Komunikasi Ruang Lingkup Komunikasi

BAB II URAIAN TEORITIS

2.1 Ruang Lingkup Komunikasi

2.1.1 Komunikasi

Kehidupan manusia di dunia ini tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan tatanan kehidupan sosial manusia dan masyarakat. Aktivitas komunikasi dapat dilihat pada setiap aspek kehidupan sehari-hari manusia yaitu sejak bangun tidur hingga tidur kembali di malam hari. Dapat dipastikan bahwa sebagian besar dari kegiatan kehidupan manusia menggunakan komunikasi. Komunikasi mengandung makna bersama-sama common. Istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa latin, yaitu communicatio yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. Kata sifat comunis, yang bermakna umum atau bersama-sama Wiryanto, 2004:5. Wilbur Schramm dalam Suprapto 2006:2-3 menyatakan komunikasi sebagai suatu proses berbagi sharing process. Schramm menguraikannya sebagai berikut : “Komunikasi berasal dari kata-kata bahasa Latin communis yang berarti umum common atau bersama. Apabila kita berkomunikasi, sebenarnya kita sedang berusaha menumbuhkan suatu kebersamaan commonnes dengan seseorang. Yaitu kita berusaha berbagai informasi, ide atau sikap. Seperti dalam uraian ini, misalnya saya sedang berusaha berkomunikasi dengan para pembaca untuk menyampaikan ide bahwa hakikat sebuah komunikasi sebenarnya adalah usaha membuat penerima atau pemberi komunikasi memiliki pengertian pemahaman yang sama terhadap pesan tertentu”. Dari uraian tersebut, definisi komunikasi menurut Schramm tampak lebih cenderung mengarah pada sejauhmana keefektifan proses berbagi antarpelaku komunikasi. Menurutnya sebuah komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang berhasil melahirkan kebersamaan commonness, kesepahaman antara sumber source dengan penerima audience. Menurutnya, sebuah komunikasi akan benar-benar efektif apabila audience menerima pesan, pengertian dan lain-lain sama seperti apa yang dikehendaki oleh pengirim. Universitas Sumatera utara Esensi komunikasi dalam setiap situasi adalah orang saling bertukar pesan dalam rangka mencapai tujuan atau sasaran. Karena orang punya tujuan, latar belakang, kebiasaan dan preferensi yang berbeda, maka komunikasi yang efektif haruslah bersifat interaktif yaitu setiap orang ikut aktif dalam mendengarkan dan merespon satu sama lain. Masing-masing elemen dari proses komunikasi ikut berperan dalam menciptakan komunikasi yang interaktif. Kultur dari pengirim dan penerima komunikasi akan mempengaruhi semua area komunikasi interaktif. Adapun unsur-unsur komponen-komponen komunikasi adalah sebagai berikut : 1. Sumber sources pesan atau pengirirm pesan Sumber pesan menentukan jenis pesan yang akan dikirim dan cara penyampaiannya. Ketika memutuskan bagaimana dan apa yang akan disampaikan, pengirim melakukan komunikasi interaktif dengan mempertimbangkan kebutuhan dari orang yang akan menerima pesan. 2. Pesan message Pesan adalah isi atau konten content komunikasi, ide-ide yang ingin disampaikan seseorang. Pesan dapat diekspresikan secara verbal dengan bicara atau dalam bentuk tulisan maupun secara nonverbal melalui isyarat, postur tubuh, ekspresi wajah dah bahkan melalui gaya busana. 3. Encoding Encoding adalah proses fisik dalam mengorganisasikan elemen-elemen pesan untuk keperluan transimisi ke penerima. Dalam komunikasi verbal, encoding adalah tindakan memilih dan menyuarakan huruf menjadi kata- kata. Dalam komunikasi nonverbal, encoding berupa isyarat, senyum atau anggukan kepala dan sebagainya. Komunikator interaktif yang efektif akan senantiasa memonitor petunjuk verbal dan non verbal dari audiennya untuk meningkatkan akurasi dan makna pesan yang ingin disampaikan. 4. Saluran channel Saluran adalah medium yang membawa pesan yang telah di-encode oleh sumber. Saluran mencakup pula pertemuan langsung seperti interaksi tatap muka, rapat dan chating online, peercakapan telepon maupun video conferencing. 5. Penerima receiver Penerima adalah tujuan dari pesan. Penerima pesan adalah penentu utama dari jadi atau tidaknya komunikasi berlangsung. Dengan kata lain, pesan menjadi komunikasi hanya jika penerima mengambil pesan itu. Penerima mencakup semua orang yang mengambil pesan, terlepas dari apakah ia merupakan sasaran dari si pengirim atau tidak. 6. Decoding Decoding adalah proses yang dilakukan penerima untuk memahami pesan. Decoding dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti latar belakang kultural, kemampuan mendengar dan sikap terhadap atau saluran komunikasi. 7. Tanggapan feedback Universitas Sumatera utara Tanggapan adalah respons, verbal atau nonverbal yang diberikan oleh penerima pesan. Pengirim pesan akan mengirimkan tanggapan selama proses komunikasi karena hal itu bisa membuat pengirim tahu apakah pesannya sudah dipahami dengan benar atau belum. Tanggapan dapat berbentuk respons verbal atau nonverbal, memo tertulis, panggilan telepon, jawaban lewat emai atau tanggapan langsung dalam suatu forum seperti dalam rapat atau pertemuan lainnya. 8. Gangguan noise Gangguan adalah segala sesuatu yang mengganggu atau mencampuri komunikasi. Gangguan bisa mencakup suara, gangguan psikologis seperti kegugupan atau ketegangan, gangguan emosional seperti kegembiraan atau kesedihan yang berlebihan dan bahkan gangguan fisiologis seperti keletihan atau penyakit. Bias dan prasangka juga merupakan bentuk gangguan psikologis karena sikap bias terhadap pembicara dapat mengintervensi penerimaan pesan. 9. Konteks context Konteks adalah setting atau tata situasi dimana komunikasi berlangsung. Konteks dapat berupa konteks fisik atau tempat fisik kantor, ruang rapat, caffee, konteks kronologis atau waktutanggal terjadinya interaksi setelah jam kerja, pagi hari, malam hari, konteks kultural atau latar etnisnasional danatau organisasional dari orang yang mengadakan komunikasi orang jakarta dan Medan, manager dan staf, dan konteks sosial atau sejarah dan relasi sosial antar komunikator usia, hubungan pertemanan di luar kantor, harmoni atau konflik personal. Konteks dapat mempengaruhi konten pesan, kualitas dan efektivitas komunikasi. Konteks merupakan komponen yang selalu ada dalam proses komunikasi. 10. Pemahaman bersama shared meaning Pemahaman bersama adalah pemahaman mutual yang diperoleh ketika pengirim dan semua penerima pesan menginterpretasikan pesan dengan cara yang sama. Inilah tujuan utama yang diharapkan dari suatu komunikasi. O’hair, et al, 2009: 5-8. Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss dalam buku Human Communication menjelaskan 3 model komunikasi yang dikutip oleh Bungin 2006:253 yaitu : 1. Model komunikasi linear, yaitu model komunikasi 1 arah one-way view of communication dimana komunikator memberikan suatu stimulus dan komunikan memberikan suatu stimulus dan komunikan memberikan respons atau tanggapan yang diharapkan tanpa mengadakan seleksi dan interpretasi. Seperti teori jarum hipodermik hypodermic needle theory, asumsi-asumsi teori ini yaitu ketika seseorang mempengaruhi orang lain, maka ia “menyuntikkan suatu ampul” persuasi kepada orang lain itu. Sehingga orang lain tersebut melakukan apa yang ia kehendaki. 2. Model komunikasi dua arah, adalah model komunikasi interaksional, merupakan kelanjutan dari pendekatan linear. Pada model ini, terjadi komunikasi umpan balik feedback gagasan. Ada pengirim sender yang mengirimkan informasi dan ada penerima receiver yang melakukan Universitas Sumatera utara seleksi, interpretasi dan memberikan respons balik terhadap pesan dari pengirim. Dengan demikian, komunikasi berlangsung dalam proses dua arah two-way maupun proses peredaran atau perputaran arah cylical prosess, sedangkan setiap partisipan memiliki peran ganda dimana pada suatu waktu bertindak sebagai sender sedangkan pada waktu lain berlaku sebagai receiver, terus seperti itu sebaliknya. 3. Model komunikasi transaksional, yaitu komunikasi hanya dapat dipahami dalam konteks hubungan relationship diantara dua orang atau lebih. Proses komunikasi ini menekankan semua perilaku adalah komunikatif dan masing-masing pihak yang terlibat dalam komunikasi memiliki konten pesan yang dibawanya dan saling bertukar dalam transaksi. Sementara dilihat dari prosesnya, proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yaitu secara primer dan sekunder. a. Proses Komunikasi Primer Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang simbol sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, syarat, gambar, warna dan lain sebagainya yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan. Bahwa bahasa yang paling banyak dipergunakan dalam proses komunikasi adalah jelas karena bahasalah yang mampu menerjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain baik berbentuk ide-ide, informasi maupun opini; yang bersifat konkret maupun abstrak. Pikiran atau perasaan seseorang baru akan diketahui orang lain apabila ditransmisikan dengan menggunakan media primer, yakni lambang-lambang. Dengan kata lain, pesan message yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan terdiri atas isi content dan lambang symbol. Media primer atau lambang yang paling banyak digunakan dalam komunikasi adalah bagasa, tetapi dalam situasi komunikasi tertentu lambang-lambang yang dipergunakan dapat berupa kial gesture, yakni gerang anggota tubuh, gambar, warna, dan sebagainya. Dalam komunikasi, bahasa disebut lambang verbal verbal symbol, sedangkan lambang lainnya dinamakan lambang non-verbal non verbal symbol. b. Proses Komunikasi Sekunder Proses komunikasi secara sekunder adalah suatu proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, memo, email, surat kabar, majalah, radio, televisi, film dan banyak lagi adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi. Effendy, 2006:11-16 Universitas Sumatera utara

2.1.2 Komunikasi Organisasi

Dokumen yang terkait

Strategi Departemen Pemasaran Dalam Meningkatkan Penjualan Kamar Di Hotel Danau Toba Internasional Medan

3 119 85

STRATEGI SOSIALISASI BUDAYA ORGANISASI KEPADA KARYAWAN PT. ASTRA INTERNATIONAL-TBK HONDA SALES OFFICE REGION YOGYAKARTA.

0 14 15

STRATEGI SOSIALISASI BUDAYA ORGANISASI KEPADA KARYAWAN PT. ASTRA INTERNATIONAL TBK-HONDA STRATEGI SOSIALISASI BUDAYA ORGANISASI KEPADA KARYAWAN PT. ASTRA INTERNATIONAL TBK-HONDA SALES OFFICE REGION YOGYAKARTA.

0 2 15

PENDAHULUAN STRATEGI SOSIALISASI BUDAYA ORGANISASI KEPADA KARYAWAN PT. ASTRA INTERNATIONAL TBK-HONDA SALES OFFICE REGION YOGYAKARTA.

0 6 58

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN STRATEGI SOSIALISASI BUDAYA ORGANISASI KEPADA KARYAWAN PT. ASTRA INTERNATIONAL TBK-HONDA SALES OFFICE REGION YOGYAKARTA.

1 19 24

PENUTUP STRATEGI SOSIALISASI BUDAYA ORGANISASI KEPADA KARYAWAN PT. ASTRA INTERNATIONAL TBK-HONDA SALES OFFICE REGION YOGYAKARTA.

0 5 41

Strategi Komunikasi Pemerintah Kota Surakarta Dalam Sosialisasi Program E- Retribusi ( Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Strategi KOmunikasi Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta Dalam Sosialisasi Program E- Retribusi ).

0 0 15

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Ruang Lingkup Komunikasi 2.1.1 Komunikasi - Strategi Komunikasi Dalam Sosialisasi Budaya Organisasi (Studi Deskriptif Mengenai Strategi Komunikasi Dalam Sosialisasi Budaya Organisasi Di Departemen Sales & Marketing Hotel Danau T

0 0 26

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Strategi Komunikasi Dalam Sosialisasi Budaya Organisasi (Studi Deskriptif Mengenai Strategi Komunikasi Dalam Sosialisasi Budaya Organisasi Di Departemen Sales & Marketing Hotel Danau Toba International Medan)

0 0 8

STRATEGI KOMUNIKASI DALAM SOSIALISASI BUDAYA ORGANISASI (STUDI DESKRIPTIF MENGENAI STRATEGI KOMUNIKASI DALAM SOSIALISASI BUDAYA ORGANISASI DI DEPARTEMEN SALES MARKETING HOTEL DANAU TOBA INTERNATIONAL MEDAN) SKRIPSI

0 0 10