31
1 Jika nilai probabilitas di bawah 0,05, maka semua variabel independen mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen sehingga
hipotesis alternatifnya Ha diterima. 2 Jika nilai probabilitas di atas 0,05, maka semua variabel independen tidak
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen sehingga hipotesis alternatifnya Ha ditolak.
5. Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional variabel adalah bagaimana menemukan dan mengukur variabel-variabel tersebut di lapangan dengan merumuskan secara singkat dan jelas,
serta tidak menimbulkan berbagai tafsiran. Pertanyaan atau pernyataan dalam kuesioner untuk masing-masing variabel dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala
Likert. Skala Likert yaitu suatu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Jawaban dari
responden bersifat kualitatif dikuantitatifkan, dimana jawaban diberi skor dengan menggunakan 5 lima poin skala Likert, yaitu: nilai 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak
setuju, 3 = ragu-ragu, 4 = setuju, 5 = sangat setuju. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada lima variabel yaitu kondisi
ekonomi, tingkat pendidikan, persaingan usaha dan pelaksanaan etika bisnis islam. Dimana faktor kondisi ekonomi, tingkat pendidikan dan persaingan usaha sebagai
variabel independen sedangkan pelaksanaan etika bisnis Islam pedagang sebagai variabel dependen.
32
a. Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini ada empat, yaitu faktor kondisi ekonomi, tingkat pendidikan, persaingan usaha dan pendidikan agama. Variabel yang
pertama, yaitu kondisi ekonomi. Faktor kondisi ekonomi yang mempengaruhi etika bisnis meliputi berbagai hal, yaitu kepemilikan harta dan benda, mengenai modal
awal dan modal sekarang dan lain sebagainya. Persepsi responden terhadap indikator tersebut diukur dengan 5 point skala
likert, 1 Sangat tidak setuju, 2 Tidak setuju, 3 Ragu-ragu, 4 Setuju, 5 Sangat Setuju.
Variabel independen yang kedua yakni tingkat pendidikan. Pendidikan diidentifikasi dengan kemampuan para pedagang untuk melakukan Innovation Driven
Economy, yaitu tempat munculnya talenta-talenta yang akan memicu munculnya inovasi dalam bisnis.
35
Dengan munculnya inovasi-inovasi ini, maka pelaku bisnis tidak perlu lagi untuk melakukan cara-cara kotor demi memajukan bisnisnya, mereka
hanya perlu melakukan inovasi yang tepat untuk dapat bersaing dengan rivalnya. Tentunya untuk mencapai inovasi-inovasi tersebut dibutuhkan pengalaman dan juga
pendidikan. dalam penulisan ini, pendidikan pedagang diukur dari tingkat pendidikan yang telah dilalui, baik tingkat pendidikan secara formal maupun informal pedagang.
Persepsi responden terhadap indikator tersebut diukur dengan 5 point skala likert, 1 Sangat tidak setuju, 2 Tidak setuju, 3 Netral, 4 Setuju, 5 Sangat Setuju.
35
Sandiago Uno, “ntrepreneurship in Indonesia-Financial Club”, artikel diakses pada 16 Mei 2012 dari http:sandiaga-uno.comenterpreneurship-in-indonesia-financial-club