46 sangat sulit dimengerti jadi orang-orang yang menggunakannya adalah orang-orang tertentu
seperti para pendeta serta orang yang telah belajar bahasa yang ada dalam kitab suci tersebut sedangkan bahasa Punjabi kampung masih bisa dimengerti karena jenis bahasa tersebut
dicampur dengan bahasa inggris. Pada suku bangsa Punjabi terdapat 35 tiga puluh lima vokal yang masing-masing huruf mengandung arti yang berbeda. Dan dalam suku bangsa
Punjabi tidak ada kata tunggal dan kata jamak. Untuk tetap menjaga kelestarian dari bahasa suku bangsa Punjabi, warga Punjabi
membuka sekolah Sikh, dimana didalamnya belajar berbahasa Punjabi yang benar dan jelas dan juga belajar bahasa Inggris. Di daerah Karang Sari, suku bangsa Punjabi pada umumnya
memakai bahasa Indonesia dan bahkan tidak jarang ada yang memakai bahasa Jawa, Batak. Hal ini terjadi, karena di daerah tersebut telah tercampur dengan suku bangsa lainnya.
Sementara untuk bahasa mereka sendiri digunakan hanya sesekali dan bahkan jarang digunakan. Dan karena itulah, setiap orang tua suku bangsa Punjabi menyarankan agar anak-
anaknya mengikuti kursus berbahasa Punjabi. Dengan demikian bahasa daerah mereka dapat tetap terjaga.
Kesulitan berbahasa Punjabi membuat suku bangsa itu sendiri menjadi asing dengan bahasa ibunya. Dan karena kesulitan itu, para pengurus Gurdwara membuat sebuah kursus
bahasa Punjabi setiap hari sabtu sore di Gurdwara. Dengan demikian generasi pemuda- pemudi Punjabi lambat-laun dapat memahami bahasa Punjabi. Dan bahkan informan
mengatakan bahwa orang yang mengetahui bahasa Punjabi dengan baik hanya sekitar 20 di Sumatera Utara.
2.7. Sistem Mata Pencaharian
Mata pencaharian suku bangsa Punjabi yang ada di Medan adalah sebagai peternak sapi, kursus bahasa Inggris, membuka toko sport dan guru privat matematika. Dan pekerjaan
Universitas Sumatera Utara
47 lainnya sebagaimana yang dikatakan Lubis,2005:146 bahwa terdapat suku bangsa Punjabi
yang berprofesi sebagai dokter, pengusaha, dosen, akuntan dan lain sebagainya. Namun diantara semua pekerjaan diatas, terdapat satu pekerjaan yang dilakukan dari turun-temurun
yaitu beternak sapi. Dan ini terlihat di Karang Sari, meskipun mereka mempunyai pekerjaan yang lebih bagus tetapi tetap saja mereka menjadi peternak sapi guna mendapatkan susu dan
minyak sapi. Susu hasil perahan ini dikonsumsi sendiri, dijual sedangkan minyak sapinya digunakan untuk campuran makanan seperti makanan yang terdapat di Gurdwara. Veneta
1998:26 menjelaskan bahwa dalam beternak sapi, suku bangsa Punjabi mendapatkan kesulitan memperoleh surat izin usaha dari Pemerintah agar ternak yang diperbolehkan keluar
dari tanah peternak untu merumput di hutan, resiko ternak mati, dicuri, sakit dan biaya pengobatan, jumlah susu berkurang karena kurangnya rumput. Dan karena itu, tidak banyak
lagi suku bangsa Punjabi bekerja sebagai peternak sapi dan jika yang masih menekuninya itu karena, ia memiliki lahan yang luas sehingga di bagian belakang rumahnya dapat memelihara
sapi. Dan karena beberapa faktor itulah yang menyebabkan kurangnya suku bangsa Punjabi yang memelihara sapi. Namun dalam hal ini matapencaharian suku bangsa ini menyatakan
bahwa pada prinsipnya, jika mereka memiliki kemampuan dalam hal ekonomi lebih baik membuka usaha sendiri dari pada harus bekerja dengan orang lain.
Universitas Sumatera Utara
48
BAB III SISTEM KEKERABATAN DAN ATURAN-ATURAN SEBELUM
PERKAWINAN
3.1 Sistem Kekerabatan
Kekerabatan merupakan sebuah lembaga yang bersifat umum dalam suatu masyarakat, dimana di dalamnya memainkan peranan penting pada aturan tingkah
laku dan susunan kelompok. Dengan adanya kekerabatan ini akan tetap menjaga hubungan sosial antar sesama, keluarga. Di dalam sebuah kekerabatan terdapat unsur-
unsur yang berkaitan dengan kekerabatan tersebut, yakni keturunan, perkawinan, hak dan kewajiban serta istilah-istilah kekerabatan. Kelima unsur ini merupakan suatu
sistem yang dapat dilihat sebagai pola tingkah laku dan sikap para anggota masyarakat Budhisanto,1989:21.
Sistem kekerabatan ini akan dilihat pada masyarakat suku bangsa Punjabi. Hubungan kekerabatan pada masyarakat India, khususnya masyarakat suku bangsa
Punjabi berdasarkan pertalian darah yang ditarik melalui garis keturunan ayah Patrilineal, dimana seorang anak yang baru lahir atau hasil dari perkawinan mereka
akan memakai marga ayah, dibelakanng namanya atau di dalam prinsip Patrineal ini hubungan kekerabatan diperhitungkan melalui pria. Dalam prinsip keturunan ini
menyatakan bahwa nilai anak laki-laki adalah tinggi, dalam arti anak laki-laki mempunyai peranan besar di sebuah keluarga atau sering disebut sebagai pengganti
orang tua laki-lakinya. Untuk mempertahankan sistem keturunan tersebut, dalam suku bangsa Punjabi terdapat ketentuan, bahwa pemilihan calon istri maupun suami
atau perjodohan hanya dapat dilakukan oleh orang tua, tanpa adanya campur tangan seorang anak yang akan dijodohkan. Pada suku bangsa Punjabi, ada ketentuan tentang
Universitas Sumatera Utara