Aktivitas Fisik Hubungan Karateristik Anak dengan Obesitas

kebiasaan membawa bekal ke sekolah. Artinya selain diberi uang saku, sebagian besar siswa juga membawa bekal ke sekolah. Selain jajan makanan di kantin sekolah, anak juga membawa makanan yang disiapkan dari rumah.

4.2.4. Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik siswa SD Harapan 3 Kecamatan Delitua Kabupaten Deliserdang Tahun 2014 ditetapkan berdasarkan nilai rata-rata jam baik aktivitas fisik ringan, sedang, dan berat yang digunakan. Berdasarkan perhitungan data yang terkumpul diperoleh nilai rata-rata pemanfaatan waktu untuk aktivitas fisik ringan sebesar 11 jamhari; rata-rata untuk aktivitas fisik sedang sebesar 3 jamhari dan aktivitas berat sebesar 2,5 jamhari. Kemudian setelah itu dikategorikan menjadi aktivitas fisik aktif dan kurang aktif. Dikatakan aktif jika melakukan minimal aktivitas fisik sedang atau aktivitas fisik berat dan tidak aktif jika tidak melakukan kegiatan aktivitas fisik sedang dan aktivitas fisik berat di atas waktu rata-rata. Distribusi berdasarkan aktivitas fisik siswa Harapan 3 Kecamatan Delitua Kabupaten Deliserdang Tahun 2014 dijelaskan pada tabel di bawah ini : Tabel 4.5. Distribusi Berdasarkan Aktifitas Fisik di SD Harapan 3 Kecamatan Delitua Kabupaten Deliserdang Tahun 2014 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui sebagian besar anak memiliki aktivitas fisik aktif, yaitu sebanyak 99 orang 65,6. Sedangkan sisanya, 52 orang anak memiliki aktivitas fisik kurang aktif. Aktivitas Fisik f Proporsi Kurang aktif 52 34,4 Aktif 99 65,6 Jumlah 151 100,0

4.2.5. Hubungan Karateristik Anak dengan Obesitas

Hubungan karateristik anak yang meliputi jenis kelamin,umur, riwayat orangtua, serta uang saku dengan kejadian obesitas di SD Harapan 3 Kecamatan Delitua Kabupaten Deliserdang Tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 4.6 di bawah: Tabel 4.6 Tabulasi Silang Karateristik Anak dengan Obesitas di SD Harapan 3 Kecamatan Delitua Kabupaten Deliserdang Tahun 2014 No Karateristik Anak Obesitas Tidak Obesitas Total p RP 95 CI f f f 1. Umur - 9 tahun - 9 tahun 28 32 33,3 47,8 56 35 66,7 52,2 84 67 100,0 100,0 0,072 0,547 0,283- 1,058 2. Jenis Kelamin - Perempuan - Laki-laki 42 18 50,6 26,5 41 50 49,4 73,5 83 68 100,0 100,0 0,003 2,846 1,428- 5,670 3. Riwayat Ibu - Ada - Tidak 30 30 34,5 46,9 57 34 65,5 53,1 87 64 100,0 100,0 0,124 0,596 0,308- 1,155 4. Riwayat Ayah - Ada - Tidak 19 41 26,8 51,3 52 39 73,2 48,8 71 80 100,0 100,0 0,002 0,348 0,175- 0,689 5. Riwayat Keturunan - Ada - Tidak 23 37 59,0 33,0 16 65 41,0 77,0 39 112 100,0 100,0 0,004 2,914 1,317- 6,167 4. Uang Saku - ≤Rp.8500 - Rp.8500 27 33 32,9 47,8 55 36 67,1 52,2 82 69 100,0 100,0 0,062 0,536 0,277- 1,036 Berdasarkan tabel di atas diketahui proporsi kejadian obesitas terjadi lebih tinggi pada murid perempuan, yaitu 50,6 dibandingkan pada murid laki-laki yang hanya 26,5. Hasil analisis dengan uji chi square didapat nilai p = 0,003, yang menunujukkan terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan kejadian obesitas di SD Harapan 3 Kecamatan Delitua Kabupaten Deliserdang Tahun 2014. Ratio Prevalence RP kejadian obesitas pada anak perempuan dibandingkan dengan obesitas pada anak laki-laki adalah 2,846 dengan 95 CI 1,428 – 5,670. Artinya anak perempuan 2,846 kali perkiraan resikonya mengalami obesitas dibandingkan dengan anak laki-laki. Pada kelompok umur ≤9 tahun proporsi kejadian obesitas adalah 33,3, sedangkan pada kelompok umur 9 tahun proporsi obesitas adalah 47,8. Hasil analisis statistik diperoleh nilai p = 0,072, yaitu menunjukkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara umur dengan kejadian obesitas di SD Harapan 3 Kecamatan Delitua Kabupaten Deliserdang Tahun 2014. Proporsi kejadian obesitas terjadi lebih tinggi pada anak yang mempunyai ibu tanpa riwayat obesitas adalah 46,9. Hasil analisis statistik diperoleh nilai p = 0,124 yang menunjukkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara riwayat ibu dengan kejadian obesitas di SD Harapan 3 Kecamatan Delitua Kabupaten Deliserdang Tahun 2014. Sedangkan proporsi obesitas pada anak yang memiliki ayah dengan riwayat obesitas sebesar 26,8 .Hasil analisis statistik diperoleh nilai p = 0,002 yang menunjukkan terdapat hubungan antara riwayat ayah dengan kejadian obesitas di SD Harapan 3 Kecamatan Delitua Kabupaten Deliserdang Tahun 2014. RP kejadian obesitas adalah 0,348 dengan 95 CI 0,175- 0,689 artinya anak dengan ayah yang memiliki riwayat obesitas 0,348 kali perkiraan resikonya mengalami obesitas dibandingkan dengan siswi dengan status gizi normal. Proporsi kejadian obesitas terjadi lebih banyak pada anak dengan kedua orangtua yang memiliki riwayat obesitas, yaitu 59. Sedangkan pada anak dengan orang tua yang tidak memiliki riwayat obesitas proporsi obesitas lebih kecil, yaitu 33,0. Hasil analisis menunjukkan nilai p= 0,004.Hal ini menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara riwayat keturunan kedua orang tua dengan kejadian obesitas di SD Harapan 3 Kecamatan Delitua Kabupaten Deliserdang Tahun 2014. RP anak dengan riwayat kedua orang tua menderita obesitas adalah 2,914 dengan 95 CI 1,317-6,167, artinya anak dengan kedua orang tua memiliki riwayat obesitas 2,914 kali perkiraan resiko mengalami obesitas dibandingkan dengan anak yang kedua orang tua tidak memiliki riwayat obesitas. Proporsi kejadian obesitas lebih besar pada anak dengan uang saku lebih dari Rp.8500 per hari, yaitu 47,8. Hasil analisis statistik diperoleh nilai p = 0,062. Hal ini menunjukkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara uang saku dengan kejadian obesitas di SD Harapan 3 Kecamatan Delitua Kabupaten Deliserdang Tahun 2014.

4.2.6. Hubungan Frekuensi Makan dengan Kejadian Obesitas