69
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari hasil wawancara langsung dengan partisipan mengenai persepsi mahasiswa dalam pelaksanaan pembelajaran dengan metode ceramah, peneliti
mengidentifikasi uraian hasil wawancara tersebut ke dalam empat tema, yaitu persepsi mahasiswa tentang defenisi metode ceramah, persepsi mahasiswa tentang
komponen dalam metode ceramah, persepsi mahasiswa terhadap media dan fasilitas yang digunakan dalam metode ceramah, serta persepsi mahasiswa
tentang harapan untuk pembelajaran metode ceramah. Pembelajaran
metode ceramah yang digunakan dalam perkuliahan dirasakan kurang merangsang keaktifan mahasiswa sebagai peserta didik. Hal ini
disebabkan karena metode ceramah cenderung lebih didominasi oleh dosen dan cara penyampaian materi oleh dosen berbeda-beda. Dosen yang kurang kreatif
dalam pengajarannya cenderung terasa monoton dan membosankan sehingga mahasiswa sering merasa bosan dan jenuh. Inilah yang menyebabkan kurangnya
respon dari mahasiswa, ditambah lagi dengan media yang kurang mendukung dan kapasitas ruang yang kurang sesuai dengan jumlah peserta didik. Namun terdapat
keuntungan dari penerapan metode ceramah ini, yakni mahasiswa mendapatkan informasi dari sumber yang sama dan berkompeten.
Universitas Sumatera Utara
70
6.2 Saran 6.2.1
Bagi Mahasiswa Keperawatan
Keberhasilan pencapaian suatu tujuan pembelajaran tidak hanya menjadi tanggungjawab tenaga pendidik, namun juga dituntut peran serta dari
mahasiswa sebagai peserta didik. Oleh karena itu, peneliti menyarankan kepada mahasiswa sebagai peserta didik agar menyadari pentingnya
keseriusan dalam mengikuti proses belajar mengajar. Terlepas dari metode pembelajaran yang digunakan dosen dan bagaimana mahasiswa
memandang metode yang digunakan, mahasiswa disarankan untuk lebih banyak mencari informasi secara mandiri. Khususnya dalam metode
ceramah, karena cenderung lebih didominasi oleh dosen, maka mahasiswa harus berinisiatif sendiri untuk belajar mandiri dan tidak hanya bergantung
paa informasi yang disampaikan dosen. Sehingga apapun metode yang digunakan tenaga pendidik, dengan adanya partisipasi dari mahasiswa
maka tujan pembelajaran akan tercapai maksimal.
6.2.2 Bagi Pendidikan Keperawatan
Ilmu keperawatan akan terus berkembang sesuai dengan kebutuhan zaman. Agar ilmu keperawatan tetap memberikan kontribusi terhadap
pelayanan kesehatan dan dapat dipertanggungjawabkan maka pendidikan keperawatan harus terus menerus dikembangkan. Oleh karena itu perlu
dilakukan inovasi dalam proses pembelajaran ilmu keperawatan,
Universitas Sumatera Utara
71
khususnya dalam hal penggunaan metode saat perkuliahan. Metode apapun yang digunakan tenaga pendidik termasuk metode ceramah,
disarankan agar disesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa, kondisi teknis maupun fasilitas yang digunakan saat ceramah dan perlu di perhatikan
cara penyampaian materi oleh tenaga pendidik agar tidak terkesan membosankan. Hal ini akan sangat membantu memenuhi kebutuhan
dalam pencapaian calon-calon perawat yang kompeten baik dalam segi kognitif, afektif maupun psikomotor.
6.2.3 Bagi Penelitian Keperawatan
Penelitian ini merupakan penelitian yang mengidentifikasi persepsi mahasiswa terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan metode ceramah,
namun pada penelitian ini peneliti kurang mengkaji lebih dalam hal-hal yang mempengaruhi persepsi peserta didik dari segi mahasiswanya. Oleh
karena itu, peneliti menyarankan untuk penelitian selanjutnya agar diupayakan eksplorasi terhadap persepsi mahasiswa lebih mendalam dan
spesifik.
Universitas Sumatera Utara
8
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS
2.1 Konsep Persepsi 2.1.1 pengertian Persepsi
Persepsi merupakan salah satu aspek psikologis yang penting bagi manusia dalam merespon kehadiran berbagai aspek dan gejala di
sekitarnya. Persepsi mengandung pengertian yang sangat luas, menyangkut intern dan ekstern. Berbagai ahli telah memberikan
definisi yang beragam tentang persepsi, walaupun pada prinsipnya mengandung makna yang sama. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, persepsi adalah tanggapan penerimaan langsung dari sesuatu. Proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca
inderanya. Sugihartono, dkk 2007, mengemukakan bahwa persepsi adalah
kemampuan otak dalam menerjemahkan stimulus atau proses untuk menerjemahkan stimulus yang masuk ke dalam alat indera manusia.
Persepsi manusia terdapat perbedaan sudut pandang dalam penginderaan. Ada yang mempersepsikan sesuatu itu baik atau
persepsi yang positif maupun persepsi negatif yang akan mempengaruhi tindakan manusia yang tampak atau nyata.
Universitas Sumatera Utara
9
Bimo Walgito 2004, mengungkapkan bahwa persepsi merupakan suatu proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus
yang diterima oleh organisme atau individu sehingga menjadi sesuatu yang berarti, dan merupakan aktivitas yang integrated dalam diri
individu. Respon sebagai akibat dari persepsi dapat diambil oleh individu dengan berbagai macam bentuk. Stimulus mana yang akan
mendapatkan respon dari individu tergantung pada perhatian individu yang bersangkutan. Berdasarkan hal tersebut, perasaan, kemampuan
berfikir, pengalaman-pengalaman yang dimiliki individu tidak sama, maka dalam mempersepsi sesuatu stimulus, hasil persepsi mungkin
akan berbeda juga. Perbedaan tersebut bisa dipengaruhi oleh banyak faktor,
diantaranya adalah pengetahuan, pengalaman dan sudut pandangnya. Persepsi juga bertautan dengan cara pandang seseorang terhadap suatu
objek tertentu dengan cara yang berbeda-beda dengan menggunakan alat indera yang dimiliki, kemudian berusaha untuk menafsirkannya.
Persepsi baik positif maupun negatif ibarat file yang sudah tersimpan rapi di dalam alam pikiran bawah sadar kita. File itu akan segera
muncul ketika ada stimulus yang memicunya, ada kejadian yang membukanya. Jalaludin Rakhmat 2011 menyatakan persepsi adalah
pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.
Universitas Sumatera Utara
10
Menurutnya ada tiga aspek di dalam persepsi yang dianggap relevan dengan kognisi manusia, yaitu pencatatan indera, pengenalan
pola, dan perhatian. Dari penjelasan di atas dapat ditarik suatu kesamaan pendapat bahwa persepsi merupakan suatu proses yang
dimulai dari penglihatan hingga terbentuk tanggapan yang terjadi dalam diri individu sehingga individu sadar akan segala sesuatu dalam
lingkungannya melalui indera-indera yang dimilikinya.
2.1.2 syarat terjadinya Persepsi
Menurut Sunaryo 2010, syarat-syarat terjadinya persepsi adalah sebagai berikut:
a. adanya objek yang dipersepsi;
b. adanya perhatian yang merupakan langkah pertama sebagai suatu
persiapan dalam mengadakan persepsi;
c. adanya alat inderareseptor yaitu alat untuk menerima stimulus;
d. saraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus ke otak,
yang kemudian sebagai alat untuk mengadakan respon.
2.1.3 faktor yang mempengaruhi Persepsi
Menurut Jalaludin Rakhmat 2011,
faktor-faktor yang
mempengaruhi persepsi seseorang adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
11
a. faktor internal: perasaan, sikap dan kepribadian individu,
prasangka, keinginan atau harapan, perhatian fokus, proses belajar, keadaan fisik, gangguan kejiwaan, nilai dan kebutuhan
juga minat, dan motivasi; b.
faktor eksternal: latar belakang keluarga, informasi yang diperoleh, pengetahuan dan kebutuhan sekitar, intensitas, ukuran,
keberlawanan, pengulangan gerak, hal-hal baru dan familiar atau ketidak asingan suatu objek.
Menurut Bimo Walgito 2004, faktor-faktor yang berperan dalam persepsi dapat dikemukakan beberapa faktor, yaitu:
a. objek yang dipersepsi;
Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang
mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima yang
bekerja sebagai reseptor. b.
alat indera, syaraf dan susunan syaraf; Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus.
Di samping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan
syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran.
Universitas Sumatera Utara
12
Sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan motoris yang dapat membentuk persepsi seseorang.
c. perhatian;
Untuk menyadari atau dalam mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian, yaitu merupakan langkah utama sebagai suatu
persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas
individu yang ditujukan kepada sesuatu sekumpulan objek.
Faktor-faktor tersebut menjadikan persepsi individu berbeda satu sama lain dan akan berpengaruh pada individu dalam
mempersepsi suatu objek, stimulus, meskipun objek tersebut benar-benar sama. Persepsi seseorang atau kelompok dapat jauh
berbeda dengan persepsi orang atau kelompok lain sekalipun situasinya sama. Perbedaan persepsi dapat ditelusuri pada adanya
perbedaan-perbedaan individu, perbedaan dalam kepribadian, perbedaan dalam sikap atau perbedaan dalam motivasi. Pada
dasarnya proses terbentuknya persepsi ini terjadi dalam diri seseorang, namun persepsi juga dipengaruhi oleh pengalaman,
proses belajar, dan pengetahuannya.
Universitas Sumatera Utara
13
2.1.4 proses Persepsi
Menurut Jalaludin Rakhmat 2011, proses terbentuknya persepsi didasari pada beberapa tahapan, yaitu:
a. stimulus atau rangsangan;
Terjadinya persepsi diawali ketika seseorang dihadapkan pada suatu stimulus atau rangsangan yang hadir dari lingkungannya.
b. registrasi;
Dalam proses registrasi, suatu gejala yang nampak adalah mekanisme fisik yang berupa penginderaan dan syarat seseorang
berpengaruh melalui alat indera yang dimilikinya. c.
interpretasi; Interpretasi merupakan suatu aspek kognitif dari persepsi yang
sangat penting yaitu proses memberikan arti kepada stimulus yang diterimanya. Proses interpretasi tersebut bergantung pada cara
pendalaman, motivasi, dan kepribadian seseorang.
2.2 Konsep Dasar Belajar dan Pembelajaran
Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. Santrock dan Yussen mendefinisikan belajar sebagai perubahan yang relatif permanen karena adanya pengalaman Sugihartono, 2007.
Universitas Sumatera Utara
14
Raber mendefinisikan belajar dalam dua pengertian. Pertama, sebagai proses memperoleh pengetahuan dan kedua, belajar sebagai perubahan
kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat Sugihartono, 2007. Dari berbagai definisi tersebut dapat
disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku dan kemampuan
bereaksi yang relatif permanen atau menetap. Dalam psikologi belajar, proses berarti cara-cara atau langkah-langkah
khusus yang dengannya beberapa perubahan ditimbulkan hingga tercapainya hasil-hasil tertentu. Karena belajar merupakan aktifitas yang berproses dimana
yang di dalamnya terjadi perubahan yang bertahap dan perubahan-perubahan tersebut timbul melalui fase-fase yang antara yang satu dengan lainnya
bertalian secara berurutan dan fungsional. Menurut Jerome S. Bruner dalam Syah 2011, dalam proses belajar,
seorang individu menempuh tiga episode atau fase, yakni: a.
Fase informasi tahap penerimaan materi, pada tahap ini seorang individu sedang belajar memperoleh sejumlah keterangan mengenai
materi yang sedang dipelajari; b.
Fase transformasi tahap pengubahan materi, informasi yang telah diperoleh itu di analisis, diubah, atau ditransformasikan menjadi
bentuk yang abstrak atau konseptual supaya kelak pada gilirannya dapat dimanfaatkan bagi hal-hal yang lebih luas;
Universitas Sumatera Utara
15
c. Fase evaluasi tahap penilaian materi, seorang individu akan menilai
sendiri sampai sejauhmana pengetahuan informasi yang telah ditransformasikan dapat dimanfaatkan untuk memecahkan masalah
yang dihadapi. Pembelajaran menurut Sudjana dalam Sugihartono, dkk 2007 merupakan
setiap upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik yang dapat menyebabkan peserta didik melakukan kegiatan belajar. Gulo dalam
Sugihartono, dkk 2011 mendefinisikan pembelajaran sebagai usaha untuk menciptakan sistem lingkungan yang mengoptimalkan kegiatan belajar.
Nasution dalam Sugihartono, dkk 2007 mendefinisikan pembelajaran sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-
baiknya dan menghubungkannya dengan anak didik sehingga terjadi proses belajar.
Lingkungan dalam hal ini tidak hanya ruang belajar, tetapi juga meliputi guru, alat peraga, perpustakaan, laboratorium, dan sebagainya yang relevan
dengan kegiatan belajar siswa. Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses
interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik
Sugihartono, 2007. Menurut Bigs dalam Sugihartono dkk, 2007, definisi pembelajaran
dibagi dalam tiga pengertian, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
16
a. pembelajaran dalam pengertian kuantitatif;
Pembelajaran adalah penularan pengetahuan dari guru kepada murid. Dalam hal ini guru dituntut untuk menguasai pengetahuan yang dimiliki
sehingga dapat menyampaikannya kepada siswa dengan sebaik-baiknya. b.
pembelajaran dalam pengertian institusional; Pembelajaran adalah penataan segala kemampuan mengajar sehingga
dapat berjalan efisien. Dalam pengertian ini guru dituntut untuk selalu siap mengadaptasikan berbagai teknik mengajar untuk bermacam-macam
siswa yang memiliki berbagai perbedaan individual. c.
pembelajaran dalam pengertian kualitatif; Pembelajaran adalah upaya guru untuk memudahkan kegiatan belajar
siswa. Dalam pengertian ini peran guru dalam pembelajaran tidak sekedar menjejalkan pengetahuan kepada siswa, tetapi juga melibatkan siswa
dalam aktivitas belajar yang efektif dan efisien.
Bruner mengemukakan bahwa teori pembelajaran adalah preskriptif dan teori belajar adalah deskriptif. Preskriptif karena tujuan utama teori
pembelajaran adalah menetapkan metode pembelajaran yang optimal dan deskriptif karena tujuan utama teori belajar adalah memberikan proses belajar.
Universitas Sumatera Utara
17
Teori belajar menaruh perhatian pada hubungan diantara variabel-variabel yang menentukan hasil belajar, atau bagaimana seseorang belajar. Teori
pembelajaran menaruh perhatian pada bagaimana seseorang mempengaruhi orang lain agar terjadi hal belajar atau upaya mengontrol variabel-variabel
yang dispesifikasikan dalam teori belajar agar dapat memudahkan belajar. Teori pembelajaran yang deskriptif menempatkan variabel kondisi dan
metode pembelajaran sebagai given, dan memeriksa hasil pembelajaran sebagai variabel yang diamati . atau kondisi dan metode pembelajaran sebagai
variabel bebas dan hasil pembelajaran sebagai variabel tergantung . sedangkan teori pembelajaran yang preskriptif, kondisi dan hasil pembelajaran
ditempatkan sebagai given, dan metode yang optimal ditempatkan sebagai variabel yang diamati, atau metode pembelajaran sebagai variabel tergantung
Budiningsih, 2005. Teori preskriptif adalah goal oriented untuk mencapai tujuan, sedangkan
teori deskriptif adalah goal free untuk memeriksa hasil. Variabel yang diamati dalam pengembangan teori-teori pembelajaran yang preskriptif adalah
metode yang optimal untuk mencapai tujuan, sedangkan dalam pengembangan teori-teori pembelajaran deskriptif variabel yang diamati
adalah hasil sebagai efek dari interaksi antara metode dan kondisi Budiningsih, 2005.
Universitas Sumatera Utara
18
Dari berbagai pengertian pembelajaran di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh
pendidik untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, mengorganisasi dan menciptakan sistem lingkungan dengan berbagai metode. Dengan demikian,
siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien serta dengan hasil optimal
artinya adanya perubahan perilaku peserta didik meliputi seluruh aspek, yaitu kognitif, afektif, dan motorik.
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini sangat berkaitan.
Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada beberapa aspek lain
yang harus diperhatikan seperti tujuan pembelajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan dari siswa Arsyad, 2007.
Kegiatan belajar dan mengajar yang efektif dapat dicapai dengan cara belajar yang benar. Untuk itu perlu dipertimbangkan beberapa hal penting
yang merupakan persiapan mutlak dalam proses pembelajaran, yaitu: a.
persiapan belajar pre learning preparation; Pada prinsipnya, kegiatan belajar itu harus dimulai dengan persiapan.
Sebelum belajar dimulai, persiapan harus sudah ada, misalnya tujuan belajar untuk apa, apa yang menjadi pendahuluan belajar atau syarat-
syaratnya sehingga dalam proses belajar nanti akan lancar dan dapat dicapai tujuan yang maksimal.
Universitas Sumatera Utara
19
b. motivasi motivation;
Berdasarkan pengalaman belajar siswa, mana yang lebih disukai agar perhatian belajarnya dapat meningkat. Dengan kata lain, bagaimana
motivasi belajar siswa. c.
perbedaan individual individual difference; Dalam penyusunan rencana pengajaran, perancang harus
mempertimbangkan dan memperhatikan perbedaan-perbedaan individual siswa sehubungan dengan perbedaan motivasi tersebut diatas. Karena itu
harus diperhatikan bagaimana membuat desain berdasarkan pengalaman belajar siswa yang mennyangkut empat segi, yaitu penentuan kecepatan
belajar, penentuan tingkat, penentuan kemampuan, serta bahan pelajaran apa materi yang paling tepat.
d. kondisi pengajaran instructional condition;
Prinsip belajar juga berkaitan dengan bagaimana kondisi pengajarannya. Kondisi pengajaran yang baik sudah tentu mempengaruhi hasil belajar.
Karena itu dapat disingkat bahwa: 1
belajar akan berhasil bila tujuan telah jelas dan kegiatan belajarnya sudah diatur sedemikian rupa sehingga mudah mencapai tujuan
belajarnya; 2
materi yang dipelajari juga teratur sistematis mulai dari hal-hal yang mudah dipelajari hingga hal-hal yang kompleks.
Universitas Sumatera Utara
20
e. partisipasi aktif active participation;
Belajar adalah kegiatan transfern of knowledge skill yang dilakukan oleh siswa. Keaktifan sepenuhnya ada pada siswa. Pendidik hanya
menyediakan bahan dan menunjukkan cara belajar yang sebaik-baiknya. f.
cara pencapaian yang berhasil successful achievement; Untuk memudahkan belajar agar berhasil baik, perlu diatur sedemikian
rupa sehingga tetap merangsang siswa belajar dan menggairahkan keseimbangan usaha.
g. hasil yang sudah diperoleh knowledge of results;
Motivasi belajar akan bertambah bila sistem dalam belajar selalu memdapat informasi, apakah yang sedang dipelajari dapat diketahui benar
tidaknya. Ini berarti bahwa siswa dapat mengecek sendiri kebenarannya. Soal yang dikerjakan selalu ada kunci jawabannya. Kunci jawaban
tersebut penting untuk self-check sehingga siswa selalu mendapat informasi dan menjadi umpan balik yang mendorong untuk maju terus.
Cara belajar dengan modul dan program instruction adalah mengikuti prinsip belajar itu.
h. latihan practice;
Prinsip ini sanagt berkaitan dengan prinsip knowledge of results tersebut diatas. Sebab bila siswa dapat mengetahui bahwa langkah-langkah yang
telah diambil pada knowledge of results positif, maka siswa diberi kesempatan untuk membuktikan kebenaran.
Universitas Sumatera Utara
21
Siswa diajak untuk membuktikan kebenaran tersebut dengan
mempraktekkan prinsip-prinsip yang sudah diketahui. Jadi pengetahuan maupun keterampilan yang sudah didapat hendaknya disertai latihan,
praktek, dan penerapannya. i.
kadar bahan yang diberikan rate of presenting; Dalam memberikan bahan bacaan pada siswa hendaknya disesuaikan
dengan kemampuan siswa. Untuk menghindari hal-hal yang akan memberatkan siswa tersebut, diharapkan pengajar dapat membantunya.
Selain itu, dalam penyampaian materi perkuliahan dapat disajiakn sedemikian rupa sehingga mengundang siswa untuk aktif berpartisipatif,
mendorong siswa untiuk membuktikan, menerapkan, mengecek sendiri dalam mengerjakan self-testing dan mempraktekkan.
j. sikap pengajar instructur’s attitude.
Sikap positif pengajar dengan segala ketulusan bimbingan, bantuan, dan dedikasi pengabdian pengajar, sangat mempengaruhi sikap belajar siswa
Harjanto, 2005.
Secara global, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi proses belajar dan pembelajaran, yaitu:
a. faktor internal faktor dari dalam diri individu, yakni keadaan atau
kondisi jasmani dan rohani individu;
Universitas Sumatera Utara
22
b. faktor eksternal faktor dari luar diri individu, yakni kondisi lingkungan
sekitar individu; c.
faktor pendekatan belajar approach to learning, yakni jenis upaya belajar individu yang meliputi strategi dan metode yang digunakan
individu untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran Syah, 2011.
Secara umum, prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran hendaknya mengacu pada pencapaian kompetensi yang diharapkan dari
peserta didik yaitu: a.
berfokus pada siswa Student Centered, artinya orientasi pembelajaran berfokus pada siswa;
b. terpadu Integrated Learning, artinya pengelolaan pembelajaran
dilakukan secara integratif; c.
individu Individual Learning, artinya siswa memiliki peluang untuk pembelajaran secara individual;
d. ketuntasan belajar Mastery Learning, artinya pembelajaran mengacu
pada ketuntasan belajar dalam pencapaian kompetensi dasar; e.
pemecahan masalah Problem Solving, artinya proses dan hasil mengacu pada aktifitas pemecahan masalah yang ada di masyarakat, yaitu dengan
menggunakan pendekatan-pendekatan kontekstual;
Universitas Sumatera Utara
23
f. Experience-Based Learning, artinya pembelajaran dilaksanakan melalui
pengalaman-pengalaman belajar tertentu dalam pencapaian kompetensi dasar tertentu Sanjaya, 2011.
2.3 Konsep Pembelajaran Problem Based Learning