4.2. Ekspresi Seni
kesenian sebagai salah satu bentuk kebudayaan memegang peranan penting dalam proses perkembangan dan penyebarluasan suatu kebudayaan, pada masa lalu
kesenian erat kaitannya dengan prosesi ritual yang menyimbolkan hubungan antara manusia dengan sang pencipta tuhan, melalui sarana kesenian, manusia mewujudkan
ekspresi yang ada didalam alam pikir menjadi suatu yang berwujud secara kasat mata, sebagai contoh faktor lingustik bahasa muncul dan menjadi bagian dari suatu
kebudayaan manusia merupakan manifestasi dari usaha manusia untuk menirukan suatu tindakan, bunyian, gerakan, dan lain sebagainya untuk diadopsi menjadi bagian
dari kebudayaan, begitu juga dengan kesenian yang juga didasarkan kepada pengetahuan kebudayaan tersebut.
Ekspresi secara harfiah dapat dikatakan sebagai suatu upaya manusia untuk menunjukkan suatu sikap, bentuk dari suatu hal yang bersifat abstrak menjadi suatu
hal yang dapat dirasakan dan dilihat, melalui pengertian ekspresi secara harfiah maka ekspresi seni merupakan suatu proses upaya manusia mewujudkan suatu hal yang
berada pada tingkat alam pikir menjadi suatu hal dalam bentuk nyata. Ekspresi seni dalam penelitian ini terfokus pada kesenian didong pada
masayarakat Gayo, masyarakat Gayo berusaha mewujudkan atau menunjukkan kesenian Didong sebagai salah satu ciri mereka yang dalam hal ini dapat disebut
sebagai ekspresi seni, walaupun ada jenis ekspresi seni lain dari masyarakat Gayo namun kesenian Didong menjadi fokus perhatian dikarenakan kesenian Didong bukan
saja dapat dilihat sebagai ekspresi seni melainkan suatu perbuatan dalam kebudayaan masyarakat Gayo yang memiliki keterkaitan dengan aspek lainnya, secara sederhana
dapat dikatakan bahwa kesenian Didong masyarakat Gayo merupakan suatu ekspresi yang memiliki kompleksitas dalam lingkup budaya masyarakat Gayo.
Universitas Sumatera Utara
4.3. Didong dalam konsepsi tiga wujud kebudayaan
Didong sebagaimana yang telah dijelaskan pada sebelumnya, maka kesenian didong dapat dikatakan sebagai suatu bagian dari kesenian masyarakat Gayo yang
sarat akan nilai seni dan dakwah. Didong selain sebagai suatu kesenian juga berperan sebagai suatu ekspresi identitas kebudayaan masyarakat Gayo yang dalam hal ini
terfokus kepada ekspresi seni masyarakat Gayo. Kesenian sebagai bagian dari kebudayaan memiliki keterkaitan dengan
konsepsi tiga wujud kebudayaan, dimana tiga wujud kebudayaan tersebut adalah : ide, tingkah laku dan artefak. Didong sebagai bentuk kesenian memiliki peran dalam
bentuk tingkah laku dalam konsepsi tiga wujud kebudayaan, hal ini dapat dijelaskan bahwasanya Didong pada awalnya merupakan serangkaian tingkah laku perilaku
masyarakat Gayo dalam suatu usaha menyebarluaskan ajaran agama Islam dan nilai- nilai adat mereka, sehingga kesenian Didong dimulai pada bagian tingkah laku dalam
tiga wujud kebudayaan sedangkan pemikiran dasar mengenai kesenian Didong dapat dijabarkan pada beberapa jenis pemikiran dasar, yakni : sebagai suatu usaha transmisi
kebudayaan dari suatu generasi kepada generasi selanjutnya yang bermuatan nilai- nilai adat istiadat masyarakat Gayo, sebagai suatu usaha dalam menyebarluaskan
ajaran agama Islam dakwah, dan sebagai suatu sarana kesenian bagi masyarakat Gayo itu sendiri.
Pada bagian artefak dalam tiga wujud kebudayaan dan kaitannya dengan kesenian Didong maka pada proses perkembangannya kesenian didong menggunakan
peralatan dalam pelaksanaannya, hal ini sejalan dengan keterangan informan dilapangan yang menyebutkan bahwa kesenian Didong pada awalnya merupakan
suatu bentuk kesenian yang diisi dengan pola tepukan tangan dalam mengiringi proses
Universitas Sumatera Utara
penyampaian nasehat, dan dalam perkembangannya digunakan bantal kampas untuk semakin menambah nilai dari Didong tersebut.
Tiga wujud kebudayaan telah dapat dimanifestasikan dalam seni Didong masyarakat Gayo, konsespi tiga wujud kebudayaan yang dipergunakan dalam
penelitian ini bukanlah harga mati dalam artian konsepsi tiga wujud kebudayaan tidak menjadi fokus dalam penelitian ini karena yang menjadi fokus penelitian ini adalah
proses deskripsi terhadap seni Didong masyarakat Gayo di Kota Medan sebagai sarana ekspresi identitas.
4.4. Nilai-nilai yang Terkandung Dalam Didong