mengantisipasi kalau persediaan kacang kedelainya tinggal 3 karung yaitu masing-masing 50 kgkarung beliau langsung memesan kepada pemasok dan
pemasok pun tidak pernah terlambat mengirimkannya.
4.4. Identifikasi Faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman
Berdasarkan hasil analisis faktor internal dan eksternal maka dapat diidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang berpengaruh
terhadap pengembangan usaha kecil tempe. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain:
a. Identifikasi Faktor Kekuatan
Usaha tempe ini adalah salah satu yang memasok tempe di daerah Medan terutama di pasar-pasar tradisional yang dekat dengan lokasi usaha ini. Usaha
tempe ini merupakan usaha yang mudah untuk dilaksanakan. Dalam faktor produksi dan operasi usaha tempe ini mempunyai kekuatan antara lain kualitas
tempe yang dihasilkan bagus, kemampuan memenuhi permintaan pelanggan yang bermacam-macam bentuk atau ukuran sesuai keinginan pelanggan, memiliki
kemampuan melakukan produksi setiap hari secara rutin sehingga pengusaha selalu ada persediaan untuk hari-hari berikutnya. Hal ini dilakukan agar setiap hari
pengusaha mampu mencukupi kebutuhan konsumen dan kepercayaan dari pelanggan tetap terjaga sehingga tidak berpindah ke tempat lain.
Lokasi tempat operasional pembuatan tempe ini jarang penduduk jadi untuk masalah limbah tentang mengganggunya masyarakat tidak ada dan ini dapat
ditunjukkan bahwa tidak ada masyarakat setempat yang komplain terhadap hal tersebut. Pemasaran yang digunakan usaha tempe ini sudah cukup efektif
Universitas Sumatera Utara
karenatelah memiliki pelanggan tetap dan pelanggan-pelanggan terbanyak adalah yang dekat dengan lokasi usaha tersebut. Untuk pelanggan yang jauh dari lokasi
tersebut mudah juga untuk menjangkau tempat tersebut karena tidak jauh dari jalan besar.
b. Identifikasi Faktor Kelemahan
Faktor internal yang menjadi kelemahan usaha tempe ini adalah faktor produksi dan operasi dalam hal kemasan daun pisang yang dapat membuat
penambahan biaya. Untuk faktor sumber manusia, usaha ini belum memiliki karyawan dengan alasan sulit untuk menemukannya, jadi kemampuan pengusaha
tempe ini terbatas. Faktor keuangan sangat terlihat sekali kelemahannya. Tidak adanya pencatatan transaksi atau pembukuan keuangan. Dan untuk modal dalam
pengembangan usahanya belum mencukupi. Usaha tempe ini sejauh ini belum gencar dalam melakukan promosi untuk menambah pelanggannya, masih
mengandalkan pelanggan-pelanggan tetapnya menjadi suatu kekuatan sehingga jika terjadi sesuatu hal terhadap pelanggan, pengusaha tempe ini ikut terimbas
terhadap kejadian tersebut. c.
Identifikasi Faktor peluang Adanya ijin laik sehat dari Departemen Kesehatan yang mengatakan
bahwa tempe yang dihasilkan usaha ini bebas dari zat-zat berbahaya membuat pengusaha lebih percaya diri untuk mengembangkan usahanya tersebut. Adanya
kebijakan pemerintah untuk melakukan impor kacang kedelai membuat pengusaha tidak pernah kewalahan dalam mendapatkan bahan baku kacang
kedelai. Adanya diversifikasi produk di mana tempe tidak hanya digunakan
Universitas Sumatera Utara
sebagai lauk-pauk saja tetapi berbagai jenis makanan tambahan atau jajanan dari tempe merupakan peluang bagi pengusaha tempe untuk mengembangkan
usahanya. Sebagai usaha yang masih dikatakan kategori kecil untuk pasar tradisional, usaha tempe ini ikut memanfaatkan kemajuan teknologi yaitu dengan
pemakaian telepon seluler dan kendaraan bermotor untuk memudahkan kegiatan transaksi dan pemasaran kepada pelanggan sehingga dapat mengefisienkan biaya
produksi. Adanya hubungan baik antara pengusaha yaitu sikap saling percaya dan tidak saling mengecewakan antara pembelipelanggan dan pemasok.
d. Identifikasi Faktor Ancaman
Keadaan ekonomi saat ini dikatakan tidak baik karena naiknya harga sembako, seperti harga kacang kedelai saat ini telah mencapai harga Rp 8.300kg.
Keadaan cuaca yang terkadang tidak menentu harus membuat pengusaha tempe siap siaga untuk mengantisipasi agar fermentasi tempe tidak gagal. Masuknya
pendatang baru bisa menyebabkan persaingan yang ketat bahkan bisa terjadi persaingan yang tidak sehat sesama produsen, dan kondisi ini dapat
mengakibatkan perebutan sumber daya dan pelanggan. Adanya pengusaha-pengusaha tempe yang lebih besar dari usaha tempe
ini dan lokasinya tidak jauh dari usaha tempe ini dan ada juga pesaing yang berasal dari daerah luar. Harga yang ditawarkan juga sama dengan harga tempe
yang ada pada usaha ini. Kemasan yang digunakan oleh pesaing-pesaing besar tersebut sudah menggunakan plastik dengan berwarna dengan mencantumkan cap
dan harga jual yang dapat mempengaruhi daya tarik konsumen untuk memilih tempe yang berpenampilan seperti itu.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1 Kekuatan dan Kelemahan Internal Usaha Kecil Tempe Kedelai
Faktor Internal Kekuatan
Kelemahan a.
Produksi dan Operasi
1. Kualitas tempe
yang dihasilkan bagus
2. Kemampuan
memenuhi sesuai keinginan
pelanggan
3. Kemampuan
melakukan produksi secara
kontinyu 1.
Penanganan khusus limbah
cair belum ada
2. Kemasan daun
pisang dapat menambah
biaya
b. Sumber Daya
Manusia 3.
Belum memiliki karyawan
4. Kemampuan
pengusaha tempe terbatas
c. Keuangan
5. Sistem
pencatatan keuangan belum
ada
6. Kurangnya
modal
d. Pemasaran
4. Sudah memiliki
pelanggan tetap 5.
Lokasi yang cukup strategis
7. Pengusaha
mengalami dampak jika
pelanggan tetap tersebut
mengalami suatu masalah
Sumber: Analisis Data Primer 2014 Tabel 4.1 merupakan faktor-faktor strategis internal atau daftar kekuatan
dan kelemahan usaha kecil tempe kedelai di atas merupakan hasil penilaian dan diskusi peneliti dan pemilik usaha yang menjadi informan penelitian.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 Peluang dan Ancaman Eksternal Usaha Kecil Tempe Kedelai
Faktor Eksternal Peluang
Ancaman a.
Kebijakan Pemerintah
1.Telah memiliki ijin laik sehat dari
Departemen kesehatan 2.Adanya kebijakan
impor kedelai
b. Kondisi ekonomi
1.Naiknya harga bahan baku
c. Sosial, Budaya,
dan Demografi 3.Memiliki
lingkungan yang aman 4.Diversifikasi produk
tempe 2.Keadaan cuaca yang
tak menentu 3.Perbedaan pola pikir
masyarakat terhadap kemasan tempe
a. Teknologi
5.Meningkatnya kemajuan teknologi
b. Ancaman
Masuknya Pendatang baru
4.Bertambahnya jumlah pesaing baru
c. Persaingan
Sesama 5.Banyaknya pesaing
sesama di daerah yang sama
6.Masuknya pesaing sesama dari daerah
lain
d. Kekuatan Tawar
Menawar Pembeli
6.Telah menjalin hubungan baik dengan
pelanggan
e. Kekuatan Tawar
Menawar Pemasok
7.Memiliki hubungan baik dengan pemasok
Sumber: Analisis Data Primer 2014
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 merupakan faktor-faktor strategis eksternal atau daftar peluang dan ancaman usaha kecil tempe kedelai di atas merupakan hasil penilaian dan
diskusi peneliti dan pemilik usaha yang menjadi informan penelitian. Berdasarkan Identifikasi faktor-faktor internal yang ada pada usaha kecil
tempe kedelai di JL. Flamboyan 2 No.1 Medan didapatkan sejumlah kekuatan dan kelemahan yang disebut sebagai faktor strategis internal usaha.Faktor strategis
tersebut kemudian dilakukan pembobotan dan perangkingan oleh informan tambahan pembanding dan peneliti.
Tabel 4.3 Matriks IFAS Usaha Kecil Tempe Kedelai
Faktor Strategis Internal Bobot
a Rating
b Nilai
c=axb Kekuatan
1. Kualitas tempe yang dihasilkan
bagus 2.
Kemampuan memenuhi sesuai keinginan pelanggan
3. Kemampuan melakukan produksi
secara kontinyu 4.
Sudah memiliki pelanggan tetap 5.
Lokasi yang cukup strategis 0,10
0,09 0,125
0,125 0,10
3,5 3,5
3,5 4
3,5 0,35
0,315 0,4375
0,5 0,35
Sub Total 0,54
1,9525
Kelemahan 1.
Penanganan khusus limbah cair belum ada
2. Kemasan daun pisang dapat
menambah biaya 3.
Belum memiliki karyawan 4.
Kemampuan pengusaha tempe terbatas
5. Sistem pencatatan keuangan
belum ada 6.
Kurangnya Modal 0,05
0,035 0,05
0,075 0,05
0,10 1
2 1
1,5 1
1 0,05
0,07 0,05
0.1125 0,05
0,10
Universitas Sumatera Utara
7. Pengusaha mengalami dampak
jika pelanggan tetap tersebut mengalami suatu masalah
0,10 1,5
0,15
Sub Total 0,46
0,5825 Total
1,00 2,535
Sumber: Data Primer Diolah 2014 Tabel 4.3 Matriks Internal Factor Analysis Summary Usaha kecil tempe
Kedelai menunjukkan bahwa kekuatan yang dimiliki lebih besar daripada
kelemahannya. Kekuatan memiliki sub total skor 1,9525 dan kelemahan memiliki sub total skor 0,5825. Dan hasilnya diselisihkan yaitu :1,9525 – 0,5825 = 1,37.
Skor total matriks IFAS sebesar 2,535 menunjukkan posisi usaha kecil tempe
kedelai sedangrata-rata dalam memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk
mangatasi kelemahan yang ada pada usaha kecil ini.
Berdasarkan Identifikasi faktor-faktor eksternal yang ada pada usaha kecil tempe kedelai di JL. Flamboyan 2 No.1 Medan didapatkan sejumlah peluang dan
ancaman yang disebut sebagai faktor strategis internal usaha.Faktor strategis tersebut kemudian dilakukan pembobotan dan perangkingan oleh informan
tambahan pembanding dan peneliti.
Tabel 4.4 Matriks EFAS Usaha Kecil Tempe Kedelai
Faktor Strategis Eksternal Bobot
a Rating
b Nilai
c=axb Peluang
1. Telah memiliki ijin laik sehat dari
Departemen Kesehatan 2.
Adanya kebijakan impor kedelai 3.
Memiliki lingkungan yang aman 4.
Diversifikasi produk tempe 5.
Meningkatnya kemajuan teknologi 6.
Telah menjalin hubungan baik dengan pelanggan
0,125 0,10
0,05 0,075
0,04 0,15
3,5 2
3 3,5
2,5 3,5
0,4375 0,20
0,15 0,2625
0,1 0,525
Universitas Sumatera Utara
7. Memiliki hubungan baik dengan
pemasok 0,10
3,5 0,35
Sub Total 0,64
2,025
Ancaman 1.
Naiknya harga bahan baku 2.
Keadaan cuaca yang tak menentu 3.
Perbedaan pola pikir masyarakat terhadap kemasan tempe
4. Bertambahnya jumlah pesaing baru
5. Banyaknya pesaing sesama di
daerah yang sama 6.
Masuknya pesaing sesama dari daerah lain
0,15 0,02
0,025 0,04
0,10 0,025
1 1,5
2 3,5
3,5 2
0,15 0,03
0,05 0,14
0,35 0,05
Sub Total 0,36
0,77 Total
1,00 2,795
Sumber: Data Primer Diolah 2014 Tabel 4.4 Matriks Eksternal Factor Analysis Summary Usaha kecil tempe
Kedelai menunjukkan bahwa peluang yang dimiliki lebih besar daripada
ancamannya. Peluang memiliki sub total skor 2,025 dan ancaman memiliki sub total skor 0,77. Dan hasilnya diselisihkan yaitu :2,025 – 0,77 = 1,255. Skor total
matriks EFAS sebesar 2,795 menunjukkan posisi usaha kecil tempe kedelai baik
dalam memanfaatkan atau merespon peluang yang dimiliki untuk mangatasi ancaman yang ada dari luar usaha kecil ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5 Matriks SWOT Usaha Kecil Tempe kedelai
IFAS EFAS
Kekuatan S
1. Kualitas tempe yang
dihasilkan bagus 2.
Kemampuan memenuhi sesuai keinginan pelanggan
3. Kemampuan melakukan
produksi secara kontiyu 4.
Sudah memiliki pelanggan tetap
5. Lokasi yang cukup
strategis
Kelemahan W
1. Penanganan khusus limbah
cair belum ada 2.
Kemasan daun pisang dapat menambah biaya
3. Belum memiliki karyawan
4. Kemampuan pengusaha
tempe terbatas 5.
Sistem pencatatan keuangan belum ada
6. Kurangnya Modal
7. Pengusaha mengalami
dampak jika pelanggan tetap tersebut mengalami
suatu masalah
Peluang O
1. Telah memiliki ijin
laik sehat dari Departemen
kesehatan
2. Adanya kebijakan
impor kedelai 3.
Memiliki lingkungan yang
aman
4. Diversifikasi
produk tempe 5.
Meningkatnya kemajuan
teknologi
6. Telah menjalin
hubungan baik dengan pelanggan
7. Memiliki
hubungan baik dengan pemasok
Strategi SO
1. Mempertahankan dan
meningkatkan kualitas tempe serta jumlah
pelanggan tetap
S1, S2, S3, O1, O4 2.
Menjaga hubungan baik yang telah terjalin dengan
pelanggan tetap dan pemasok
S3,S4,O6,O7
3. Menambah jumlah
produksi seiring bertambahnya jumlah
pelanggan S2,S3,S5,O2,O3,O5
Strategi WO
1. Penanganan limbah cair
W1,O3 2.
Pengadaan sumber daya manusia
W3,W4,O5
3. Membuat sistem pencatatan
keuangan, penambahan modal, dan menambah
pasar W5,W6,W7,O1,O4
Universitas Sumatera Utara
Sumber: Data primer diolah 2014
Dari tabel 4.5, strategi yang dihasilkan adalah sebagai berikut: 1.
Strategi SO Strategi ini merupakan strategi yang menggunakan kekuatan internal dan
memanfaatkan peluang eksternal. Alternatif strategi yang dihasilkan adalah: a.
Mempertahankan dan meningkatkan kualitas tempe serta jumlah pelanggan tetap.
Dengan memanfaatkan faktor kekuatan internal kualitas tempe yang dihasilkan bagus, kemampuan memenuhi sesuai keinginan pelanggan,
kemampuan melakukan produksi secara kontiyu menjadi suatu hal untuk memanfaatkan peluang yaitu mempertahankan dan meningkatkan kualitas tempe
an menambah pelanggan tetap di mana telah memiliki ijin laik sehat dari Departemen Kesehatan, dan adanya diversifikasi produk tempe.
Ancaman T
1. Naiknya harga
bahan baku 2.
Keadaan cuaca yang tak menentu
3. Perbedaan pola
pikir masyarakat terhadap kemasan
tempe
4. Bertambahnya
jumlah pesaing baru
5. Banyaknya pesaing
sesama di daerah yang sama
6. Masuknya pesaing
sesama dari daerah lain
Strategi ST
1. Meningkatkan kualitas dan
kuantitas tempe serta efisiensi dalam penggunaan
biaya produksi S1,S2,S3,T1,T5,T6
2. Menjaga serta memelihara
hubungan baik dengan mitra dan menambah mitra
bisnis S2,S3,S4,T4,T5,T6
Strategi WT
1. Menentukan kemasan yang
dapat mengefisiensi biaya produksi
W2,W4,W6,T1,T2,T3
2. Menjaga hubungan baik
dengan masyarakat sekitar, mengadakan
karyawan,menambah pelanggan, meningkatkan
pelayanan dan meningkatkan daya saing
W1,W3,W4, T4,T5,T6
Universitas Sumatera Utara
b. Menjaga hubungan baik yang telah terjalin dengan pelanggan tetap dan
pemasok Faktor kekuatan seperti kemampuan memenuhi sesuai keinginan
pelanggan, kemampuan melakukan produksi secara kontiyu dan peluang yang dapat diambil yaitu menjaga hubungan baik yang telah lama dibangun dengan
pelanggan-pelanggan tetap dan pemasok. c.
Menambah jumlah produksi seiring bertambahnya jumlah pelanggan Adanya kekuatan kemampuan memenuhi sesuai keinginan pelanggan,
kemampuan melakukan produksi secara kontiyu, lokasi yang cukup strategis dapat memanfaatkan peluang untuk menambah jumlah produksi dengan diikuti
menambah jumlah pelanggan tetap yang didukung dengan adanya kebijakan impor kedelai sehingga tidak sulit untuk mencari bahan baku, memiliki
lingkungan yang aman untuk kelancaran proses produksi, dan meningkatnya kemajuan teknologi dan lokasi yang strategis yang dapat membantu keefektifan
dalam hal produksi, maupun pemasaran. 2.
Strategi WO Strategi ini merupakan strategi yang memperbaiki kelemahan internal
dengan memanfaatkan peluang eksternal yang ada. Alternatif strategi yang dihasilkan adalah:
a. Penanganan limbah cair
Kelemahan yang dimiliki seperti penanganan khusus limbah cair yang belum ada dapat memanfaatkan peluang dengan keadaan lingkungan yang aman
Universitas Sumatera Utara
dengan segera melakukan tindakan penanganan limbah cair tersebut supaya kondisi lingkungan tetap aman.
b. Pengadaan sumber daya manusia
Kelemahan internal yang dimiliki yaitu belum memiliki karyawan dan kemampuan pengusaha tempe terbatas dapat diatasi dengan pengadaan sumber
daya manusia dengan bantuan peluang meningkatnya kemajuan teknologi dalam hal menemukan karyawan yang tepat dan membantu pengusaha dalam
memproduksi serta memasarkan tempe. c.
Membuat sistem pencatatan keuangan, penambahan modal, dan menambah pasar
Belum adanya sistem pencatatan keuangan secara tertulis merupakan suatu kelemahan dan harus segera diperbaiki karena dengan demikian biaya-biaya yang
dikeluarkan dapat diketahui dengan benar dan keuntungan yang diperoleh. Adanya peluang dari Departemen Kesehatan yang telah menjamin produk bias
dimanfaatkan sebagai promosi dengan adanya modal yang cukup seperti membuat kemasan yang mencantumkan cap ijin departemen kesehatan. Diversifikasi
produk tempe saat ini dapat digunakan dalam menambah pasar yang lebih banyak lagi.
3. Strategi ST
Strategi ini merupakan strategi yang memanfaatkan kekuatan internal untuk mengurangi ancaman eksternal. Alternatif strategi yang dihasilkan adalah:
a. Meningkatkan kualitas dan kuantitas tempe serta efisiensi dalam penggunaan
biaya produksi
Universitas Sumatera Utara
Meningkatkan kualitas dan kuantitas tempe didukung dengan kekuatan bahwa kualitas tempe yang dihasilkan bagus, kemampuan memenuhi sesuai
keinginan konsumen dan dapat memproduksi secara kontinyu merupakan hal yang dapat mengurangi ancaman seperti naiknya bahan baku, banyaknya pesaing
ssejenis dari dalam dan luar daerah sehingga pelanggan-pelanggan tidak akan berpaling dan pengusaha tidak rugi.
b. Menjaga serta memelihara hubungan baik dengan mitra dan menambah mitra
bisnis Kekuatan-kekuatan yang telah diperoleh dalam hal pemenuhan kebutuhan
pelanggan sesuai dengan apa yang telah diharapkan dapat menambah pelanggan serta mempertahankan pelanggan dari ancaman adanya pesaing baru, pesaing dari
dalam dan luar daerah yang dapat merebut pelanggan ataupun pasar. 4.
Strategi WT Strategi ini merupakan strategi yang mengurangi kelemahan internal dan
menghindari ancaman. Alternatif strategi yang dihasilkan adalah: a.
Menentukan kemasan yang dapat mengefisiensi biaya produksi Adanya kelemahan bahwa kemasan daun pisang dapat menambah biaya,
kemampuan pengusaha terbatas dan masih membutuhkan modal yang cukup dan adanya ancaman naiknya harga bahan baku, keadaan cuaca yang tak menentu,
perbedaan pola pikir masyarakat terhadap kemasan tempe, dengan menentukan kemasan sebagai ciri khas tempe buatan pengusaha yang dapat mengefisiensi
biaya produksi akan mengurangi kelemahan sekaligus menghindari ancaman tersebut.
Universitas Sumatera Utara
b. Menjaga hubungan baik dengan masyarakat sekitar, mengadakan karyawan,
menambah pelanggan, meningkatkan pelayanan dan meningkatkan daya saing. Kelemahan-kelemahan internal seperti penanganan khusus limbah cair
belum ada, belum memiliki karyawan, dan kemampuan pengusaha tempe terbatas serta ancaman-ancaman bertambahnya jumlah pesaing baru, banyaknya pesaing
sesama di daerah yang sama, masuknya pesaing sesama dari daerah lain dapat diatasi dengan menjaga hubungan baik dengan masyarakat sekitar dengan cara
segera menangani pepbunagan limbah cair. Mengadakan karyawan untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia. Menambah pelanggan,
menungkatkan pelayanan dan daya saing untuk menghindari ancaman-ancaman yang mungkin datang dari pesaing.
4.5. Diagram Cartecius Analisis SWOT