32
a. Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini ada empat, yaitu faktor kondisi ekonomi, tingkat pendidikan, persaingan usaha dan pendidikan agama. Variabel yang
pertama, yaitu kondisi ekonomi. Faktor kondisi ekonomi yang mempengaruhi etika bisnis meliputi berbagai hal, yaitu kepemilikan harta dan benda, mengenai modal
awal dan modal sekarang dan lain sebagainya. Persepsi responden terhadap indikator tersebut diukur dengan 5 point skala
likert, 1 Sangat tidak setuju, 2 Tidak setuju, 3 Ragu-ragu, 4 Setuju, 5 Sangat Setuju.
Variabel independen yang kedua yakni tingkat pendidikan. Pendidikan diidentifikasi dengan kemampuan para pedagang untuk melakukan Innovation Driven
Economy, yaitu tempat munculnya talenta-talenta yang akan memicu munculnya inovasi dalam bisnis.
35
Dengan munculnya inovasi-inovasi ini, maka pelaku bisnis tidak perlu lagi untuk melakukan cara-cara kotor demi memajukan bisnisnya, mereka
hanya perlu melakukan inovasi yang tepat untuk dapat bersaing dengan rivalnya. Tentunya untuk mencapai inovasi-inovasi tersebut dibutuhkan pengalaman dan juga
pendidikan. dalam penulisan ini, pendidikan pedagang diukur dari tingkat pendidikan yang telah dilalui, baik tingkat pendidikan secara formal maupun informal pedagang.
Persepsi responden terhadap indikator tersebut diukur dengan 5 point skala likert, 1 Sangat tidak setuju, 2 Tidak setuju, 3 Netral, 4 Setuju, 5 Sangat Setuju.
35
Sandiago Uno, “ntrepreneurship in Indonesia-Financial Club”, artikel diakses pada 16 Mei 2012 dari http:sandiaga-uno.comenterpreneurship-in-indonesia-financial-club
33
Variabel independen yang ketiga adalah persaingan usaha. Faktor persaingan usaha yang mempengaruhi etika bisnis meliputi berbagai hal diantaranya adalah
mengenai teknik pemasaran, pelayanan, kejujuran pedagang dalam melayani dan bersaing dengan pedagang lainnya di pasar tersebut.
Variabel independen yang empat adalah pendidikan agama. Faktor pendidikan agama yang mempengaruhi etika bisnis meliputi berbagai hal diantaranya adalah
mengenai pendidikan keagamaan yang telah didapatkan baik dari sekolah formal maupun kegiatan informal seperti mengaji, pesantren dan lain sebagainya.
Persepsi responden terhadap indikator tersebut diukur dengan 5 point skala likert, 1 Sangat tidak setuju, 2 Tidak setuju, 3 Ragu-ragu, 4 Setuju, 5 Sangat
Setuju. Persepsi responden terhadap indikator tersebut diukur dengan 5 point skala
likert, 1 Sangat tidak setuju, 2 Tidak setuju, 3 Ragu-ragu, 4 Setuju, 5 Sangat Setuju.
b. Variabel Dependen
Variabel dependen diwakili oleh pelaksanaan etika bisnis Islam. Yang dimaksud dengan etika bisnis islam atau etika bisnis dalam Islam, ialah ilmu yang
membahas perihal usaha ekonomi khususnya perdagangan dari sudut pandang baik dan buruk serta salah dan benar menurut standar akhlak Islam.
36
36
Prof. Dr. Drs. H. Amin Suma, SH., MA., MM, Menggali Akar Mengurai Serat Ekonomi dan Keuangan Islam, 2008 Jakarta: Qolam Publishing, hlm. 293.