hubungan dinamik antara kebertahanan dan perubahan yang mempengaruhi bagaimana beradaptasi.
Strategi-strategi adaptasi adalah cara-cara yang dipakai perantau untuk mengatasi rintangan-rintangan yang mereka hadapi dan untuk memperoleh suatu
keseimbangan positif dengan kondisi latar belakang perantau. Identitas etnik menyebutkan bahwa identitas sosial, termasuk identitas etnik
merupakan penggabungan ide-ide, perilaku, sikap, simbol-simbol bahasa yang ditransfer dari generasi melalui sosialisasi. Salah satu mendorong terbentuknya
identitas etnik adalah kesamaan-kesamaan sesama anggota etnik yang terbentuknya melalui kesamaan proses belajar, kesamaan pengalaman, dan perilaku.
1.7. Metode Penelitian
Tipe penelitian ini bersifat deskriptif yang berusaha mengumpulkan data kualitatif sebanyak mungkin yang merupakan data utama untuk menjelaskan
permasalahan yang akan dibahas nantinya. Untuk mencapai sasaran yang akan dituju yang mendeskripsikan bagaimana masyarakat Gayo meng-ekspresikan identitas Etnik
masyarakat Gayo di medan itu tidak hilang begitu saja, maka dilakukan pengumpulan data. Untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan, penulis akan menggunakan
teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1.7.1. Penentuan Informan
Sebelum melakukan wawancara mendalam maka terlebih dahulu mencari beberapa informan sebagai sumber data, adapun wawancara yang dilakukan
yaitu mewawancarai orang yang berperan besar dalam lokasi penelitian terseut yaitu
Universitas Sumatera Utara
berupa Ketua paguyuban KGAAT Keluarga Gayo Alas Aceh Tengah. Si peneliti menggunakan teknik snowball dalam penentuan informan terutama informan kunci.
Untuk memperkuat data yang diinginkan di dalam penelitian ini, maka wawancara ini juga dibatasi kepada orang-orang tertentu saja tetapi melainkan juga
ditambah dengan cara mewawancarai beberapa orang penduduk yang tinggal di lokasi penelitian.
1.7.2. Teknik Observasi
Teknik observasi dilakukan guna untuk mengetahui situasi dalam konteks ruang dan waktu pada daerah penelitian. Menurut penulis, data yang diperoleh dari
hasil wawancara saja tidaklah cukup menjelaskan fenomena yang terjadi, oleh karena itu diperlukan suatu aktivitas dengan langsung mendatangi tempat penelitian dan
melakukan pengamatan. Dalam hal mengobservasi ini maka si peneliti menggunakan dua macam teknik observasi yaitu:
a. observasi non partisipasi Dalam melakukan observasi non partisipasi ini si peneliti mengamati secara
langsung apa yang ada dalam masyarakat tersebut nilai-nilai yang masih tersimpan dan ditransfer kegenerasi berikutnya. Juga melihat acara-acara kesenian yang terkait
tentang Didong. b. observasi sepintas lalu
Observasi biasa ini dilakukan untuk memperkuat data yang telah dapat dari hasil wawancara dan hal ini bisa dilakukan kapan saja ketika si peneliti berada pada
lokasi penelitian.
Universitas Sumatera Utara
1.7.3. Teknik wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, percakapan ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara interviewer yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara interviewee yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Maksud mengadakan wawancara, seperti di tegaskan oleh Lincoln dan
Guba 1985:266, antara lain : mengkontruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepeduliaan dan lain-lain kebulatan. Memproyeksikan
kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang diharapkan untuk dialami masa lalu, memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami pada
masa yang akan datang; mengverifikasi, mengubah, dan memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain, baik manusia maupun bukan manusia triangulasi; dan
memverifikasi, mengubah dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh si peneliti. Lexy J. Moleong, 2005:186.
Adapun dalam penelitian data si peneliti menggunakan beberapa teknik wawancara untuk mendapatkan data dari informan. Wawancara mendalam dept
interview dalam penelitian ini wawancara mendalam dept interview digunakan untuk memperoleh konsep masyarakat gayo tentang ekspresi identitas etnik
berpedoman kepada interview quide sebagai acuan dalam wawancara. Pada kejadian di lapangan, untuk wawancara mendalam ini peneliti yang membuat perjanjian
dengan informan dalam menentukan waktu yang tepat untuk di wawancarai. Tetapi kadang-kadang yang menjadi kendala adalah ketika si peneliti membuat perjanjian
dengan informan tapi informan tidak ada di tempat tinggalnya. Wawancara tak terstruktur, wawancara ini dilakukan tanpa ada persiapan
terlebih dahulu dan biasanya apabila si peneliti secara kebetulan berjumpa dengan si informan. Alam pengumpulan data di lapangan wawancara tak terstruktur ini banyak
Universitas Sumatera Utara
dilakukan terhadap informan biasa sedang ada acara halal bihalal. Kedua wawancara diatas tadi akan di dukung pula oleh alat-alat pengumpulan data lainnya seperti alat
perekam, kamera sebagai dokumentasi
1.8. Analisa Data