41
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1 Karakteristik Partisipan
Penelitian ini melibatkan delapan orang partisipan mahasiswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode ceramah. Partisipan berjenis kelamin laki-laki
sebanyak satu orang dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak tujuh orang. Semua partisipan sedang menjalani perkuliahan di semester 7 tujuh. Partisipan
termuda berusia 21 tahun dan partisipan tertua berusia 22 tahun. Partisipan yang beragama Kristen sebanyak 5 orang dan beragama Islam sebanyak 3 orang.
Partisipan berasal dari berbagai suku yang berbeda yaitu batak toba, karo, nias, pakpak, minang dan melayu.
Tabel 1. Karakteristik Partisipan Nama
Partisipan Jenis Kelamin
Umur Agama
Suku
I P1 Perempuan
22 tahun Protestan
Pakpak D P2
Perempuan 21 tahun
Protestan Karo
R P3 Perempuan
22 tahun Protestan
Batak Toba A P4
Perempuan 22 tahun
Protestan Batak Toba
M P5 Laki-laki
21 tahun Protestan
Nias J P6
Perempuan 21 tahun
Islam Minang
R P7 Perempuan
22 tahun Islam
Melayu W P8
Perempuan 21 tahun
Islam Nias
4.2 Analisis Tematik
Bagian ini menjelaskan secara terperinci berbagai tema yang teridentifikasi dari hasil pengumpulan data. Untuk lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut:
Universitas Sumatera Utara
42
Tabel 2. Analisa Tematik Pernyataan Signifikan
Partisipan Koding
Kategori Subtema
Tema
memang untuk ruangan mendukungnya sebenarnya
tapi untuk mendapatkan untuk.. karena terlalu banyak
mahasiswanya jadinya tingkat kefokusan dari mahasiswa
pun kurang baiklah.
P1 Mahasiswa terlalu
banyak Jumlah mahasiswa
dalam kelas terlalu banyak
Kondisi mahasiswa Persepsi mahasiswa
tentang komponen dalam metode
ceramah
banyak mahasiswa satu kelas jadi kurang mendukung
terhadap pembelajaran seperti itu
P3 Mahasiswa banyak
dalam satu kelas
Hambatannya memang orang yang terlalu banyak di
kelaslah, jadi satu, konsentrasi agak susah. Yang kedua,
dosen pun gak bisa fokus sama semuanya. Kan kalau
misalnya sedikit kan jadi lebih bisa dipantau
P4 Orang terlalu
banyak di kelas
kelas di keperawatan itu kurang efektif karena satu
kelas itu seratus limapuluhan bahkan
P6 Satu kelas berisi
seratus limapuluhan
mahasiswa
Kalau menurut saya terlalu rame jadi gak efektif. Karena
terlalu jauh ke belakang jarak P7
Mahasiswa terlalu ramai
Universitas Sumatera Utara
43
antara mahasiswa yang paling belakang sama dosennya,
kadang pun gak kedengaran ke belakang
Kalau saya sih merasa kurang nyaman karna kadang
terganggu karena terlalu rame, jadi kadang ribut, jadi kurang
konsen
P7 Mahasiswa terlalu
ramai
Kalau menurutku kak gak efektif karena 134 orang di
dalam satu ruangan. Nanti kadang kalo misalnya ada
dosen, ada yang bicara, ada yang cerita-cerita.. jadi gak
kondusif di dalam. Jadi mengganggu
P8 Jumlah mahasiswa
lebih dari seratus
tapi mahasiswa di situ tidak di tuntut untuk berpikir keras,
tidak di tuntut untuk itulah
P1 Mahasiswa tidak
dituntut berpikir keras
Mahasiswa tidak aktif
mahasiswa banyak yang agak malas belajar, karena metode
ceramah didominasi oleh dosen.
P2 Banyak mahasiswa
yang malas
Karena ketika ceramah, posisinya adalah mahasiswa
P2 Mahasiswa sebagai
pendengar yang
Universitas Sumatera Utara
44
hanya sebagai pendengar yang aktif
aktif kalau untuk ceramah, saya
kurang mendapati yang berpusat pada masalah sih
karena di kelas kan ada topiknya, yah langsung diajari
dosen, gak memacu mahasiswa untuk berargumen
kekgitu karena cuman dijelaskan aja. Jadi
mahasiswanya kurang aktif..
P3 Mahasiswa kurang
aktif
Kalo keaktifan?? Kurang kalo ku liat. Kebanyakan
mesti ditunjuk, terus kalo kuliat selama ini sih
kuranglah.. hanya beberapa, misalnya kalo dituntut untuk
angkat tanganlah, atau dituntut untuk aktif-lah baru
aktif.
P4 Mahasiswa kurang
aktif
sering mahasiswa jadi pasif, bosan mendengar dan menjadi
kurang mengambil andil dalam pembelajaran
P5 Mahasiswa
bersikap pasif
Kalo metode ceramah, kalo menurut saya memang sih
mahasiswanya aktif tapi kalo realitanya di kelas saya
P7 Mahasiswa tidak
aktif
Universitas Sumatera Utara
45
sendiri itu mahasiswanya gak aktif malah cuma denger
ceramah dari dosen doang gitu
Sedikit bosan dan jenuhlah, kadang mengantuk juga
P1 Mahasiswa
mengantuk Perasaan
mahasiswa Biasa aja sih sejauh ini.. kalo
jenuh sih belum pernah P2
Perasaan mahasiswa biasa
saja
Jenuh sih pernahlah.. karena kita cuma mendengar,
mendengar, dan mendengar.. kurang aktif
P4 Mahasiswa merasa
jenuh
Di bilang bosan, gak bosan, gak terlalu bosan gitu. Di
bilang menyenangkan juga, nggak gitu.. Biasa-biasa aja
P6 Perasaan
mahasiswa biasa saja
Kalau saya sih mungkin tipenya gak mandang dosen
gitu kan, siapapun dosen yang masuk saya tetap antusias
sama dosennya P7
Mahasiswa merasa antusias
Lebih terasa membosankan sih kak, karena kadang satu
hari kan 4 jam gitu ceramah. jenuh juga, ngantuk apalagi di
belakang.. P8
Mahasiswa mersa bosan
kemampuan dosen kita semua adalah saya pikir dosen yang
P2 Dosen sudah
kompeten di Kondisi tenaga
pendidik atau dosen Dosen
Universitas Sumatera Utara
46
sudah kompeten di bidangnya ketika mereka akan
menyampaikan ceramah. bidangnya
dosen itu kak cuma berfokus sama slide, masih ada dosen
yang jarang melakukan interaksi sama mahasiswa.
Masih jarang bertanya gitu kak, dia lanjut aja nyampe’in
slide.
P8 Dosen jarang
bertanya kepada mahasiswa
kadang dosen suaranya kurang ini, kecil volumenya
kan kak, gak sampe kedengeran sama yang di
belakang, slidenya kurang menarik kadang, materi yang
di kuliahkan juga kadang kurang menarik juga.
P8 Suara dosen
terkadang kurang terdengar
Bahannya itu sering tidak di update jadi pake slide yang
udah lama, dari beberapa tahun yang lalu.
P5 Materi tidak di-
update Materi tidak di-
update Materi yang
disampaikan
Metode ceramah itu menurutku metode dimana
dosen mengajarkan mata kuliah. Ini sifatnya dosen
yang lebih banyak aktif ketimbang mahasiswa, karna
dosen yang ceramah.
P1 Dosen mengajarkan
mata kuliah Dosen lebih aktif
daripada mahasiswa
Dosen pemberi informasi
Persepsi mahasiswa tentang defenisi
metode ceramah
Universitas Sumatera Utara
47
metode ceramah itu dosen menyampaikan materi dengan
verbal gitu, menyampaikannya secara
detail
P6 Dosen
menyampaikan materi
Dosen lebih aktif daripada
mahasiswa
Metode ceramah itu yah dosen masuk ke ruangan terus
menjelaskan materi, setelah itu nanti ada bagian diskusi
juga. Nanti mahasiswanya yang nanya setelah dosennya
menjabarkan materi.
P7 Dosen menjelaskan
materi di kelas
Pokoknya dia yang berhubungan sama slide kak,
terus kayak ngasi arahan gitu kak, bisa juga berbagi cerita
di kelas tentang pelajaran yang kita pelajari.
P8 Dosen memberikan
arahan
Ceramah itu kak kalau menurutku metode
pembelajaran yang menggunakan narasumber
sebagai penyedia dan mahasiswa sebagai penerima.
Berfokus pada dosen sebagai pemberi informasi dan
mahasiswa hanya sebagai
P4 Narasumber
sebagai penyedia dan mahasiswa
hanya menerima informasi
Mahasiswa sebagai penerima
Mahasiswa penerima informasi
Universitas Sumatera Utara
48
penerima informasi. Metode ceramah adalah
metode kegiatan belajar mengajar tatap muka
langsung dan dosen menjadi centre-nya
P5 Kegiatan belajar
mengajar dengan tatap muka
langsung Adanya tatap muka
langsung Tatap muka
fasilitas untuk ruangannya sih udah baik yah, sudah bagus
kalau dibandingkan yang sebelumnya
P1 Fasilitas ruangan
lebih baik dari sebelumnya
Kondisi ruangan kurang mendukung
Kapasitas ruangan Persepsi mahasiswa
terhadap media dan fasilitas yang
digunakan dalam metode ceramah
kalau ruangan seperti itu, kalau udah di bangku
belakang kalau udah agak lama udah agak susah
konsentrasinya. Dosennya pun jarang fokus sama yang
di belakang. P4
Kondisi ruangan mengganggu
konsentrasi
Biasanya microphone-nya bisa nanti kadang-kadang
mati, kadang-kadang hidup. Kadang-kadang ketika sedang
fokus dengan pelajaran, tiba- tiba microphone-nya mati
atau bahkan tiba-tiba ada storing yang bisa membuat
gak fokus
P2 Mic mengganggu
konsentrasi Fasilitas mic rusak
Masalah pada mic
microphone yang sekarang sih sudah diperbaiki dan kami
pun yah mahasiswa merasa P1
Mic mengganggu pembelajaran
Fasilitas mic tidak memadai
Universitas Sumatera Utara
49
terganggulah, gak baik untuk penggunaan fasilitasnya
termasuk dalam microphonenya dan yang
untuk slidenya pun kadang juga. Yang untuk di kelas
sekarang yang bermasalah yah itulah mengganggu juga.
mic nya itu kadang gak denger gitu. Udah la mungkin
memang mic nya itu udah lama
P6 Mic tidak berfungsi Fasilitas mic rusak
Kadang AC gak ini, kadang ada yang rusak gitu kak.
P8 Kondisi AC rusak
Fasilitas AC tidak memadai
Masalah pada AC jumlah mahasiswa yang besar,
kemudian ruangan yang memang besar tapi tetap saja
tidak nyaman dalam kategori misalnya AC-nya mati,
padahal ruangan panas dengan jumlah mahasiswa
sebesar itu. Jadi fokus untuk mendengarkan dosen ketika
menyampaikan pembelajaran jadi tidak bisa jadinya
P2 Ruangan panas
karena AC dalam kondisi rusak
Fasilitas AC tidak memadai
untuk infokus kekurangannya terkadang letak infokus itu
tidak seimbang letak kiri dan kanan sehingga orang yang di
P2 Letak infokus tidak
sesuai dengan besar ruangan
Fasilitas infokus tidak memadai
Masalah pada infokus
Universitas Sumatera Utara
50
sisi kiri akan serong ke kanan sehingga sulit untuk melihat
kadang-kadang dosen membuat desain atau tampilan
powerpoint-nya berbeda-beda jadi terkadang ada yang tidak
terbaca pada saat di buat ke layar
P3 Infokus rusak
contohnya infokus, kekurangannya itu kan
infokusnya itu hanya satu padahal mahasiswa di
keperawatan itu dalam satu kelas ada banyak sampe
ratusan
P6 Jumlah infokus
hanya satu
ceramah bisa dikombinasi dalam bentuk sebuah games
atau bahkan dapat dibuat dalam sebuah bentuk kuis-
kuis yang pada akhirnya merangsang mahasiswa
tersebut
P2 Membuat games
atau kuis Saran variasi
metode ceramah Variasi metode
ceramah Persepsi mahasiswa
tentang harapan untuk pembelajaran
denganmetode ceramah
mungkin dengan membuat games yang akan berfokus
kepada pembelajaran itu atau lebih kepada membagi
kelompok. Dan boleh bertukar pikiran melalui itu dengan
mahasiswa. Jadi tidak hanya
P5 Membuat games
atau kelompok Saran variasi
metode ceramah
Universitas Sumatera Utara
51
slide baru buat ceramah. dosennya kalau bisa juga
mungkin setelah ngasi ceramah itu dikasih kuis gitu
kak. Setiap akhir dari ini dikasih kuis, jadi nanti
keliatan gitu kan mahasiswa yang memang belajar ato gak
kek gitu.
P7 Membuat kuis
Maunya metode ceramah itu diselingi dengan game-game,
supaya lebih menarik, supaya gak hanya slide gitu. Bisa
juga kita tanya jawab sama dosennya, kayak diskusi gitu
P8 Membuat games
atau diskusi
Kalau dibilang dikasih saran, mungkin dibagilah satu
stambuk itu entah dua kelas pun, pasti sangat mendukung,
akan lebih aktif mahasiswanya
P3 Satu stambuk
dibagi dua kelas Mahasiswa dibagi
menjadi dua kelas Fasilitas ruangan
memadai
Universitas Sumatera Utara
52
Setelah melalui proses analisa data, terdapat empat tema yang teridentifikasi. Keempat tema ini mempresentasikan makna dari persepsi mahasiswa terhadap
pelaksanaan pembelajaran dengan metode ceramah. Keempat tema tersebut yaitu persepsi mahasiswa tentang defenisi metode ceramah, persepsi mahasiswa tentang
komponen dalam metode ceramah, persepsi mahasiswa terhadap media dan fasilitas yang digunakan dalam metode ceramah, serta persepsi mahasiswa
tentang harapan untuk pembelajaran metode ceramah.
4.2.1 Persepsi mahasiswa tentang defenisi metode ceramah
Dari hasil wawancara terdapat bahwa mayoritas partisipan menyatakan bahwa dalam metode ceramah terdapat peran dosen dan mahasiswa yang berbeda. Dari
wawancara didapati sub tema adanya tatap muka, dosen pemberi informasi, dan mahasiswa penerima informasi. Hal ini tampak dari pernyataan partisipan sebagai
berikut: “Metode ceramah itu menurutku metode dimana dosen mengajarkan mata
kuliah. Ini sifatnya dosen yang lebih banyak aktif ketimbang mahasiswa, karna dosen yang ceramah” P1
“Ceramah itu kak kalau menurutku metode pembelajaran yang menggunakan narasumber sebagai penyedia dan mahasiswa sebagai
penerima. Berfokus pada dosen sebagai pemberi informasi dan mahasiswa hanya sebagai penerima informasi.” P4
Universitas Sumatera Utara
53
“Metode ceramah adalah metode kegiatan belajar mengajar tatap muka langsung dan dosen menjadi centre-nya” P5
“Metode ceramah itu dosen menyampaikan materi dengan verbal gitu, menyampaikannya secara detail” P6
Pernyataan yang dikatakan oleh partisipan membuktikan bahwa dalam kegiatan ceramah adanya peran mahasiswa dan dosen seperti, “dosen yang lebih banyak
aktif”, “dosen sebagai pemberi informasi dan mahasiswa hanya sebagai penerima informasi”.
4.2.2 Persepsi mahasiswa tentang komponen dalam metode ceramah
Dari hasil pengumpulan data, peneliti menemukan tema persepsi mahasiswa tentang komponen dalam metode ceramah, dimana dalam tema ini terdapat tiga
sub tema, yaitu kondisi mahasiswa, dosen, materi yang disampaikan.
Mayoritas partisipan mengatakan dalam metode ceramah ini mahasiswa kurang keaktifannya. Hal ini tampak dari empat partisipan yang menyatakan,
“mahasiswa tidak dituntut berpikir keras”, “mahasiswa banyak yang malas”, “gak memacu mahasiswa berargumen”, “mahasiswanya gak aktif cuma denger doang”.
Pernyataan partisipan ini dapat dilihat sebagai berikut: “mahasiswa di situ tidak di tuntut untuk berpikir keras, tidak di tuntut
untuk itulah..” P1 “mahasiswa banyak yang agak malas belajar, karena metode ceramah
didominasi oleh dosen” P2
Universitas Sumatera Utara
54
“kalau untuk ceramah, saya kurang mendapati yang berpusat pada masalah sih karena di kelas kan ada topiknya, yah langsung diajari dosen,
gak memacu mahasiswa untuk berargumen kekgitu karena cuman dijelaskan aja. Jadi mahasiswanya kurang aktif” P3
“kalo realitanya di kelas saya sendiri itu mahasiswanya gak aktif malah cuma denger ceramah dari dosen doang gitu” P7
Tenaga pendidik ataupun dosen yang menggunakan metode ceramah didapati sudah kompeten dibidangnya, hanya saja terkadang cara penyampaian dosen
dalam metode ceramah kurang menarik. Hal ini tampak dari pernyataannya sebagai berikut:
“Kemampuan dosen kita semua saya pikir dosen yang sudah kompeten di bidangnya ketika mereka akan menyampaikan ceramah” P2
“Kadang dosen suaranya kurang ini, kecil volumenya kan kak, gak sampe kedengeran sama yang di belakang, slidenya kurang menarik kadang,
materi yang di kuliahkan juga kadang kurang menarik juga.” P8 “Dosen itu kak cuma berfokus sama slide. Yang kedua masih ada dosen
yang jarang melakukan interaksi sama mahasiswa. Masih jarang bertanya gitu kak, dia lanjut aja nyampe’in slide” P8
Berdasarkan hasil wawancara didapati terkadang materi yang disampaikan dosen dalam ceramah tidak di update dan slidenya sudah berulang dari tahun ke tahun.
Hal ini tampak dari pernyataan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
55
“Bahannya itu sering tidak di update jadi pake slide yang udah lama, dari beberapa tahun yang lalu” P5
4.2.3 Persepsi mahasiswa terhadap media dan fasilitas yang digunakan dalam metode ceramah
Tema persepsi mahasiswa tentang media dan fasilitas yang digunakan dalam metode ceramah teridentifikasi setelah peneliti mengidentifikasi alasan partisipan
tentang tidak mengarahnya metode ceramah ke pembelajaran problem based learning. Terdapat dua sub tema dalam tema ini, yaitu masalah pada infokus, mic
dan AC serta kapasitas ruangan yang tidak memadai. Berikut ini penjelasan dari masing-masing sub tema.
Berdasarkan hasil wawancara beberapa partisipan mengatakan bahwa masalah pada infokus sangat mempengaruhi proses belajar mengajar metode ceramah ini.
Tercatat tiga partisipan yang mengeluhkan kondisi infokus yang kurang mendukung, seperti, “infokusnya hanya satu sisi yang baik, jadinya mengganggu
pun”, “jadi gak jelas dan apa yah, warnanya pun tidak mendukung untuk dilihat”, ada yang tidak terbaca pada saat di buat ke layar”. Hal ini sangat jelas dapat
dilihat dari pernyataan partisipan sebagai berikut: “Kalau metode ceramahlah kan dosen, karena kan ada yang bagian sisi
kiri sisi kanan, yang lebih bagusnya nanti sisi kiri tapi yah mahasiswa yang sebelah kanan itu kurang inilah… jadinya gak yaaa… infokusnya
hanya satu sisi yang baik, jadinya mengganggu pun” P1
Universitas Sumatera Utara
56
“letak infokus, saya lupa di semester berapa, itu hanya satu layar saja sehingga semua fokus ke samping. Iya, jadi gak jelas dan apa yah,
warnanya pun tidak mendukung untuk dilihat. Jadi terkadang terkadang kabur atau warnanya berbeda dari yang disiapkan dengan yang
ditampilkan” P2 “Tapi kadang-kadang dosen membuat desain atau tampilan powerpoint-
nya berbeda-beda jadi terkadang ada yang tidak terbaca pada saat di buat ke layar. Beda yang kita baca di laptop sama yang ada di slide gitu”
P3 Fasilitas yang lain seperti mic dan AC juga sangat mempengaruhi kelancaran
pembelajaran metode ceramah, apalagi dengan kondisi mic dan AC yang rusak. Hal ini dinyatakan seperti:
“Biasanya microphone-nya bisa nanti kadang-kadang mati, kadang- kadang hidup. Kadang-kadang ketika sedang fokus dengan pelajaran,
tiba-tiba microphone-nya mati atau bahkan tiba-tiba ada storing yang bisa membuat gak fokus” P2
“kalau mic nya kalau di keperawatan ini mungkin gak tau la kenapa, mic nya itu kadang gak denger gitu. Udah la mungkin memang mic nya itu
udah lama.. apalagi nanti ada dosennya itu kecil suaranya” P6 “jumlah mahasiswa yang besar, kemudian ruangan yang memang besar
tapi tetap saja tidak nyaman dalam kategori misalnya AC-nya mati, padahal ruangan panas dengan jumlah mahasiswa sebesar itu. Jadi fokus
Universitas Sumatera Utara
57
untuk mendengarkan dosen ketika menyampaikan pembelajaran jadi tidak bisa jadinya” P2
“Kadang AC gak ini, kadang ada yang rusak gitu kak” P8 Kapasitas ruangan yang tidak memadai juga disampaikan oleh beberapa
partisipan. Tercatat tiga orang partisipan mengatakan bahwa kapasitas ruangan dengan jumlah mahasiswa yang banyak sangat berpengaruh terhadap
pembelajaran, seperti berikut, “satu stambuk semua satu kelas kurang tau lah dosennya apakah mahasiswanya ngerti atau gak. Jadi kurang efektif”, “orang
yang terlalu banyak di kelaslah, jadi satu, konsentrasi agak susah”, “kelas itu lebih banyak mahasiswanya, ratusan”. Pernyataan partisipan tersebut dapat dilihat
sebagai berikut: “menurut saya sih metode ceramah ini kurang efektif, ada baiknya jika
mahasiswanya dibagi-bagi, dibuat jangan satu kelas semua. Jadi dosen juga lebih tahu mana mahasiswanya yang mengerti, mana yang gak.
Kalau ini kan satu stambuk semua satu kelas kurang tau lah dosennya apakah mahasiswanya ngerti atau gak. Jadi kurang efektif…” P3
“Hambatannya memang orang yang terlalu banyak di kelaslah, jadi satu, konsentrasi agak susah. Yang kedua, dosen pun gak bisa fokus sama
semuanya. Kan kalau misalnya sedikit kan jadi lebih bisa dipantau” P4 “Hanya itu tadi memang, mungkin kepada sistem mengajarnya aja kali
yah yang kurang kekgitu karena juga kelas itu lebih banyak mahasiswanya, ratusan. Jadi sebenarnya itu yang aku bilang tadi kurang
Universitas Sumatera Utara
58
dapat untuk memecahkan kasus atau lebih kepada problem based learning” P5
4.2.4 Persepsi mahasiswa tentang harapan untuk pembelajaran dengan metode ceramah
Hasil penelitian persepsi mahasiswa tentang harapan untuk pembelajaran dengan metode ceramah didapatkan dua sub tema, yakni variasi metode ceramah
dan fasilitas ruangan memadai. Menurut partisipan mengenai harapan untuk pembelajaran dengan metode ceramah yaitu variasi metode ceramah seperti, “ada
aplikatifnya, mungkin dibuat grup atau per kelompok”, “ceramah bisa dikombinasi dalam bentuk sebuah games atau bahkan dapat dibuat dalam sebuah
bentuk kuis-kuis”, “dengan membuat games yang akan berfokus kepada pembelajaran itu atau lebih kepada membagi kelompok”. Pernyataan partisipan
tersebut dapat dilihat sebgai berikut: “Dan kalau bisa pun yah saran sih supaya lebih baik lagi, ada
aplikatifnya. Misalnya, ada suatu ceramah sudah disampaikan oleh dosen dan ada aplikatifnya, mungkin dibuat grup atau per kelompok, entah
ditugaskanlah dari setiap kelompok apa yang mereka dapati supaya memang dosennya ini tau berarti ceramahnya itu tadi memang mahasiswa
memahami dan mengerti” P1 “Nah, kek tadi yang saya bilang, ceramah bisa dikombinasi dalam bentuk
sebuah games atau bahkan dapat dibuat dalam sebuah bentuk kuis-kuis
Universitas Sumatera Utara
59
yang pada akhirnya merangsang mahasiswa tersebut dituntut untuk lebih apa yaa… yah di brainstorming-lah dia yah bagaimana caranya” P2
“Bukan hanya buat slide, kemudian mengajarkan atau memberi ceramah. Tapi mungkin dengan membuat games yang akan berfokus kepada
pembelajaran itu atau lebih kepada membagi kelompok. Dan boleh bertukar pikiran melalui itu dengan mahasiswa. Jadi tidak hanya slide
baru buat ceramah” P5 Peneliti mendapati ada dua orang mahasiswa yang menyatakan persepsinya
tentang harapan untuk pembelajaran dengan metode ceramah yaitu fasilitas ruangan yang memadai. Hal ini dapat terlihat dari pernyataan partisipan sebagai
berikut: ”mungkin dibagilah satu stambuk itu entah dua kelas pun, pasti sangat
mendukung, akan lebih aktif mahasiswanya. Kalo seperti ini seratus tigapuluhan yah ada yang terlambat kekgitu juga, kurang efektif juga”
P3 “kalau di kelaslah, kalau misalnya di ruangan kan dengan orang yang
sebanyak itu kepanasan, itu bisa menimbulkan jadi gak kondusif kelas itu” P5
Universitas Sumatera Utara
60
BAB 5 PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi persepsi mahasiswa dalam pelaksanaan pembelajaran dengan metode ceramah. Peneliti menemukan empat tema
utama dalam penelitian ini. Keempat tema tersebut yaitu persepsi mahasiswa tentang defenisi metode ceramah, persepsi mahasiswa tentang komponen dalam metode
ceramah, persepsi mahasiswa terhadap media dan fasilitas yang digunakan dalam metode ceramah, serta persepsi mahasiswa tentang harapan untuk pembelajaran
metode ceramah. Bab ini terdiri dari tiga bagian utama, yaitu pertama membahas interpretasi hasil
penelitian dan melakukan komparasi dengan penelitian sebelumnya. Bagian kedua membahas berbagai keterbatasan yang ditemui selama melakukan penelitian, dan
bagian ketiga membahas implikasi hasil penelitian terhadap pengembangan praktik dan keilmuan keperawatan.
5.1 Interpretasi hasil
Pada bab ini, pembahasan hasil penelitian ini dilakukan dengan cara membahas tema yang telah teridentifikasi satu demi satu agar dapat lebih memahami hasil dari
analisa data yang dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
61
5.1.1 Persepsi mahasiswa tentang defenisi metode ceramah
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa persepsi mahasiswa tentang metode ceramah adalah kegiatan belajar mengajar dengan tatap muka antara dosen sebagai
pemberi informasi dan mahasiswa sebagai penerima informasi. Pembahasan tentang adanya peran dosen sebagai pemberi informasi dan mahasiswa sebagai penerima
informasi yang dinyatakan partisipan dibahas pada paragraf di bawah ini. Sanjaya 2011, menyatakan metode ceramah dapat diartikan sebagai cara
menyajikan pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok pelajar. Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil ceramah akan
terbatas pada apa yang dikuasai pendidik. Astuti Widi menyatakan dalam penelitiannya bahwa dalam metode ceramah
dosenlah yang menyampaiakn materi secara keseluruhan sehingga cara penyampaian dosen akan sangat mempengaruhi sampainya informasi kepada mahasiswa dan
menurutnya, metode ceramah ini tidak menggali kemampuan mahasiswa, kurang mengikutsertakan mahasiswa dalam menggali informasi.
Dari tema ini dapat disimpulkan bahwa persepsi mahasiswa tentang defenisi metode ceramah yaitu kegiatan pengajaran yang dilakukan dengan tatap muka dan
penyampaian informasi dilakukan dosen secara verbal dan mahasiswa menjadi pendengar. Oleh sebab itu dalam pembelajaran ini dosen berperan untuk
mengarahkan, memfasilitasi dan memotivasi mahasiswa agar berperan aktif untuk mencari informasi maupun referensi yang lebih banyak demi pencapaian kompetensi
yang maksimal sesuai tujuan pembelajaran.
Universitas Sumatera Utara
62
5.1.2 Persepsi mahasiswa tentang komponen dalam metode ceramah
Terdapat tiga komponen yang menjadi sub tema yang teridentifikasi dari hasil wawancara dalam pembelajaran metode ceramah, yakni adanya mahasiswa sebagai
peserta didik, adanya dosen sebagai tenaga pendidik dan juga materi yang akan disampaikan dalam ceramah. Masing-masing sub tema ini akan dijabarkan di dalam
paragraph selanjutnya. Dari hasil wawancara dengan partisipan, diketahui bahwa ada empat dari delapan
partisipan mengatakan bahwa dalam metode ceramah mahasiswa kurang keaktifannya. Hal ini dikarenakan kegiatan belajar mengajar di dominasi oleh peran
dosen sebagai tenaga pendidik. Dalam metode ceramah materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil ceramah
akan terbatas pada apa yang dikuasai pendidik. Melalui ceramah sangat sulit diketahui apakah seluruh mahasiswa sudah mengerti apa yang dijelaskan pendidik
atau belum. Hal ini disebabkan karena adanya pendidik yang kurang memiliki kemampuan bertutur kata yang baik, ceramah sering dianggap sebagai metode yang
membosankan sehingga mahasiswa kurang tertarik untuk memberikan respon kepada pendidik Sanjaya, 2011.
Salah satu kelemahan dari metode ceramah adalah tenaga pendidik atau dosen yang kurang kreatif dalam penyampaian materi. Sekalipun dosen memiliki
kompetensi yang baik, jika pendidik tidak mampu menguasai kelas maka tujuan pembelajaran tidak akan tercapai.
Universitas Sumatera Utara
63
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ana Widi Astuti, yang menyatakan bahwa kelemahan metode ceramah yaitu dosen mudah capek, sehingga
menjadikan mahasiswa mengantuk. Hal ini akan menyebabkan kurang terserapnya materi oleh mahasiswa yang tidak memperhatikan.
Dari tema ini dapat disimpulkan bahwa persepsi mahasiswa tentang komponen metode ceramah seperti yang dijabarkan pada sub tema yaitu adanya mahasiswa
sebagai peserta didik, dosen sebagai tenaga pendidik dan materi yang akan disampaikan, pembelajaran metode ceramah masih perlu dibenahi khususnya dalam
hal interaktif antara mahasiswa dan dosen agar lebih mengarah dan berfokus melibatkan mahasiswa dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
5.1.3 Persepsi mahasiswa terhadap media dan fasilitas yang digunakan dalam metode ceramah
Dari pernyataan-pernyataan yang telah digali selama wawancara dengan partisipan, ada beberapa pendapat mahasiswa terkait media dan fasilitas yang
digunakan dalam metode ceramah. Himpunan pernyataan ini merupakan sub tema yang diintegrasikan menjadi satu tema. Pada paragraph selanjutnya akan dibahas
secara rinci masing masing sub tema dan keterkaitan dengan teori yang menguatkan sub tema.
Salah satu sub tema yang teridentifikasi sebagai persepsi mahasiswa terhadap media dan fasilitas yang digunakan dalam metode ceramah adalah masalah pada
infokus. Penggunaan hal teknis seperti infokus merupakan media yang sangat penting
Universitas Sumatera Utara
64
dalam penyampaian materi oleh dosen. Partisipan mengatakan bahwa kondisi infokus yang di pakai dalam kelas ceramah tidak dalam kondisi yang baik. Hal ini sangat
mengganggu konsentrasi dan kelancaran perkuliahan seperti yang telah dinyatakan oleh tiga orang partisipan.
Hal ini sejalan dengan pendapat Sanjaya 2011 yang menyatakan bahwa dalam pelaksanaan metode ceramah, ada beberepa hal yang perlu disediakan dalam tahap
persiapan. Salah satunya adalah mempersiapkan alat bantu. Alat bantu sangat diperlukan untuk menghindari kesalahan persepsi dari peserta didik. Alat bantu
tersebut misalnya dengan mempersiapkan transparansi atau media grafis lainnya untuk meningkatkan kualitas ceramah.
Dari delapan orang partisipan pada penelitian ini terdapat tiga orang partisipan yang mengatakan kapasitas ruangan kurang memadai dengan banyaknya mahasiswa
yang mengikuti proses belajar mengajar. Hal ini disebabkan karena tidak semua mahasiswa memiliki tingkat konsentrasi yang sama dan ini mempengaruhi kondisi
kelas menjadi tidak kondusif. Dari tema ini dapat disimpulkan bahwa media dan fasilitas yang digunakan dalam
metode ceramah perlu perhatian khusus pendidik. Menurut Sanjaya 2011, agar ceramah berkualitas pendidik harus menjaga perhatian siswanya dengan cara menjaga
kontak mata secara terus menerus dengan siswa, menggunakan bahasa yang komunikatif dan mudah dicerna oleh siswa, menyajikan materi pelajaran secara
sistematis, tidak meloncat-loncat, tanggapi respon siswa dengan segera, jagalah agar kelas tetap kondusif dan menggairahkan untuk belajar.
Universitas Sumatera Utara
65
5.1.4 Persepsi mahasiswa tentang harapan untuk pembelajaran metode ceramah
Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti, mahasiswa merasa perlu adanya pembenahan dalam metode ceramah. pembenahan yang dimaksudkan adalah
terkhusus dalam hal variasi metode ceramah dan kapasitas ruang yang memadai. Pembahasan terkait harapan untuk pembelajaran metode ceramah akan dibahas
selanjutnya. Tiga dari delapan partisipan mengatakan perlu adanya variasi dalam metode ceramah. hal ini untuk mencegah rasa bosan dan jenuh pada mahasiswa dan
untuk meningkatkan rasa ketertarikan mahasiswa terhadap pembelajaran. Menurut Sanjaya 2011, salah satu kekurangan metode ceramah yaitu metode
ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan terjadinya verbalisme. Verbalisme adalah “penyakit” yang sangat mungkin disebabkan oleh
proses ceramah. Oleh karena itu dalam proses penyajiannya, pendidik hanya mengandalkan bahasa verbal dan siswa hanya mengandalkan kemampuan auditifnya.
Sedangkan disadari bahwa setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda termasuk dalam ketajaman menangkap materi pelajaran melalui pendengarannya.
Pernyataan partisipan sesuai dengan penelitian sebelumnya, Ana Widi Astuti dalam penelitiannya mengatakan harapannya dosen pandai menggunakan dan
memodifikasi metode pembelajaran agar tidak membosankan saat mengajar. Dalam metode yang digunakan dapat ditambahkan trik yang bagus agar mahasiswa di kelas
bisa lebih aktif mengikuti pembelajaran. Dosen menambahkan teknis-teknis lain dan dikembangkan lagi agar sistem pendidikan lebih bagus untuk meningkatkan motivasi
belajar mahasiswa dan materi yang disampaikan dosen dapat terserap secara utuh.
Universitas Sumatera Utara
66
Hal ini sesuai dengan pernyataan Syah 2006, bahwa dalam kegiatan mengajar makin tepat metode yang digunakan maka makin efektif dan efesien kegiatan
mengajar yang dilakukan antara pendidik dan peserta didik. Pada akhirnya akan menunjang dan mengantarkan keberhasilan belajar peserta didik dan keberhasilan
yang dilakukan oleh pendidik. Kapasitas ruangan yang dipenuhi banyak mahasiswa hingga ratusan orang juga
berpengaruh terhadap keefektifan proses belajar mengajar metode ceramah. apalagi pendidik yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah sering
dianggap sebagai metode yang membosankan. Dari tema ini dapat disimpulkan bahwa persepsi mahasiswa tentang harapan
dalam metode ceramah perlu adanya perhatian khusus dalam membuat variasi metode ceramah untuk menghindari rasa bosan dan jenuh pada mahasiswa dan juga
meningkatkan ketertarikan mahasiswa terhadap topik yang sedang dipelajari. Harapan lainnya adalah variasi yang digunakan dalam metode ceramah perlu
disesuaikan dengan kapasitas ruangan unruk menjaga suasana pembelajaran tetap kondusif dan konsentrasi.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Selama proses penelitian, peneliti mendapat kendala yang terjadi saat melakukan penelitian. Keterbatasan yang teridentifikasi oleh peneliti adalah terkait kemampuan
peneliti sendiri. Sebagai peneliti pemula, peneliti mengalami kesulitan dalam melakukan pengelolaan wawancara dan data.
Universitas Sumatera Utara
67
Peneliti juga hanya menggunakan alat perekam suara ketika melakukan wawancara dengan partisipan, namun akan lebih mudah jika menggunakan aplikasi
perekam suara yang dapat mencetak langsung seluruh hasil percakapan dengan partisipan sehingga tidak ada percakapan yang tertinggal, hasil percakapan lebih
rinci. Selain itu juga dapat memudahkan peneliti dalam mengelola data.
5.3 Implikasi bagi Keperawatan
Hasil penelitian ini memberikan gambaran persepsi yang mendalam dan komprehensif tentang persepsi mahasiswa terhadap pelaksanaan pembelajaran
metode ceramah. Keseluruhan tema dan sub tema yang teridentifikasi mewakili persepsi partisipan, apa yang dipikrkan, apa yang dirasakan dan apa yang diharapkan.
Diperoleh beberapa manfaat dari hasil-hasil yang dicapai dalam penelitian ini, yaitu: a.
Persepsi mahasiswa terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan metode ceramah yang mengatakan mahasiswa dituntut lebih berperan aktif
menunjukkan adanya kesadaran mahasiswa akan tuntutan itu. Dengan kesadaran ini, mahasiswa keperawatan dapat lebih dimotivasi agar tidak
hanya sadar namun juga mau berubah dan benar-benar menjadi mahasiswa yang aktif.
b. Pembelajaran dengan metode ceramah yang dilakukan oleh pendidik ataupun
dosen dapat memberikan informasi yang sama bagi setiap mahasiswa, sehingga mahasiswa memiliki pandangan yang sama akan suatu topik karena
berasal dari sumber yang sama.
Universitas Sumatera Utara
68
c. Adanya respon atau feedback dari mahasiswa dalam pembelajaran metode
ceramah yang merupakan hal yang penting untuk pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini semakin menekankan mahasiswa keperawatan tentang
perlunya keaktifan mahasiswa di kelas terkhusus dalam penyelesaian suatu masalah dan tidak hanya menunggu dan menerima pelajaran dari dosen.
Universitas Sumatera Utara
69
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan