commit to user
E. Pengaruh Perlakuan Terhadap Tanaman Pada Saat Vegetatif
Maksimal Tabel 4.6 Hasil Analis Ragam Perlakuan Terhadap Parameter Tanaman
No. Variable Pengamatan P-Value
M K
MK 1.
2. 3.
4. 5.
6. 7.
P jaringan Tanaman Serapan P
Berat Kering Tanaman Berat Basah Tanaman
Tinggi Tanaman 7HST Tinggi Tanaman 63 HST
Panjang Akar 0.014
0.002 0.024
0.080 0.299
ns
0.008 0.948
ns
0.000 0.150
ns
0.004 0.450
ns
0.084 0.000
0.140
ns
0.000 0.005
0.103
ns
0.877
ns
0.036 0.000
0.897
ns
Keterangan : M : Sumber Inokulum Mikoriza
K : Komposisi Media Tanam
: Berpengaruh nyata 0.01 P 0.05 : Berpengaruh sangat nyata P 0.01
ns : Berpengaruh tidak nyata P 0.05
1. P jaringan Tanaman
Berdasarkan hasil Analisis Ragam Tabel 4.6 menujukkan bahwa sumber inokulum mikoriza, memberikan pengaruh nyata pada P
jaringan tanaman sedangkan komposisi berbagai media tanam dan interaksi keduanya memberikan pengaruh sangat nyata P=0.000 pada
P jaringan tanaman. Hal ini dikarenakan adanya penambahan bahan organik dalam top soil. Sesuai dengan Ismunadji, et al 1991
menyatakan bahwa penambahan bahan organik kedalam tanah akan meningkatkan ketersediaan P, disebabkan terbentuknya kelompok
fosfohumik yang lebih mudah diasimilasi oleh tanaman, pertukaran anion P oleh anion asal humus, pelapisan partikel seskuikoksida oleh
humus dan membentuk lapisan pelindung sehingga menurunkan kemampuan tanah untuk memfiksasi fosfat.
commit to user
Gambar 4.4 Rerata Pengaruh kombinasi perlakuan terhadap P jaringan tanaman
Ket : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada uji DMRT 5
Dari Gambar 4.4 menunjukkan bahwa P jaringan paling besar pada perlakuan K5M1 batuan kapur+top soil Alfisol+pupuk kandang
sumber inokulum mikoriza alami sebesar 2.02 ppm dan P jaringan tanaman paling kecil pada perlakuan K6M1 batuan kapur+top soil
Alfisol+pupik jerami kompos+sumber inokulum mikoriza alami sebesar 0.48 ppm. Pada uji korelasi P jaringan berkorelasi positif dan
berhubungan sangat nyata p=0.000 dengan serapan P. Sesuai dengan fungsi Mikoriza yang dapat meningkatkan penyerapan unsur hara baik
unsur hara makro maupun mikro. Selain itu akar yang bermikoriza dapat menyerap unsur hara dalam bentuk terikat dan yang tidak tersedia
bagi tanaman Anas, 1997. Mikoriza membentuk hifa internal dan ada yang membentuk hifa eksternal. Pada hifa ekternal akan terbentuk spora
yang merupakan bagian penting bagi mikoriza yang berada diluar akar. Fungsi utama dari hifa ini adalah untuk menyerap fospor dalam tanah.
Fospor yang telah diserap oleh hifa ekternal, akan segera diubah menjadi senyawa polifosfat. Senyawa polifosfat ini kemudian
dipindahkan ke dalam hifa internal dan arbuskul. Di dalam arbuskul senyawa polifosfat dipecah menjadi posfat anorganik yang kemudian
commit to user
dilepaskan ke sel tanaman inang. Dengan adanya hifa ekternal ini penyerapan hara terutama fosfor menjadi besar dibanding dengan
tanaman yang tidak terinfeksi dengan mikoriza. Peningkatan serapan fosfor juga disebabkan oleh makin meluasnya daerah penyerapan, dan
kemampuan untuk mengeluarkan suatu enzim yang diserap oleh tanaman. Sebagi contoh dapat dilihat pengaruh mikoriza terhadap
pertumbuhan berbagai jenis tanaman dan juga kandungan fosfor tanaman Anas, 1997. Maka semakin banyak tanaman memperoleh
unsur P maka serapan P juga tinggi hal ini sesuai dengan analisis P jaringan yaitu untuk mengetahui serapan P dari tanah oleh tanaman.
Nilai rerata P jaringan terlihat sama pada semua perlakuan, hal ini disebabkan jumlah P pada masing-masing top soil sudah mencukupi
kebutuhan pada masa pertumbuhan.
2. Serapan P