dapat menyebabkan terdapatnya Pb dalam darah bagi yang terpapar secara terus menerus. Selain itu Pb yang ada di udara dapat berasal dari asap buangan industri
dan pembakaran batu bara Palar, 2008. 2.
Air Pb yang ada di udara yang berasal dari pembakaran batu bara, asap
kendaraan, dan asap buangan industri dapat langsung masuk ke badan air contohnya sungai. Selain itu badan air juga dapat terkontaminasi Pb yang
bersumber dari air limbah industri yang menggunakan Pb, air dari pertambangan biji timah hitam, dan buangan sisa industri baterai. Badan perairan yang
kemasukan senyawa atau ion Pb hingga konsentrasi yang melebihi batas dapat mengakibatkan kematian bagi biota perairan, bahkan konsentrasi Pb yang
mencapai 188 mgL dapat membunuh ikan-ikan. Minuman juga dapat ditemukan senyawa Pb bila air tersebut di simpan atau dialirkan melalui pipa yang
merupakan alloy dari logam Pb Palar, 2008. 3.
Makanan Kontaminasi Pb juga terjadi pada makanan olahan atau makanan kaleng.
Makanan yang telah diasamkan dapat melarutkan Pb dari wadah atau alat-alat pengolahannya. Beberapa studi terbatas juga menunjukkan bahwa terdapat
kandungan Pb pada beberapa tanaman yang di tanam di pinggir jalan padat kendaraan Palar, 2008.
2.7.4 Dampak Toksisitas Pencemaran Logam Berat Timbal Pb
Timbal Pb merupakan logam yang bersifat toksik terhadap manusia. Pb dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan dan minuman, udara,
Universitas Sumatera Utara
kulit, maupun parenteral. Timbal Pb tidak di butuhkan bagi tubuh manusia, oleh sebab itu apabila timbal Pb masuk kedalam lewat makanan atau minuman maka
tubuh akan mengeluarkannya bersamaan dengan urin dan feses. Orang dewasa mengabsorpsi Pb sebesar 5-15 dari keseluruhan Pb yang di cerna, sedangkan
anak-anak mengabsorpsi Pb lebih besar, yaitu 41,5 Widowati, 2008. Timbal Pb bersifat kumulatif mekanisme toksisitas timbal Pb
berdasarkan organ yang di pengaruhinya adalah: 1.
Sistem haemopoetik: dimana Timbal Pb menghambat sistem pembentukan haemoglobin Hb sehingga menyebabkan anemia.
2. Sistem saraf: dimana Timbal Pb dapat menimbulkan kerusakan otak dengan
gejala epilepsi, halusinasi, kerusakan otak besar, dan delirium. 3.
Sistem urinaria: dimana Timbal Pb dapat menyebabkan lesi tubulus proksimalis, loop of henle, serta menyebabkan aminosiduria.
4. Sistem gastro-intestinal: dimana Timbal Pb menyebabkan kolik dan
konstipasi. 5.
Sistem kardiovaskuler: dimana Timbal Pb dapat menyebabkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah.
6. Sistem reproduksi berpengaruh terutama terhadap gametotoksisitas atau janin
belum lahir menjadi peka terhadap Timbal Pb. Ibu hamil yang terkontaminasi
Timbal Pb
dapat mengalami
keguguran, tidak
berkembangnya sel otak embrio, kematian janin waktu lahir, serta hipospermia dan teratospermia pada pria.
Universitas Sumatera Utara
7. Sistem endokrin: dimana Timbal Pb mengakibatkan gangguan fungsi tiroid
dan fungsi adrenal. 8.
Bersifat karsinogenik dalam dosis tinggi Widowati, 2008. Paparan Timbal Pb secara kronis dapat mengakibatkan kelelahan,
kelesuan, gangguan iritabilitas, gangguan gastrointestinal, kehilangan libido, infertilitas pada laki-laki, gangguan menstruasi serta aborsi spontan pada wanita,
depresi, sakit kepala, sulit berkonsentrasi, daya ingat terganggu, dan sulit tidur Widowati, 2008.
Gejala dan tanda-tanda klinis akibat paparan Timbal Pb secara akut dapat menyebabkan beberapa gejala, antara lain:
1. Gangguan gastrointestinal, seperti kram perut, kolik, dan biasanya diawali
dengan sembelit, mual, muntah-muntah, dan sakit perut yang hebat. 2.
Gangguan neurologi berupa ensefalopati seperti sakit kepala, bingung atau pikiran kacau, sering pingsan, dan koma.
3. Gangguan fungsi ginjal, oliguria, dan gagal ginjal yang akut bisa berkembang
dengan cepat Widowati, 2008. Dampak dari timbal juga sudah di buktikan melalui hewan percobaan
berupa hewan vertebrata. Keracunan timbal ditandai dengan adanya cacat neorologis, disfungsi ginjal, dan anemia. Kerusakan sistem syaraf dan ginjal
biasanya terjadi akibat paparan timbal yang berlebih. Kerusakan sel-sel juga terjadi akibat dari terganggunya reabsorpsi glukosa, asam amino, dan posfat
Rand dan Sam .
2.7.5 Penanggulangan Toksisitas Logam Berat Timbal Pb