalam setiap ajaran Sikh ini memiliki aturan-aturan yang berbeda pada berbagai acara atau upacara yang
dilakukan. Dan ini berlaku pada sebuah perkawinan, dimana hal ini merupakan suatu acara yang sangat sakral atau suci. Dalam ajaran Sikh sebuah perkawinan yang
dinyatakan sah adalah perkawinan yang telah mengitari Guru Granth Shaib sebanyak empat kali putaran. Sebagaimana dengan tujuan sebuah perkawinan, suku bangsa
Punjabi memiliki kriteria perkawinan yang dianggap ideal. Perkawinan ideal merupakan sebuah perkawinan yang sesuai dengan yang
diinginkan atau yang diharapkan oleh suku bangsa itu sendiri. Dalam suku bangsa Punjabi perkawinan yang dianggap ideal adalah perkawinan yang dilakukan dengan
suku yang sama dan menganut kepercayaan yang sama pula. Dan ini dilakukan karena setiap suku bangsa Punjabi mengharapkan seluruh sukunya tidak mengambil laki-laki
Universitas Sumatera Utara
67 atau perempuan di luar sukunya dan tetap mengikuti ajaran Sikh. Dengan demikian
suku bangsa Punjabi dan ajaran Sikh tetap endogami suku, endogami agama. Namun seiring berkembangnya zaman, hal ini sangatlah jarang ditemukan dalam satu
keluarga yang tetap mengikuti aturan-aturan bahwa dilarang mengawini diluar suku bangsanya. Dan ini terjadi karena disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu salah
satunya adalah pergaulan kaum remaja atau pemuda-pemudi Punjabi yang sangat luas dan tempat tinggal yang dikelilingi beragam suku bangsa.
Suku bangsa Punjabi, mempunyai berbagai larangan dalam memilih jodoh, yaitu dilarang mengawini seseorang diluar suku bangsanya, dilarang mengawini
seseorang yang satu kampung, dilarang mengawini seseorang yang satu marga. Beberapa larangan-larangan tersebut ditentukan atau dilakuukan, karena seseorang
yang satu kampung, satu marga adalah saudara atau satu keturunan. Jadi dalam hal ini, suku bangsa Punjabi adalah endogami suku, exogami kampung dan exogami
marga. Perkawinan yang dilakukan di luar sukunya adalah suatu pelanggaran dalam
suku bangsa Punjabi. Namun dalam hal ini, banyak yang melakukan perkawinan dengan suku bangsa lain dan bahkan terkadang salah satu suku bangsa Punjabi yang
mengawini suku bangsa lain bersedia berpindah keyakinan. Dan hal ini disebabkan karena salah satu keluarga tidak merestui adanya perkawinan tersebut. Dalam hal ini,
perkawinan yang dilakukan di luar sukunya sudah menjadi hal yang tidak biasa lagi, karena pelanggaran itu telah sering dilanggar oleh suku bangsa Punjabi sendiri. Dan
hanya bagi orang yang melanggar akan semakin menjauh dari suku bangsanya sendiri dan anak-anak yang telah dilahirkanpun akan terasing dari keluarganya masing-
masing.
Universitas Sumatera Utara
68
3.4 Bentuk Perkawinan Menurut Suku Bangsa Punjabi