dari analisis lebih dari 50 balita adalah dari keluarga yang tidak tamat SD. Resiko kesakitan diare balita dari keluarga dengan pendidikan terendah.
Menurut penelitian Yulisa 2008, ditemukan bahwa kelompok ibu dengan status pendidikan SLTP ke atas mempunyai kemungkinan 1,25 kali memberikan
cairan rehidrasi oral dengan baik pada balita dibanding dengan kelompok ibu dengan status pendidikan SD ke bawah. Diketahui juga bahwa pendidikan merupakan faktor
yang berpengaruh terhadap morbiditas anak balita. Semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua, semakin baik tingkat kesehatan yang diperoleh si anak.
Maka dapat disimpulkan bahwa jumlah ibu yang berpendidikan lebih tinggi lebih banyak dibandingkan dengan pendidikan ibu yang rendah. Semakin tinggi
tingkat pendidikan seorang ibu maka tingkat pengetahuan yang dimilikinya semakin baik sehingga kemampuan merawat anaknya pun semakin baik, dapat dilihat dari
kemampuan merawat anaknya dalam hal personal hygiene yang baik. Dibandingkan ibu yang memiliki tingkat pendidkan yang rendah.
5.1.2. Pekerjaan Responden
Pekerjaan ibu adalah jenis kegiatan ibu sehari-hari sebagai tumpuannya mendapatkan uang. Status pekerjaan dalam penelitian ini digolongkan menjadi dua
yaitu ibu yang bekerja dan ibu yang tidak bekerja. Hasil penelitian dari 50 responden di Di Desa Sei Dua Hulu Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Asahan Tahun 2014.
Responden yang paling banyak bekerja PNS, Wiraswasta, Pedagang yaitu 32 orang 64,0,0 dan yang paling sedikit tidak bekerja IRT yaitu 18 orang 36,0.
Menurut penelitian Yulisa 2008 ibu yang bekerja Pegawai negeri atau Swasta rata-rata mempunyai pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan ayah dan ibu
Universitas Sumatera Utara
yang bekerja sebagai buruh atau petani. Jenis pekerjaan umumnya berkaitan dengan tingkat pendidikan dan pendapatan. Tetapi ibu yang bekerja harus membiarkan
anaknya diasuh oleh orang lain, sehingga mempunyai resiko lebih besar untuk
terpapar dengan penyakit. Faktor Umur Balita,sebagian besar diare terjadi pada anak
dibawah usia 2 tahun. Balita yang berumur 12-24 bulan mempunyai resiko terjadi
diare 2,23 kali dibanding anak umur 25-59 bulan. Faktor lingkungan penyakit diare
merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan. Maka dapat disimpulkan bahwa jumlah ibu yang bekerja lebih banyak dari
pada ibu yang tidak bekerja. Ibu yang tidak bekerja memiliki waktu 24 jam untuk merawat anaknya dirumah dibandingkan dengan ibu yang bekerja. Namun Dengan
demikian ibu yang bekerja tidak berarti tidak memiliki kesempatan yang lebih untuk merawat anaknya dirumah. sehingga status kesehatan dan personal hygiene anak tetap
baik. Karena ibu yang bekerja memiliki akan membuat ibu mendapatkan penghasilan lebih untuk kebutuhan kesehatan anaknya.
5.1.3. Penghasilan Responden
Hasil penelitian dari 50 responden di Desa Sei Dua Hulu Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Asahan Tahun 2014. Responden yang paling banyak dengan
tingkat penghasilan diatas UMR Rp. 1.500.000 yaitu 40 orang 80,0 dan yang paling sedikit dengan tingkat penghasilan dibawah UMR Rp. 1.500.000 sebanyak
10 orang 20,0. Menurut Bayu wijayanto 2001, menyatakan bahwa penghasilan adalah
penghasilan yang diperoleh seluruh anggota keluarga yang bekerja Jadi yang dimaksud penghasilan keluarga dalam penelitian ini adalah suatu tingkat penghasilan
Universitas Sumatera Utara
yang diperoleh dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan dari orang tua dan anggota keluarga lainnya disesuaikan dengan besarnya UMR.
Penghasilan keluarga yang cukup mempunyai pengaruh langsung terhadap faktor-faktor kesehatan anak. Kebanyakan anak mudah menderita sakit berasal dari
keluarga dengan anggota besar dengan daya beli yang rendah, kondisi rumah yang buruk, tidak mempunyai penyediaan air bersih yang memenuhi persyaratan
kesehatan. Maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden berpenghasilan lebih dari UMR. Sehingga keluarga dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari yang
diperlukan oleh anggota keluarganya.
5.1.4. Personal Hygiene Responden