Taguchi’s Quality Loss Function untuk Karakteristik kadar air dapat dilihat pada Gambar 5.15.
0.50 0.48
0.46 0.44
0.42 0.40
1600 1400
1200 1000
800 600
400 200
Nilai Karakte ristik Kadar Air L
o s
s R
u p
ia h
A = 1470 LSL = 0.4
USL = 0.5
Taguchis Quality Loss Function Karakteristik Kadar Air
L = 588.000 y-0,45
2
Gambar 5.15. Taguchi’s Quality Loss Function untuk Karakteristik Kadar
Air
5.2.1.3.3. Perhitungan Loss Perusahaan
Perhitungan loss dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:
Dimana L : Loss yang terjadi per unit produksi A : Loss yang terjadi ketika nilai karakteristik sebesar USL atau LSL
Cp: Kapabilitas proses
Universitas Sumatera Utara
Perhitungan loss perusahaan yang terjadi untuk setiap karakteristik adalah sebagai berikut:
1. Karakteristik Warna A = Rp 1.590 ;
Cp = 0,490
Maka, loss yang terjadi per liter produksi adalah
2. Karakteristik Bau
A = Rp 1.595 ; Cp
= 0,555 Maka, loss yang terjadi per liter produksi adalah
3. Karakteristik Bilangan Asam
A = Rp 1.595 ; Cp
= 0,488 Maka, loss yang terjadi per liter produksi adalah
4. Karakteristik kadar air
A = Rp 1.470 ; Cp = 0,877
Maka, loss yang terjadi per liter produksi adalah
Universitas Sumatera Utara
Rekapitulasi loss yang terjadi untuk setiap karakteristik ditunjukkan pada Tabel 5.21.
Tabel 5.21. Rekapitulasi Loss yang Terjadi untuk Setiap Karakteristik No.
Sumber Loss Loss yang Terjadi
1 Karakteristik Warna
Rp 736 2
Karakteristik Bau Rp 575
3 Karakteristik Bilangan Asam
Rp 744 4
Karakteristik Kadar Air Rp 212
Total Loss per liter Produksi Rp 2.267
Perusahaan memproduksi 9.900 liter minyak goreng setiap bulannya, dengan kata lain, perusahaan akan mengalami loss sebesar 9.900× Rp 2.267
= Rp 22.443.300 per bulan = Rp 269.319.600 per tahun.
5.2.2. Usulan Perbaikan
Losses Perusahaan
Dikarenakan tidak memungkinkan untuk melakukan perancangan eksperimen diperusahaan, maka usulan perbaikan loss dilakukan dengan diskusi
pada bagian produksi perusahaan. Hasilnya diperoleh bahwa usulan perbaikan yang dilakukan yaitu dengan menggunakan data sekunder perusahaan dimana
suhu pemanasan mesin PHE plane heat exchanger dinaikkan dari suhu 100ºC menjadi 120ºC.
5.2.2.1. Pengukuran Karakteristik Pengujian Minyak Goreng Usulan
Berdasarkan keempat karakteristik proses produksi minyak goreng yang memiliki pengaruh paling signifikan terhadap proses produksi minyak goreng
Universitas Sumatera Utara