Kategori Usaha Kecil Pengembangan Usaha

3. Departemen koperasi dan usaha kecil Menengah UU No. 9 Tahun 1995 : UKM adalah kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil dan bersifat tradisional, dengan kekayaan bersih Rp 50 juta- Rp 200 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha omset tahunan ≤ Rp 1 miliar; dalam UU UMKM2008 dengan kekayaan bersih tahunan Rp 300 juta – Rp 2,5 miliar. 4. Keppres No. 161994: UKM adalah perusahaan yang memiliki kekayaan bersih maksimum Rp 400 juta. 5. Departemen Perindustrian dan Perdagangan : a. Perusahaan memiliki asset maksimum Rp 600 juta di luar tanah dan bangunan Departemen Perindustrian sebelum digabung b. Perusahaan memilki modal kerja di bawah Rp 25 juta Departemen Perdagangan sebelum digabung 6. Departemen keuangan: UKM adalah perusahaan yang memiliki omset maksimum Rp 600 juta per tahun dan atau asset maksimum Rp 600 juta di luar tanah dan bangunan. 7. Departemen kesehatan: perusahaan yang memiliki penandaan standar mutu berupa Sertifikat Penyuluhan SP, Merek Dalam Negeri MD, dan Merek Luar Negeri ML.

2.3.2. Kategori Usaha Kecil

Dalam Hubeis 2009: 18, usaha kecil secara kriteria dapat dikelompokkan atas dua pemahaman sebagai berikut. 1. Ukuran dari usaha atau jenis kewirausahaannyatahap pengembangan usaha. Dalam hal ini, usaha kecil diklasifikasikan atas 1 Self-employment Universitas Sumatera Utara perorangan; 2 Self-employment kelompok; dan 3 Industri rumah tangga, yang berdasarkan jumlah tenaga kerja dan modal usaha. Dari tahap pengembangan usahanya, usaha kecil dapat dilihat dari aspek pertumbuhan menurut pendekatan efisiensi dan produktivitas, yaitu 1 tingkat survival menurut ukurannya self-employment perorangan hingga industri rumah tangga; 2 tingkat konsolidasi menurut penggunaan teknologi modern; serta 3 tingkat akumulasi menurut penggunaan teknologi modern yang diikuti dengan keterkaitannya dengan struktur ekonomi maupun industri. 2. Tingkat penggunaan teknologi Usaha kecil terdiri atas 1 usaha kecil yang menggunakan teknologi tradisional yang nantinya meningkat menjadi modern dan 2 usaha kecil yang menggunakan teknologi modern dengan kecenderungan semakin menguat keterkaitannya dengan struktur ekonomi secara umum dan struktur industri secara khusus. Usaha kecil yang benar-benar kecil dan mikro dapat dikelompokkan atas pengertian: 1. Usaha kecil mandiri, yaitu tanpa menggunakan tenaga kerja lain 2. Usaha kecil yang menggunakan tenaga kerja anggota keluarga sendiri 3. Usaha kecil yang memiliki tenaga kerja upahan secara tetap. Universitas Sumatera Utara

2.3.3. Pengembangan Usaha

UU No.9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil Pasal 14 merumuskan, bahwa pemerintah, dunia usaha dan masyarakat melakukan pembinaan dan pengembangan usaha kecil dalam bidang produksi dan pengelolaan, pemasaran, SDM, kewirausahaan, teknologi dan pelayanan. Menurut Hubeis 2009:11 Pengembangan usaha kecil, menengah dan koperasi UKMK tergantung pada beberapa faktor, yaitu: a. Kemampuan UKMK dijadikan kekuatan utama pengembangan ekonomi berbasis lokal yang mengandalkan sumber daya lokal. b. Kemampuan UKMK dalam peningkatan produktivitas, efisiensi dan daya saing. c. Menghasilkan produk yang bermutu dan berorientasi pasar domestik maupun ekspor d. Berbasis bahan baku lokal e. Substitusi impor. Langkah-langkah operasional pengembangan UKMK secara bertahap adalah sebagai berikut: a. Tahap Awal 1. Penumbuhan usaha kondusif, agar UKMK dapat tumbuh dan berkembang. 2. Kebijakan persaingan sehat dan pengurangan distorsi pasar agar UKMK menjadi usaha yang efisien, sehat dan memiliki pertumbuhan tinggi, yang pada gilirannya dapat menjadi kekuatan ekonomi rakyat dan memberi sumbangan yang besar bagi pembangunan nasional. Universitas Sumatera Utara 3. Kebijakan ekonomi yang memberikan peluang bagi UKMK untuk mengurangi beban biaya yang tidak berhubungan dengan proses produksi, sehingga mampu menyerap tenaga kerja dan sumber pendapatan, serta menciptakan berbagai bentuk kerja sama dalam meningkatkan daya kompetisi. 4. Kebijakan penumbuhan kemitraan dengan prinsip saling memerlukan, memperkuat dan saling menguntungkan, serta keselarasan. b. Tahap Akhir 1 dukungan penguatan, 2 peningkatan mutu SDM, 3 peningkatan penguasaan teknologi, 4 peningkatan penguasaan informasi, 5 peningkatan penguasaan modal, 6 peningkatan penguasaan pasar, 7 perbaikan organisasi dan manajemen, 8 pencadangan tempat usaha, 9 pencadangan bidang- bidang usaha beserta hal-hal relevan lainnya. Dalam menghadapi perkembangan ekonomi nasional yang tidak lepas dari ekonomi regional dan global dengan segala bentuk peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan, diperlukan penciptaan iklim usaha kondusif dan paket program khusus yang dirancang secara terpadu, baik pendekatan untuk perorangan maupun kolektif yang sesuai dengan tahapan perkembangan permasalahan yang dihadapi. Maka dari itu, pengembangan usaha erat kaitannya dengan proses, seperti pendefinisian masalah kekuatan-kelemahan dan peluang-ancaman, pemecahan masalah kreativitasi, seleksi gagasan kriteria dan uji sesuai aspek, dan pengayaan gagasan yang terkait dengan fungsi perusahaan pemasaran, keuangan, produksi, administrasi, penelitian dan pengembangan dan fungsi manajemen perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengontrolan. Universitas Sumatera Utara

2.4. Tempe